Cuaca Buruk, Bahan Baku Pindang Langka
DENPASAR, NusaBali
Cuaca buruk angin kencang disertai hujan yang terjadi sejak Februari berimbas terhadap produksi ikan pindang.
Produksi ikan asin menurun, karena pasokan bahan baku khususnya ikan tongkol seret. Hal itu disebabkan nelayan kesulitan melaut, sehingga tangkapan otomatis berkurang pula.
“Sekarang cari bahan baku pindang sampai Lombok (NTB). Pasokan ikan di sini minim,” ujar I Ketut Suda, Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Mina Mertaning Segara di Dusun Peselatan, Desa Laba Sari, Kecamatan Abang, Karangasem, Jumat (25/2).
Karena itulah harga bahan baku pindang yakni tongkol menanjak. Dari awalnya Rp 16.000 per kilogram, menjadi Rp 22.000 per kg.
Dituturkan Suda, produksi pindang berkurang cukup banyak. Jika dalam kondisi normal, dia memindang sampai 500 keranjang atau setara dengan 5.000 ekor ikan, kini berproduksi 300 keranjang atau 3.000 ekor ikan tongkol. “Produksi berkurang, namun pasar tetap terlayani,” ujar Suda. Pemasaran pindang produksi KUBE ‘Mina Mertaning Segara’ sebagian besar ke Buleleng, yakni ke Pasar Seririt. Selain itu Suda juga memasok ikan segar untuk pemindangan di Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung. “Kalau musim ramai permintaan ikan segar seperti tahun baru, kami sampai kewalahan memenuhi permintaan,” ungkap Suda.
Selain dari nelayan di Abang, Karangasem dan sekitarnya, pasokan ikan juga diperoleh dari nelayan Nusa Penida, Klungkung, bahkan kadang sampai mendatangkan dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. *k17
Komentar