SMAN/SMK Bali Mandara Sepi Pendaftar
Dari kuota 180 siswa, hanya ada 78 pendaftar di SMAN Bali Mandara. Bahkan di SMKN Bali Mandara hanya ada 30 pendaftar dari kuota 216 siswa baru. Atau baru terpenuhi 13,88 persen.
SINGARAJA, NusaBali
Jumlah pelamar SMAN/SMKN Bali Mandara pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2022/2023 sepi pendaftar. Hingga waktu pendaftaran terakhir Sabtu (25/6) lalu, jumlah pendaftar di dua sekolah yang sedang bertransisi dari sekolah berasrama (boarding school) menjadi sekolah reguler masih di bawah 50 persen. Bahkan jumlah pelamar di SMKN Bali Mandara baru terisi 13,88 persen dari kuota yang disediakan.
Pada tahun ajaran 2022/2023, Pemerintah Provinsi Bali memutuskan untuk mengubah sistem penerimaan siswa di SMAN/SMKN Bali Mandara. Sekolah yang dulu didirikan Pemprov Bali untuk masyarakat miskin menggunakan sistem asrama penuh diganti menjadi sekolah reguler. Perubahan kebijakan itu kemudian membuat SMAN/SMKN Bali Mandara membuka sistem PPDB melalui 5 jalur meliputi jalur zonasi, afirmasi, perpindahan orangtua, mandiri dan nilai rapor.
Data sementara jumlah pendaftar PPDB di SMAN Bali Mandara bergerak di angka 78 orang siswa atau 48,75 persen dari kuota. Padahal di tahun ajaran ini SMAN Bali Mandara menyiapkan kuota 180 orang peserta didik baru. Plt Kasek SMAN Bali Mandara I Wayan Suarsina dihubungi via telepon mengatakan jumlah pendaftar calon siswa baru memang masih jauh dari harapan. Meskipun demikian Suarsina menjelaskan masih ada kemungkinan penambahan calon siswa yang akan diterima.
“Jumlah pendaftar belum pasti tunggu pengumuman dulu, setelah tanggal 4 (Juli) baru tahu berapa jumlah pastinya. Kemungkinan masih bisa bertambah, kalau ada lulusan SMP yang tercecer dan kami di sekolah diizinkan menerima oleh Provinsi,” ucap Suarsina yang juga Kepala SMAN 1 Kubutambahan ini.
Menurutnya sepinya pendaftar di SMAN Bali Mandara disebabkan oleh banyak kemungkinan. Salah satunya ada stigma sekolah masih memakai sistem berasrama sehingga penerapan kedisiplinan sangat ketat.
“Ada kemungkinan juga masyarakat belum tahu. Tapi kalau bilang belum tahu sudah banyak kiat share info soal PPDB. Faktor lain ada informasi bahwa SMAN Bali Mandara dibandingkan dengan Taruna Mandara sehingga bayarnya mahal,” kata Suarsina.
Sedangkan kondisi lebih parah dialami SMKN Bali Mandara. Sekolah yang dibangun bersebelahan dengan SMAN Bali Mandara hingga batas waktu pendaftaran terakhir, hanya mendapatkan 30 orang siswa. Jumlah pendaftar calon siswa itu baru memenuhi 13,88 persen dari kuota yang disediakan sebanyak 216 orang siswa.
Sebanyak 14 orang siswa masing-masing melamar pada jurusan Teknik Komputer Jaringan dan Telekomunikasi (TKJK) dan Jurusan Teknik Otomotif (TO), dan 2 orang lagi mendaftar pada jurusan Desain Permodelan dan Informasi Bangunan (DPIB).
Wakasek Kesiswaan SMKN Bali Mandara Gede Dedi Andika dikonfirmasi terpisah melalui telepon mengatakan, sekolah belum bisa diprediksi dengan jelas penyebab minimnya pelamar. Namun perubahan sistem PPDB dari asrama ke sistem reguler secara mendadak menyebabkan informasi yang didapatkan masyarakat belum sempurna.
“Masyarakat ada yang masih beranggapan sekolah masih memakai sistem lama. Tetapi kondisi ini sudah dilaporkan bapak Kepala ke Dinas Pendidikan Provinsi Bali. Kami masih menunggu arahan lebih lanjut,” kata Dedi Andika.
Sementara itu SMAN/SMKN Bali Mandara setelah diputuskan menjadi sekolah reguler, berpeluang menerima calon siswa dari tiga kecamatan yakni Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Tejakula dan Kecamatan Sawan. Secara zonasi di Kecamatan Kubutambahan saja, terdapat 5 SMP Negeri dan 3 SMP Satap dengan jumlah lulusan 1.004 orang siswa. Sedangkan di Kecamatan Kubutambahan sendiri selain SMAN/SMKN Bali Mandara hanya ada 3 SMAN/SMKN Negeri dan 1 SMA swasta. *k23
Jumlah pelamar SMAN/SMKN Bali Mandara pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2022/2023 sepi pendaftar. Hingga waktu pendaftaran terakhir Sabtu (25/6) lalu, jumlah pendaftar di dua sekolah yang sedang bertransisi dari sekolah berasrama (boarding school) menjadi sekolah reguler masih di bawah 50 persen. Bahkan jumlah pelamar di SMKN Bali Mandara baru terisi 13,88 persen dari kuota yang disediakan.
Pada tahun ajaran 2022/2023, Pemerintah Provinsi Bali memutuskan untuk mengubah sistem penerimaan siswa di SMAN/SMKN Bali Mandara. Sekolah yang dulu didirikan Pemprov Bali untuk masyarakat miskin menggunakan sistem asrama penuh diganti menjadi sekolah reguler. Perubahan kebijakan itu kemudian membuat SMAN/SMKN Bali Mandara membuka sistem PPDB melalui 5 jalur meliputi jalur zonasi, afirmasi, perpindahan orangtua, mandiri dan nilai rapor.
Data sementara jumlah pendaftar PPDB di SMAN Bali Mandara bergerak di angka 78 orang siswa atau 48,75 persen dari kuota. Padahal di tahun ajaran ini SMAN Bali Mandara menyiapkan kuota 180 orang peserta didik baru. Plt Kasek SMAN Bali Mandara I Wayan Suarsina dihubungi via telepon mengatakan jumlah pendaftar calon siswa baru memang masih jauh dari harapan. Meskipun demikian Suarsina menjelaskan masih ada kemungkinan penambahan calon siswa yang akan diterima.
“Jumlah pendaftar belum pasti tunggu pengumuman dulu, setelah tanggal 4 (Juli) baru tahu berapa jumlah pastinya. Kemungkinan masih bisa bertambah, kalau ada lulusan SMP yang tercecer dan kami di sekolah diizinkan menerima oleh Provinsi,” ucap Suarsina yang juga Kepala SMAN 1 Kubutambahan ini.
Menurutnya sepinya pendaftar di SMAN Bali Mandara disebabkan oleh banyak kemungkinan. Salah satunya ada stigma sekolah masih memakai sistem berasrama sehingga penerapan kedisiplinan sangat ketat.
“Ada kemungkinan juga masyarakat belum tahu. Tapi kalau bilang belum tahu sudah banyak kiat share info soal PPDB. Faktor lain ada informasi bahwa SMAN Bali Mandara dibandingkan dengan Taruna Mandara sehingga bayarnya mahal,” kata Suarsina.
Sedangkan kondisi lebih parah dialami SMKN Bali Mandara. Sekolah yang dibangun bersebelahan dengan SMAN Bali Mandara hingga batas waktu pendaftaran terakhir, hanya mendapatkan 30 orang siswa. Jumlah pendaftar calon siswa itu baru memenuhi 13,88 persen dari kuota yang disediakan sebanyak 216 orang siswa.
Sebanyak 14 orang siswa masing-masing melamar pada jurusan Teknik Komputer Jaringan dan Telekomunikasi (TKJK) dan Jurusan Teknik Otomotif (TO), dan 2 orang lagi mendaftar pada jurusan Desain Permodelan dan Informasi Bangunan (DPIB).
Wakasek Kesiswaan SMKN Bali Mandara Gede Dedi Andika dikonfirmasi terpisah melalui telepon mengatakan, sekolah belum bisa diprediksi dengan jelas penyebab minimnya pelamar. Namun perubahan sistem PPDB dari asrama ke sistem reguler secara mendadak menyebabkan informasi yang didapatkan masyarakat belum sempurna.
“Masyarakat ada yang masih beranggapan sekolah masih memakai sistem lama. Tetapi kondisi ini sudah dilaporkan bapak Kepala ke Dinas Pendidikan Provinsi Bali. Kami masih menunggu arahan lebih lanjut,” kata Dedi Andika.
Sementara itu SMAN/SMKN Bali Mandara setelah diputuskan menjadi sekolah reguler, berpeluang menerima calon siswa dari tiga kecamatan yakni Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Tejakula dan Kecamatan Sawan. Secara zonasi di Kecamatan Kubutambahan saja, terdapat 5 SMP Negeri dan 3 SMP Satap dengan jumlah lulusan 1.004 orang siswa. Sedangkan di Kecamatan Kubutambahan sendiri selain SMAN/SMKN Bali Mandara hanya ada 3 SMAN/SMKN Negeri dan 1 SMA swasta. *k23
Komentar