Koster Perintahkan Mitigasi Covid-19 di Sekolah
Dinas Pendidikan Bali dan Satgas Gelar Tes PCR Acak di 50 SMA/SMK
7 siswa SMAN 1 Mendoyo terpapar Covid-19, pembelajaran tatap muka di tiga kelas dihentikan sementara
DENPASAR, NusaBali
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali akan melakukan tes PCR (polymerase chain reaction) secara acak di 50 sekolah SMA/SMK dan SLB kawasan Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan). Ini sebagai bagian mitigasi penularan Covid-19 di lingkungan sekolah. Mitigasi Covid-19 dengan tes PCR di sekolah ini atas perintah langsung Gubernur Bali, Wayan Koster.
Kadisdikpora Provinsi Bali, I Ketut Ngurah Boy Jayawibawa, mengatakan mitigasi Covid-19 di sekolah ini dilakukan untuk memastikan keamanan berlangsungnya pem-belajaran tatap muka (PTM) siswa SMA/SMK dan SLB, yang menjadi wilayah kewenangan Pemprov Bali. Menurut Ngurah Boy, ada 50 sekolah SMA/SMK dan SLB di bawah kewenangan Pemprov Bali akan menjadi sasaran tes PCR. Sedangkan secara keseluruhan, total ada 158 sekolah SMA/SMK dan SLB yang berada di bawah kendali Pemprov Bali.
"Kita diminta mitigasi Copvid-19 oleh Pak Gubernur. Jadi, tidak menunggu kasus positif Covid-19 muncul di sekolah-sekolah. Tetapi, kita jemput bola, melakukan tes PCR di 50 sekolah SMA/SMK dan SLB. Kalau sekolah SMP dan SD, itu kewenangan kabupaten/kota," ujar Ngurah Boy kepada NusaBali di Denpasar, Kamis (27/1).
Ngurah Boy menyebutkan, Disdikpora Provinsi Bali kini sedang koordinasi dengan pihak Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali untuk pelaksanaan mitigasi penularan virus Corona di sekolah-sekolah, dengan tes PCR tersebut. Rencananya, tes PCR secara acak di sekolah akan dilakukan paling lambat pekan depan. Untuk siap sekolah, tes PCR ini menyasar 100 orang siswa, guru, dan penjaga sekolah.
"Kita ambil tes PCR di 50 sekolah SMA/SMK dan SLB wilayah Sarbagita, dengan jumlah sasaran minimal 50 orang dan maksimal 100 orang. Ini akan dilakukan sece-patnya, paling lambat pekan depan," tegas birokrat asal Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.
Menurut Ngurah Boy, tes PCR untuk siswa dan guru di sekolah ini memang akan berisiko dihentikannya PTM, kalau ada siswa dan gurunya yang ditemukan positif Covid-19. "Ya, kalau ada yang positif Covid-19, sudah pasti kita akan hentikan sementara PTM di sekolah tersebut. Itu sudah risiko. Ketimbang kita lengah tidak antisipasi, mendingan mitigasi lebih awal, kita cegah lebih dini," papar Ngurah Boy.
Mantan Sekretaris Inspektorat Provinsi Bali mengatakan, pihaknya akan melakukan sosialisasi dulu kepada sekolah-sekolah terkait dengan upaya mitigasi penularan Covid-19 di lingkungan sekolah. Disebutkan, ada 158 sekolah SMA/SMK dan SLB yang berada di bawah kendali Pemprov Bali. Namun, akan diambil secara acak 50 sekolah untuk mitigasi Covid-19.
Sampai saat ini, kata Ngurah Boy, SMA/SMK dan SLB di bawah Pemprov Bali yang ketahuan ada kasus positif Covid-19 di lingkungan sekolahnya adalah SMA Negeri 1 Denpasar. Karenanya, PTM di SMA Negeri 1 Denpasar langsung dihentikan sementara, sejak 26 Januari 2022 lalu.
PTM di SMAN 1 Denpasar, lanjut Ngurah Boy, akan dibuka lagi setelah nanti ada rekomendasi dari Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali. "Buat sementara, anak-anak SMAN 1 Denpasar melakukan pembelajaran secara daring. Sedangkan untuk sekolah SMA/SMK dan SLB lainnya, tetap seperti biasa melaksanakan PTM," terang Ngurah Boy.
Di SMAN 1 Denpasar sendiri terungkap ada 15 siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19, Selasa (25/1) lalu, sehingga PTM terpaksa dihentikan keesokan harinya. Versi Ngurah Boy, awalnya pagi hari itu hanya 6 siswa Kelas X SMAN 1 Denpasar yang dilaporkan positif Covid-19.
Kemudian, setelah dicek bersama Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, sorenya bertambah lagi 9 siswa dari Kelas XII SMAN 1 Denpasar yang terpapar Covid-19. Mereka yang positif Covid-19 ini ditengarai terpapar saat beraktivitas di luar sekolah atau ada keluarganya yang terinfeksi di luar rumah.
Di masing-masing kelas yang ditemukan positif Covid-19, kata Ngurah Boy, berawal dari adanya testing di internal keluarga siswa. Setelah dilakukan tracing erat, akhirnya merembet ke sekolah. "Jadi, siswa ini kenanya di luar sekolah. Kalau di sekolah, kami sudah sejak awal terapkan protokol kesehatan yang ketat dalam pelaksanaan TPM terbatas ini. Jarak duduk antar siswa juga diatur, istirahat dan belajar pun terbatas. Kantin tidak boleh buka, jadi sangat ketat Prokesnya."
Di sisi lain, Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, I Made Rentin, membenarkan pihaknya akan melaksanakan tes PCR untuk siswa dan guru SMA/SMK dan SLB, sebagai upaya mitigasi. "Kami sudah ada target sasarannya ke beberapa sekolah. Kita akan bergerak mulai besok (hari ini, Red)," tandas Made Rentin saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Kamis kemarin.
Sementara itu, kasus Covid-19 juga muncul di SMAN 1 Mendoyo, Jembrana. Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 1 Mendoyo, Ngurah Sukadarmasada, mengatakan dari informasi hasil tracing dan testing yang sempat dilakukan di sekolahnya, ada 7 siswa terkonfirmasi positif Covid-19. Begitu menerima hasil itu, pihaknya pun telah mengikuti instruksi Satgas Covid-19 untuk mengisolasi 7 siswa tersebut dan menghentikan PTM untuk tiga kelas yang menggunakan satu gedung itu. Siswa dari tiga kelas tersebut kemudian melakukan pembelajaran secara daring, mulai Jumat (28/1) ini.
"Rencananya mulai besok (hari ini) atas saran dari provinsi, kita juga diminta kembali menerapkan pembelajaran daring untuk semua siswa. Kita diminta menerapkan daring untuk memastikan tidak ada lagi yang terkonfirmasi positif Covid-19 di lingkungan sekolah," ujar Ngurah Sukadarmasada saat dikonfirmasi NusaBali di Negara, Kamis kemarin.
Sedangkan Kadisdikpora Jembrana, Ni Nengah Wartini, mengatakan sudah dengar laporan ada beberapa siswa di sejumlah sekolah yang terkonfirmasi positif Covid-19. Menurut Wartini, munculnya kasus baru di lingkungan sekolah itu, terungkap setelah dilakukan perluasan tracing. Dari testing sebelumnya, ada siswa yang diketahui mengalami keluhan pilek dan batuk, dengan hasil terkonfirmasi positif Covid-19. *nat,ode
Kadisdikpora Provinsi Bali, I Ketut Ngurah Boy Jayawibawa, mengatakan mitigasi Covid-19 di sekolah ini dilakukan untuk memastikan keamanan berlangsungnya pem-belajaran tatap muka (PTM) siswa SMA/SMK dan SLB, yang menjadi wilayah kewenangan Pemprov Bali. Menurut Ngurah Boy, ada 50 sekolah SMA/SMK dan SLB di bawah kewenangan Pemprov Bali akan menjadi sasaran tes PCR. Sedangkan secara keseluruhan, total ada 158 sekolah SMA/SMK dan SLB yang berada di bawah kendali Pemprov Bali.
"Kita diminta mitigasi Copvid-19 oleh Pak Gubernur. Jadi, tidak menunggu kasus positif Covid-19 muncul di sekolah-sekolah. Tetapi, kita jemput bola, melakukan tes PCR di 50 sekolah SMA/SMK dan SLB. Kalau sekolah SMP dan SD, itu kewenangan kabupaten/kota," ujar Ngurah Boy kepada NusaBali di Denpasar, Kamis (27/1).
Ngurah Boy menyebutkan, Disdikpora Provinsi Bali kini sedang koordinasi dengan pihak Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali untuk pelaksanaan mitigasi penularan virus Corona di sekolah-sekolah, dengan tes PCR tersebut. Rencananya, tes PCR secara acak di sekolah akan dilakukan paling lambat pekan depan. Untuk siap sekolah, tes PCR ini menyasar 100 orang siswa, guru, dan penjaga sekolah.
"Kita ambil tes PCR di 50 sekolah SMA/SMK dan SLB wilayah Sarbagita, dengan jumlah sasaran minimal 50 orang dan maksimal 100 orang. Ini akan dilakukan sece-patnya, paling lambat pekan depan," tegas birokrat asal Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.
Menurut Ngurah Boy, tes PCR untuk siswa dan guru di sekolah ini memang akan berisiko dihentikannya PTM, kalau ada siswa dan gurunya yang ditemukan positif Covid-19. "Ya, kalau ada yang positif Covid-19, sudah pasti kita akan hentikan sementara PTM di sekolah tersebut. Itu sudah risiko. Ketimbang kita lengah tidak antisipasi, mendingan mitigasi lebih awal, kita cegah lebih dini," papar Ngurah Boy.
Mantan Sekretaris Inspektorat Provinsi Bali mengatakan, pihaknya akan melakukan sosialisasi dulu kepada sekolah-sekolah terkait dengan upaya mitigasi penularan Covid-19 di lingkungan sekolah. Disebutkan, ada 158 sekolah SMA/SMK dan SLB yang berada di bawah kendali Pemprov Bali. Namun, akan diambil secara acak 50 sekolah untuk mitigasi Covid-19.
Sampai saat ini, kata Ngurah Boy, SMA/SMK dan SLB di bawah Pemprov Bali yang ketahuan ada kasus positif Covid-19 di lingkungan sekolahnya adalah SMA Negeri 1 Denpasar. Karenanya, PTM di SMA Negeri 1 Denpasar langsung dihentikan sementara, sejak 26 Januari 2022 lalu.
PTM di SMAN 1 Denpasar, lanjut Ngurah Boy, akan dibuka lagi setelah nanti ada rekomendasi dari Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali. "Buat sementara, anak-anak SMAN 1 Denpasar melakukan pembelajaran secara daring. Sedangkan untuk sekolah SMA/SMK dan SLB lainnya, tetap seperti biasa melaksanakan PTM," terang Ngurah Boy.
Di SMAN 1 Denpasar sendiri terungkap ada 15 siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19, Selasa (25/1) lalu, sehingga PTM terpaksa dihentikan keesokan harinya. Versi Ngurah Boy, awalnya pagi hari itu hanya 6 siswa Kelas X SMAN 1 Denpasar yang dilaporkan positif Covid-19.
Kemudian, setelah dicek bersama Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, sorenya bertambah lagi 9 siswa dari Kelas XII SMAN 1 Denpasar yang terpapar Covid-19. Mereka yang positif Covid-19 ini ditengarai terpapar saat beraktivitas di luar sekolah atau ada keluarganya yang terinfeksi di luar rumah.
Di masing-masing kelas yang ditemukan positif Covid-19, kata Ngurah Boy, berawal dari adanya testing di internal keluarga siswa. Setelah dilakukan tracing erat, akhirnya merembet ke sekolah. "Jadi, siswa ini kenanya di luar sekolah. Kalau di sekolah, kami sudah sejak awal terapkan protokol kesehatan yang ketat dalam pelaksanaan TPM terbatas ini. Jarak duduk antar siswa juga diatur, istirahat dan belajar pun terbatas. Kantin tidak boleh buka, jadi sangat ketat Prokesnya."
Di sisi lain, Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, I Made Rentin, membenarkan pihaknya akan melaksanakan tes PCR untuk siswa dan guru SMA/SMK dan SLB, sebagai upaya mitigasi. "Kami sudah ada target sasarannya ke beberapa sekolah. Kita akan bergerak mulai besok (hari ini, Red)," tandas Made Rentin saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Kamis kemarin.
Sementara itu, kasus Covid-19 juga muncul di SMAN 1 Mendoyo, Jembrana. Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 1 Mendoyo, Ngurah Sukadarmasada, mengatakan dari informasi hasil tracing dan testing yang sempat dilakukan di sekolahnya, ada 7 siswa terkonfirmasi positif Covid-19. Begitu menerima hasil itu, pihaknya pun telah mengikuti instruksi Satgas Covid-19 untuk mengisolasi 7 siswa tersebut dan menghentikan PTM untuk tiga kelas yang menggunakan satu gedung itu. Siswa dari tiga kelas tersebut kemudian melakukan pembelajaran secara daring, mulai Jumat (28/1) ini.
"Rencananya mulai besok (hari ini) atas saran dari provinsi, kita juga diminta kembali menerapkan pembelajaran daring untuk semua siswa. Kita diminta menerapkan daring untuk memastikan tidak ada lagi yang terkonfirmasi positif Covid-19 di lingkungan sekolah," ujar Ngurah Sukadarmasada saat dikonfirmasi NusaBali di Negara, Kamis kemarin.
Sedangkan Kadisdikpora Jembrana, Ni Nengah Wartini, mengatakan sudah dengar laporan ada beberapa siswa di sejumlah sekolah yang terkonfirmasi positif Covid-19. Menurut Wartini, munculnya kasus baru di lingkungan sekolah itu, terungkap setelah dilakukan perluasan tracing. Dari testing sebelumnya, ada siswa yang diketahui mengalami keluhan pilek dan batuk, dengan hasil terkonfirmasi positif Covid-19. *nat,ode
Komentar