Upsus Padi Bali Ditarget 170.000 Hektare
Jika tahun lalu Bali berhasil mencapai luas tanam padi hingga 156 ribu hektare, maka tahun 2017 ditarget bisa 170 ribu hektare.
DENPASAR, NusaBali
Pemerintah pusat menargetkan luas tanam yang harus dicapai Bali sepanjang 2017 terkait program upaya khusus (Upsus) swasembada padi seluas 170.000 hektare. "Menurut saya, boleh saja target besar, tetapi akan kami laksanakan sesuai dengan potensi dan kemampuan. Yang penting kita sudah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, kita sudah bersyukur," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana, Senin (13/3).
Tahun lalu, Bali berhasil mencapai luas tanam padi hingga 156 ribu hektare. Seolah tak puas dengan hasil tersebut, tahun ini pemerintah pusat kembali meningkatkan target Upsus padi menjadi 170 ribu hektare.
Wisnuardhana berpandangan salah satu kendala dalam pencapaian target tersebut karena karakteristik pertanian di Bali sangatlah unik. Antar kelompok subak memiliki peraturan masing-masing, sehingga tidak bisa diharuskan menanam padi secara serentak sesuai dengan jadwal.
"Sejumlah subak juga masih fanatik dengan kearifan lokal, sehingga hanya bersedia menanam padi pada waktu-waktu (hari baik) yang telah ditentukan," ujar Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali tersebut.
Permasalahan yang dihadapi tidak hanya itu, lanjut dia, setiap tahun terjadi alih fungsi lahan di Bali yang juga mencapai ratusan hektare, sehingga luas tanam dikhawatirkan makin terkikis.
Untuk menggugah sekaligus memotivasi petani agar tidak khawatir menanam padi, Wisnuardhana menyampaikan jajarannya bekerja sama dengan PT Jasindo dalam asuransi untuk petani, yakni memberikan layanan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
Pada 2016, sebanyak 21 ribu hektare padi sudah diasuransikan, tahun ini luasnya akan ditingkatkan menjadi 29 ribu hektare untuk musim tanam Oktober-Maret, dan April-September. Sesuai ketentuan, sebanyak 120 hektare padi yang mengalami gagal panen tahun lalu juga sudah diberikan klaimnya.
"Tahun lalu, gagal panen sesuai informasi dari PT Jasindo mencapai 120 hektare, saya pakai acuan itu. Kalau bayar klaim berarti di sana ada gagal panen," kata Wisnuardhana.
Pihaknya berharap, makin banyak petani yang memanfaatkan asuransi ini karena pemerintah pusat masih menmberikan subsidi premi asuransi hingga 80 persen. "Skema Asuransi Usaha Tani Padi biayanya cuma Rp36.000 perhektare karena 80 persen premi disubsidi pemerintah," ucapnya. *ant
Pemerintah pusat menargetkan luas tanam yang harus dicapai Bali sepanjang 2017 terkait program upaya khusus (Upsus) swasembada padi seluas 170.000 hektare. "Menurut saya, boleh saja target besar, tetapi akan kami laksanakan sesuai dengan potensi dan kemampuan. Yang penting kita sudah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, kita sudah bersyukur," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana, Senin (13/3).
Tahun lalu, Bali berhasil mencapai luas tanam padi hingga 156 ribu hektare. Seolah tak puas dengan hasil tersebut, tahun ini pemerintah pusat kembali meningkatkan target Upsus padi menjadi 170 ribu hektare.
Wisnuardhana berpandangan salah satu kendala dalam pencapaian target tersebut karena karakteristik pertanian di Bali sangatlah unik. Antar kelompok subak memiliki peraturan masing-masing, sehingga tidak bisa diharuskan menanam padi secara serentak sesuai dengan jadwal.
"Sejumlah subak juga masih fanatik dengan kearifan lokal, sehingga hanya bersedia menanam padi pada waktu-waktu (hari baik) yang telah ditentukan," ujar Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali tersebut.
Permasalahan yang dihadapi tidak hanya itu, lanjut dia, setiap tahun terjadi alih fungsi lahan di Bali yang juga mencapai ratusan hektare, sehingga luas tanam dikhawatirkan makin terkikis.
Untuk menggugah sekaligus memotivasi petani agar tidak khawatir menanam padi, Wisnuardhana menyampaikan jajarannya bekerja sama dengan PT Jasindo dalam asuransi untuk petani, yakni memberikan layanan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
Pada 2016, sebanyak 21 ribu hektare padi sudah diasuransikan, tahun ini luasnya akan ditingkatkan menjadi 29 ribu hektare untuk musim tanam Oktober-Maret, dan April-September. Sesuai ketentuan, sebanyak 120 hektare padi yang mengalami gagal panen tahun lalu juga sudah diberikan klaimnya.
"Tahun lalu, gagal panen sesuai informasi dari PT Jasindo mencapai 120 hektare, saya pakai acuan itu. Kalau bayar klaim berarti di sana ada gagal panen," kata Wisnuardhana.
Pihaknya berharap, makin banyak petani yang memanfaatkan asuransi ini karena pemerintah pusat masih menmberikan subsidi premi asuransi hingga 80 persen. "Skema Asuransi Usaha Tani Padi biayanya cuma Rp36.000 perhektare karena 80 persen premi disubsidi pemerintah," ucapnya. *ant
Komentar