Tewas Tenggelam karena Epilepsi Kumat Saat Mancing
Musibah Maut di Kolam Bekas Galian Pertokoan Grand Sudirman
DENPASAR, NusaBali
Seorang pedagang air keliling asal Lumajang, Jawa Timur, Abdul Hamit, 30, tewas tenggelam di kolam bekas galian Pertokoan Grand Sudirman Blok D, Jalan PB Sudirman Denpasar, Rabu (26/1) sore.
Korban Abdul Hamit diduga terperosok jatuh ke kolam sedalam 3 meter tersebut, karena penyakit epilepsi yang dideritanya sejak kecil mendadak kambuh saat mancing.
Informasi di lapangan, saat musibah maut terjadi di kolam yang berada di sebelah selatan Kampus Pusat Unud (masuk kawasan Banjar Manik Saga, Kelurahan Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan), Rabu sore sekitar pukul 16.00 Wita, korban Abdul Hamit sedang mancing di pinggir kolam. Namun, saat pedagang air keliling berusia 30 tahun ini jatuh ke dalam kolam, tidak ada seorang pun yang melihatnya. Korban Abdul Hamit diketahui tenggelam setelah istrinya, Jumanten, 50, melihat sandalnya di pinggir kolam, namun orangnya tidak ada.
Jumanten menceritakan, dia dan suaminya, korban Abdul Hamit, datang ke lokasi kolam maut tersebut dari tempat kosnya di Jalan Pulau Sebatik Nomor 14 B Denpasar---kawasan Kelurahan Dauh Puri Kelod, Kecamatan Denpasar Barat---dengan tujuan untuk mancing. Tiba di lokasi pukul 15.00 Wita, mereka bertemu dengan pemancing lainnya yang saat itu sudah lebih dulu beraktivitas.
Awalnya, Jumanten sempat ikut mancing. Berselang 30 menit kemudian, Jumanten pilih menunggu suaminya di tempat yang cukup jauh. Sambil menunggu suaminya mancing, perempuan berusia 50 tahun yang juga hobi memancing ini mencari buah lamtoro di sekitar lokasi.
Kemudian, sekitar pukul 16.00 Wita, Jumanten tidak lagi melihat suaminya di tepi kolam. “Lalu, saya tanya kepada pemancing lainnya yang saya tidak kenal. Mereka bilang tidak tahu keberadaan suami saya. Kemudian, saya melihat sandal suami saya ada di pinggir kolam, tapi orangnya tidak ada,” tutur Jumanten sambil menangis di lokasi TKP, Rabu kemarin.
Melihat sandal suaminya berada di tepi kolam, Jumanten langsung berpikiran kalau suaminya itu tenggelam karena penyakitnya kambuh. Masalahnya, Abdul Hamit selama ini menderita penyakit epilepsi dan pernah mengalami musibah serupa di tenpat yang sama karena penyakitnya kambuh.
Jumanten lalu minta bantuan kepada seorang warga untuk mengantarnya kembali ke tempat kosnya di Jalan Pulau Sebatik Nomor 14 B Denpasar, yang berjarak sekitar 2 kilometer arah barat dari lokasi TKP. Jumanten mengabarkan perihal musibah yang menimpa suaminya kepada para tetangga kos.
Saat itu pula, sejumlah tetangga kosnya berdatangan ke lokasi TKP di kolam bekas galian Pertokoan Grand Sudirman, untuk sama-sama mencari keberadaan korban Abdul Hamit. Sayangnya, setelah dicari beramai-ramai, korban tetap tidak ditemukan.
Peristiwa maut ini kemudian dilaporkan kepada BPBD Kota Denpasar. Sore sekitar pukul 17.00 Wita, 4 orang tim penyelam dari BPBD Denpasar tiba di lokasi TKP untuk melakukan penyelaman di kolam. Setelah 30 menit melakukan penyelaman, akhirnya korban Abdul Hamit berhasil ditemukan dalam konisi tewas tenggelam di dalam kolam pukul 17.30 Wita.
Setelah berhasil dievakuasi, jenazah korban Abdul Hamit dibawa ambu-lans BPBD Denpasar Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah untuk proses lebih lanjut. Sebelum dievakuasi ke RSUP Sanglah, jenazah korban sempat diperiksa di lokasi TKP. Dari hasil pemeriksaan di TKP, korban dinyatakan telah meninggal dunia. Tak ditemukan tanda-tanda bekes kekarasan di tubuh korban.
Saat dikonfirmasi NusaBali tadi malam, Kasi Humas Polresta Denpasar, Iptu Ketut Sukadi, mengatakan pihaknya belum mendapat laporan tentang peristiwa dagang air keliling tewas tenggelam saat mancing di kolam bekas galian Pertokoan Sudirman. "Saya belum dapat laporan. Mungkin anggota sedang buatkan laporan," kata Iptu Ketut Sukadi.
Sementara itu, istri korban, Jumanten, menceritakan beberapa bulan sebelumnya, korban Abdul Hamit juga pernah jatuh di kolam yang sama. Saat itu, korban juga jatuh ke kolam karena penyakit epilepsinya kambuh saat mancing.
Untungnya, kata Jumanten, saat itu korban Abdul Hamid ditolong oleh pemancing lainnya di lokasi, sehingga berhasil selamat dari maut. Meski sudah pernah jatuh di kolam tersebut, korban tidak kapok untuk datang lagi memancing di sana. "Saya bersama suami memang sering mancing di sini," cerita Jumanten, yang lebih tua 20 tahun dibanding suaminya. *pol
1
Komentar