Tak Habis Pikir Ada Orang Tak Sependapat
Resmikan Patung Kapten Dipta, Bupati Mahayastra Curhat
Kita melawan pemikiran-pemikiran yang belum sehaluan dengan kita. Jauh itu lebih berat.
GIANYAR, NusaBali
Bupati Gianyar Made Mahayastra mencurahkan isi hati (curhat) saat meresmikan Patung Kapten I Wayan Dipta di ujung barat Bypass Dharmagiri, Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Selasa (12/4) malam. Saat berpidato, Mahayastra berkeluh kesah karena sebegitu banyak pembangunan dilakukan dalam memajukan Gianyar, namun masih saja ada orang yang tidak sependapat dengannya.
Mantan Ketua DPRD Gianyar dua periode dan Wakil Bupati Gianyar mendampingi Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata, mengaku tak habis pikir. "Saya bersusah payah membangun Kabupaten Gianyar ini, membangun kota, menata desa-desa, menata jalan, membangun pasar. Banyak juga yang kurang sependapat," ujarnya di atas panggung.
Atas kondisi tersebut, politikus PDIP asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan tersebut merujuk pada ucapan bersejarah Bung Karno. Yakni, musuh kita saat ini adalah orang kita sendiri. "Bung Karno benar. Kita melawan orang kita sendiri. Kita melawan pemikiran-pemikiran yang belum sehaluan dengan kita. Jauh itu lebih berat. Dan saya rasakan," ungkapnya. Namun sebagai pejuang masa kini, Mahayastra menyatakan akan menghadapi itu semua dengan gagah berani dan atas dukungan rakyat Kabupaten Gianyar. Dia mengklaim, sampai tahun ke empat kepemimpinannya, di Gianyar sudah kelihatan ada kemajuan.
Untuk diketahui, Mahayastra meresmikan Taman Patung Kapten Dipta, selesai dibangun Desember 2021, bernilai sekitar Rp 4,4 miliar. Patung ini hasil garapan seniman patung Nyoman Sudarwa asal Desa Panarukan, Kecamatan Kerambitan, Tabanan. Peresmian patung pada 12 April 2022 karena bertepatan dengan hari gugurnya Kapten Dipta. Kata Mahayastra, pemilihan patung Kapten Dipta karena Dipta selaku koordinator pasukan yang ditugaskan di Gianyar berpangkat kapten untuk mengusir penjajah.
Ketua DPRD Gianyar Wayan Tagel Winarta memuji momen peresmian patung amat penting. “Karena di masa Covid-19, Gianyar mampu meresmikan patung pahlawan. Dengan diresmikan, maka harus dihargai perjuangan, untuk dikenang,” ujarnya. Dia berharapi supaya masyarakat mengingat perjuangan dan wajib diteladani.
Setelah berpidato, Mahayastra menyerahkan secara simbolis jatah 7 kios Pasar Rakyat Gianyar untuk Desa Adat Gianyar. Selain Desa Adat Gianyar, 1 jatah kios secara khusus juga diberikan kepada Banjar Adat Sampiang, Kelurahan Gianyar.
‘’Sejak dulu sebelum Pasar Umum Gianyar direvitalisasi, Desa Adat Gianyar sudah memiliki tujuh kios di pasar ini,” ujar Petajuh atau Wakil Bendesa Adat Gianyar Dewa Nyoman Gede Agung, Rabu (13/4). Meski telah menerima kunci kios, namun dia tidak tahu di lantai berapa desa adat memperoleh kios. “Kami akan rapat dulu di desa, akan dimanfaatkan untuk apa, harga sewa berapa, nanti dibicarakan dulu karena ini milik bersama,” jelasnya. Untuk biaya sewa kios, tentunya akan dipergunakan untuk keperluan di desa adat. Bendesa Adat Gianyar Dewa Made Suwardana menambahkan, penyerahan kios itu oleh Pemkab memang penting. ‘’Namun yang lebih penting mesti diawali dengan dialog,’’ ujarnya. *nvi
Mantan Ketua DPRD Gianyar dua periode dan Wakil Bupati Gianyar mendampingi Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata, mengaku tak habis pikir. "Saya bersusah payah membangun Kabupaten Gianyar ini, membangun kota, menata desa-desa, menata jalan, membangun pasar. Banyak juga yang kurang sependapat," ujarnya di atas panggung.
Atas kondisi tersebut, politikus PDIP asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan tersebut merujuk pada ucapan bersejarah Bung Karno. Yakni, musuh kita saat ini adalah orang kita sendiri. "Bung Karno benar. Kita melawan orang kita sendiri. Kita melawan pemikiran-pemikiran yang belum sehaluan dengan kita. Jauh itu lebih berat. Dan saya rasakan," ungkapnya. Namun sebagai pejuang masa kini, Mahayastra menyatakan akan menghadapi itu semua dengan gagah berani dan atas dukungan rakyat Kabupaten Gianyar. Dia mengklaim, sampai tahun ke empat kepemimpinannya, di Gianyar sudah kelihatan ada kemajuan.
Untuk diketahui, Mahayastra meresmikan Taman Patung Kapten Dipta, selesai dibangun Desember 2021, bernilai sekitar Rp 4,4 miliar. Patung ini hasil garapan seniman patung Nyoman Sudarwa asal Desa Panarukan, Kecamatan Kerambitan, Tabanan. Peresmian patung pada 12 April 2022 karena bertepatan dengan hari gugurnya Kapten Dipta. Kata Mahayastra, pemilihan patung Kapten Dipta karena Dipta selaku koordinator pasukan yang ditugaskan di Gianyar berpangkat kapten untuk mengusir penjajah.
Ketua DPRD Gianyar Wayan Tagel Winarta memuji momen peresmian patung amat penting. “Karena di masa Covid-19, Gianyar mampu meresmikan patung pahlawan. Dengan diresmikan, maka harus dihargai perjuangan, untuk dikenang,” ujarnya. Dia berharapi supaya masyarakat mengingat perjuangan dan wajib diteladani.
Setelah berpidato, Mahayastra menyerahkan secara simbolis jatah 7 kios Pasar Rakyat Gianyar untuk Desa Adat Gianyar. Selain Desa Adat Gianyar, 1 jatah kios secara khusus juga diberikan kepada Banjar Adat Sampiang, Kelurahan Gianyar.
‘’Sejak dulu sebelum Pasar Umum Gianyar direvitalisasi, Desa Adat Gianyar sudah memiliki tujuh kios di pasar ini,” ujar Petajuh atau Wakil Bendesa Adat Gianyar Dewa Nyoman Gede Agung, Rabu (13/4). Meski telah menerima kunci kios, namun dia tidak tahu di lantai berapa desa adat memperoleh kios. “Kami akan rapat dulu di desa, akan dimanfaatkan untuk apa, harga sewa berapa, nanti dibicarakan dulu karena ini milik bersama,” jelasnya. Untuk biaya sewa kios, tentunya akan dipergunakan untuk keperluan di desa adat. Bendesa Adat Gianyar Dewa Made Suwardana menambahkan, penyerahan kios itu oleh Pemkab memang penting. ‘’Namun yang lebih penting mesti diawali dengan dialog,’’ ujarnya. *nvi
Komentar