Kota Gianyar Galang, Desa Makin Gelap
Jarak titik LPJ di desa terlampu jauh, hingga banyak yang padam
GIANYAR, NusaBali
Perbedaan wajah kota dan wajah desa di bumi seni Gianyar makin mencolok. Terutama pada malam hari, wajah kota Gianyar saat ini galang ngabyar (terang berderang,Red). Sedangkan, banyak wajah desa muram karena lampu penerangan jalannya (LPJ) sering padam karena kurang perawatan.
Perbedaan wajah kota dan wajah desa di bumi seni Gianyar makin mencolok. Terutama pada malam hari, wajah kota Gianyar saat ini galang ngabyar (terang berderang,Red). Sedangkan, banyak wajah desa muram karena lampu penerangan jalannya (LPJ) sering padam karena kurang perawatan.
Galang ngabyar wajah kota itu karena Pemkab Gianyar telah memasang ratusan titik LPJ jenis penjor. Masyarakat menilai LPJ mewah ini terlalu mepet antara satu dengan yang lain. Kondisi ini berbanding terbalik dengan di pedesaan. Banyak ruas jalan desa makin gelap. Karena jarak titik LPJ di desa terlampu jauh, hingga banyak yang padam.
Salah seorang warga di Gianyar, I Wayan Sumita menyebut pemasangan LPJ penjor sudah sampai di Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh. "Jarak antar tiyang LPJ penjor terlalu berdekatan dengan intensitas cahaya tinggi. Sementara di pelosok desa, antar titik LPJ berjauhan, dengan intensitas cahaya rendah. Hal ini menimbulkan kesan jalan desa jadi gelap gulita," ungkapnya.
Untuk diketahui, LPJ penjor di Jalan Raya Kota Gianyar - Buruan, merupakan bagian dari proyek lanjutan dari LPJ sebelumnya. Proyek ini menelan anggaran sekitar Rp 11,8 miliar untuk 315 titik LPJ. Pemasangan LPJ ini meliputi Bitra - Semebaung – Buruan, Jalan Patih Jelantik - Gedung DPRD - Perempatan Puri Gianyar - Perempatan Beng. Perempatan BPD - Perempatan Denzipur- Balai Budaya - Abianbase.
Wayan Sumita pun mempertanyakan kajian pemasangan LPJ penjor yang mepet tersebuit. "Itu lampu intensitas cahayanya tinggi, kenapa tidak dipasang agak berjauhan, agar cakupan pemasangan LPJnya bisa lebih panjang," ujarnya.
Warga lainnya, I Nyoman Sutama meminta agar pemerintah memperbaiki LPJ di pelosok-pelosok desa. "Kami hanya berharap LPJ tidak timpang begini. Di kota terang benderang, di desa gelap gulita. Jika tidak bisa memasang lampu penjor di pelosok, kami cuma minta lampu yang layak, tidak redup apalagi sering mati," tambah warga lain, Nyoman Riadi, di Gianyar.
Riadi juga sangat menyayangkan ruas jalan Bypass Ida Bagus Mantra banyak yang gelap gulita sampai saat ini dan tidak ada solusi. "Beberapa kali pejabat di Gianyar bilang, LPJ di Bypass IB Mantra bukan kewenangan pemerintah di Gianyar. Namun setidaknya pejabat itu memberi solusi. Sebab kondisi gelap gulita itu berdampak terhadap keselamatan masyarakat," jelasnya.
Kepala Dinas Perhubungan Gianyar I Wayan Suamba mengatakan terkait LPJ padam, pihaknya tidak diam. Kata dia, hampir setiap hari ada perbaikan. Namun karena alat, armada dan tenaga yang terbatas, sehingga harus menunggu jadwal perbaikan. Suamba mengaku LPJ yang harus ditangani 25.000 titik. "Perbaikannya nunggu giliran atau jadwal perbaikan," ujarnya.
Terkait jarak pemasangan LPJ penjor yang mepet, Suamba dengan nada enteng menyebut, sudah sesuai kajian. Kata dia, pemasangan LPJ ini sesuai kebutuhan jangkauan sinar atau penerangan. ‘’LPJ yang berhadap-hadapan jaraknya antara 30 meter - 40 meter. Yang zig-zag, kisaran 15 meter - 20 meter. Kalau di perempatan, jaraknya kurang dari itu," beber mantan Kepala Disperindag Gianyar ini. *nvi
Komentar