Desa Tri Eka Bhuana Bangun Rumah Arak
AMLAPURA, NusaBali
Desa Tri Eka Bhuana, Kecamatan Sidemen, Karangasem wujudkan pembangunan ‘Rumah Arak’ di atas lahan seluas 12 are.
Dengan keberadaan Rumah Arak yang dibangun dengan biaya hampir Rp 1 miliar ini, nantinya wisatawan yang berkunjung ke Desa Tri Eka Bhuana bisa menyaksikan langsung dari dekat proses pembuatan arak Bali secara tradisional.
Pembangunan Rumah Arak di Desa Tri Eka Bhuana ini dilakukan secara bertahap. Untuk pengerjaan awal Desember 2021 ini, merupakan pembangunan tahap I, dengan biaya Rp 330 juta. Pembangunan mengacu gambar desain dari Politeknik Negeri Bali, mitra kerjasama dalam proyek rumah arak ini.
Menurut Perbekel Tri Eka Bhuana, I Ketut Derka, pembangunan Ruymah Arak tahap I kini sedang dalam proses. Pembangunan tahap I meliputi bangunan induk, dapur, dan toilet. "Untuk bangunan induk, dapur, dan toilet, lebih banyak menggunakan bahan bambu, dengan atap sepenuhnya daria lang-alang,” jelas Ketut Derka kepada NusaBali di lokasi proyek Rumah Arak, Rabu (8/12).
Ketut Derka menyebutkan, setelah pembangunan tahap I nanti rampung, akan dilanjut dengan pembangunan tahap II tahun 2022 mendatang. Besaran biayanya pun sama dengan pembangunan tahap I, yang mencapai Rp 330 juta. Pembangunan tahap II ini meliputi pembangunan Bale Serba Guna, Mini Bar, dan Front Office.
Sedangkan untuk pembangunan tahap III, kata Ketut Derka, baru akan dilanjutkan tahun 2023. Bangunan tahap III tersebut meluputi Open Stage. Hanya saja, biayanya saat ini belum bisa dihitung. Namun, bila ditotal, biaya pembangunan Rumah Arak tahap I, tahap II, dan tahap III diperkirakan mendekati angka Rp 1 miliar.
Menurut Ketut Derka, Rumah Arak ini nantinya juga akan berfungsi sebagai Museum Arak, selain tempat proses membuat arak dari awal hingga jadi. “Nantinya akan ada tempat penyimpanan arak yang berkualitas,” tandas Ketut Derka.
Disebutkan, hampir di setiap rumah penduduk kawasan Desa Eka Tri Bhuana bisa ditemukan tempat menyuling tuak menjadi arak. Namun, dengan dibangun Rumah Arak ini, pihak Desa Eka Tri Bhuana ingin menjadikannya sebagai objek wisata. Wisatawan yang berkunjung ke desa yang dikenal sebagai sentra poroduksi Arak Bali ini bisa lebih leluasa menyaksikan penyulingan tuak menjadi arak.
Ketut Derka mengatakan, Rumah Arak yang sedang dalam proses pembangunan ini nantinya akan dilengkapi Mini Bar kapasitas 200 orang. Selain itu, ada Front Office dengan kapasitas besar dan bangunan pendukung lainnya.
Dalam proyek Rumah Arak ini, Desa Tri Eka Bhuana mengganteng pihak Politeknik Negeri Bali sebagai pendamping. Pihak Politeknik Negeri Bali pula yang membuatkan master plan, dengan gambar bangunan tradisional, sehingga nantinya mampu mempertahankan tradisi produksi Arak Bali.
Desain pembangunan Rumah Arak itu sendiri sudah dipresentasikan oleh Dosen Jurus-an Pariwisata Politeknik Negeri Bali, I Gusti Putu Fajar Pranadi, di hadapan Perbekel Tri Eka Bhuana, Ketut Derka, dan segenap warga masyarakat di Banjar Pungutan, 21 Desember 2020 lalu. Kala itu, I Gusti Putu Fajar Pranadi memaparkan bangunan Rumah Arak ini didesain beratap alang-alang atau bambu. Bahannya sebagian besar menggunakan bambu. “Tampak depan, samping, dan belakang sepenuhnya tradisional. Nanti ini menjadi objek wisata nuansa desa, sesuai kondisi alam sekitarnya,” terang Fajar Pranadi.
Fajar Pranadi menyebutkan, perencanaan pembangunan Rumah Arak ini dilakukan atas permintaan pihak Desa Tri Eka Bhuana. Setelah dikaji, pihak Desa Tri Eka Bhuana mendapat hibah pengembangan ‘Mitra Desa’ dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dalam pelaksanaannya di lapangan, pembangunan Rumah Arak ini bekerja sama dengan Politeknik Negeri Bali selaku pendamping.
Sedangkan Perbekel Tri Eka Bhuana, Ketut Derka, menjelaskan awalnya pemba-ngunan Rumah Arak ini direncanakan bisa dimulai tahun 2020 lalu. Namun, karena terjadi pandemi Covid-19, pembangunannya tertunda selama setahun dan baru bisa dimulai akhir 2021. Tujuan utama pembangunan Rumah Arak ini adalah untuk melestarikan proses pembuatan secara tradisional Arak Bali di Desa Eka Tri Bhuana.
Desa Tri Eka Bhuana sendiri merupakan salah satu kawasan sentra produksi arak tradisional di Bali. Data yang dihimpun NusaBali, di desa Tri Eka Bhuana terdapat 450 unit usaha kerajinan arak tradisinal. Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Sidemen, Karangasem terdapat total 763 unit usaha kerajinan arak tradisional, yang melibatkan 1.317 pekerja dengan produksi mencapai 80.115 liter per bulan. Jadi, sebagian besar dari produksi arak Bali wiloayah Kecamatan Sidemen berada di Desa Tri Eka Bhuana. *k16
Komentar