Komisi III Soroti Kinerja Perumda Pasar Mangu Giri Sedana
531 Kios Belum Ada Penyewa
MANGUPURA, NusaBali
Kinerja Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Mangu Giri Sedana (MGS) jadi sorotan Komisi III DPRD Badung.
Sebab ada ratusan kios di bawah pengelolaan perusahaan plat merah tersebut yang masih kosong. Dewan pun meminta jajaran direksi lebih bekerja keras dalam memajukan perusahaan.
Ketua Komisi III DPRD Badung I Wayan Sandra, mengatakan sejauh ini masih ada 531 kios yang dikelola Perumda Pasar Mangu Giri Sedana yang kosong. Sandra mendorong perusahaan, dalam hal ini jajaran direksi untuk lebih produktif lagi dalam memajukan perusahaan plat merah tersebut. “Perkembangan ekonomi ke depan di Badung sudah mulai kembali menggeliat. Bagaimana agar 531 kios itu semuanya bisa laku dengan teknik pemasarannya,” kata Sandra saat memimpin kunjungan kerja Komisi III DPRD Badung ke kantor Perumda Pasar Mangu Giri Sedana, belum lama ini.
Didampingi anggota Komisi Nyoman Satria, Made Yudana dan Putu Alit Yandinata, Sandra mengaku jajarannya akan terus melakukan pengawasan terhadap Perumda Mangu Giri Sedana sampai kinerjanya baik, sehingga pendapatan yang ditargetkan tercapai. Bahkan akunya monitoring akan dilakukan setiap dua bulan sekali.
“Mana pasar yang untung, mana yang rugi. Minimarket saja bisa untung banyak masak kita yang di rumah sendiri tidak bisa? Padahal tempat juga tidak ngontrak. Apalagi pasar juga sebagai peningkatan ekonomi pedesaan,” kata politisi asal Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara ini.
Sementara itu anggota Komisi III DPRD Badung Nyoman Satria, meminta Perumda Mangu Giri Sedana menerapkan sistem digitalisasi, sehingga kinerja yang dilakukan pegawai akan terlihat jelas. Termasuk sistem pelaporannya pun akan jelas. Politisi asal Desa/Kecamatan Mengwi itu meminta digitalisasi jangan hanya jadi wacana saja. “Jangan ngomong digital saja, kita perlu fakta. Rancang anggaran untuk pembuatan aplikasi online atau secara elektronik. Semua bisa dicek melalui aplikasi. Untung berapa, rugi berapa, termasuk absensi juga bisa cukup di HP saja,” tegasnya.
Anggota lainnya, Putu Alit Yandinata juga setuju bahwa aplikasi digital sangat diperlukan. Pihaknya meminta Perumda Pasar Mangu Giri Sedana segera melakukan penataan fundamental, yakni penyelarasan pegawai di tengah kondisi globalisasi.
Sementara, Direktur Utama (Dirut) I Made Sukantra, mengatakan terkait aplikasi digital yang disarankan dewan, pihaknya mengaku sedang merancang dan sudah bekerja sama dengan tim IT. “Itu sedang kita rancang. Misal dalam pemungutan iuran ke pedagang kami sudah bekerja sama dengan BPD, nanti kita perluas di 2022. Namun, kalo digitalisasi kita baru buat beberapa bagian-bagian saja, tidak menyeluruh,” katanya.
Mengenai komitmen di direksi terkait penyewaan kios dan los, Sukantra mengaku sudah melakukan langkah-langkah. “Promosi-promosi juga sudah berusaha kita lakukan. Tetapi situasi yang tidak mendukung jadi seperti itulah yang terjadi,” katanya. *ind
Ketua Komisi III DPRD Badung I Wayan Sandra, mengatakan sejauh ini masih ada 531 kios yang dikelola Perumda Pasar Mangu Giri Sedana yang kosong. Sandra mendorong perusahaan, dalam hal ini jajaran direksi untuk lebih produktif lagi dalam memajukan perusahaan plat merah tersebut. “Perkembangan ekonomi ke depan di Badung sudah mulai kembali menggeliat. Bagaimana agar 531 kios itu semuanya bisa laku dengan teknik pemasarannya,” kata Sandra saat memimpin kunjungan kerja Komisi III DPRD Badung ke kantor Perumda Pasar Mangu Giri Sedana, belum lama ini.
Didampingi anggota Komisi Nyoman Satria, Made Yudana dan Putu Alit Yandinata, Sandra mengaku jajarannya akan terus melakukan pengawasan terhadap Perumda Mangu Giri Sedana sampai kinerjanya baik, sehingga pendapatan yang ditargetkan tercapai. Bahkan akunya monitoring akan dilakukan setiap dua bulan sekali.
“Mana pasar yang untung, mana yang rugi. Minimarket saja bisa untung banyak masak kita yang di rumah sendiri tidak bisa? Padahal tempat juga tidak ngontrak. Apalagi pasar juga sebagai peningkatan ekonomi pedesaan,” kata politisi asal Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara ini.
Sementara itu anggota Komisi III DPRD Badung Nyoman Satria, meminta Perumda Mangu Giri Sedana menerapkan sistem digitalisasi, sehingga kinerja yang dilakukan pegawai akan terlihat jelas. Termasuk sistem pelaporannya pun akan jelas. Politisi asal Desa/Kecamatan Mengwi itu meminta digitalisasi jangan hanya jadi wacana saja. “Jangan ngomong digital saja, kita perlu fakta. Rancang anggaran untuk pembuatan aplikasi online atau secara elektronik. Semua bisa dicek melalui aplikasi. Untung berapa, rugi berapa, termasuk absensi juga bisa cukup di HP saja,” tegasnya.
Anggota lainnya, Putu Alit Yandinata juga setuju bahwa aplikasi digital sangat diperlukan. Pihaknya meminta Perumda Pasar Mangu Giri Sedana segera melakukan penataan fundamental, yakni penyelarasan pegawai di tengah kondisi globalisasi.
Sementara, Direktur Utama (Dirut) I Made Sukantra, mengatakan terkait aplikasi digital yang disarankan dewan, pihaknya mengaku sedang merancang dan sudah bekerja sama dengan tim IT. “Itu sedang kita rancang. Misal dalam pemungutan iuran ke pedagang kami sudah bekerja sama dengan BPD, nanti kita perluas di 2022. Namun, kalo digitalisasi kita baru buat beberapa bagian-bagian saja, tidak menyeluruh,” katanya.
Mengenai komitmen di direksi terkait penyewaan kios dan los, Sukantra mengaku sudah melakukan langkah-langkah. “Promosi-promosi juga sudah berusaha kita lakukan. Tetapi situasi yang tidak mendukung jadi seperti itulah yang terjadi,” katanya. *ind
1
Komentar