Jalan Benyah Latig di Jembatan Batuagung Diperbaiki Swadaya
NEGARA, NusaBali
Sejumlah warga mengeluhkan kerusakan jalan kabupaten di sepanjang Jalan Nusa Ceningan, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, Jembrana.
Karena tak kunjung diperbaiki, maka perangkat desa setempat berswadaya memperbaiki jalan yang benyah latig (rusak berat, red).
Perbaikan secara swadaya jalan di jembatan perbatasan Banjar Anyar-Banjar Taman pada umat (1/7) pagi, juga melibatkan sejumlah masyarakat sekitar. Perbaikan jalan itu menggunakan campuran pasir dan semen. Lantaran hampir seluruh permukaan aspal kondisinya sudah hancur lebur, diputuskan langsung melakukan pemelesteran pada seluruh badan jalan di atas jembatan tersebut.
Perbekel Batuagung I Nyoman Sudarma, mengatakan, perbaikan jalan di jembatan itu, dilakukan secara swadaya. Untuk pengerjaannya, dilakukan secara gotong royong. Pihaknya berinisiatif menggelar gotong-royong perbaikan jalan di jembatan itu, agar tidak membahayakan pengguna jalan. Terlebih lalu lintas di jalan itu cukup padat.
"Kita lakukan upaya penanganan awal karena lubang sudah cukup besar dan membahayakan. Sementara kita baru mampu perbaiki yang di jembatan dan menambal berapa lubang. Kami berharap nantinya ada perbaikan jalan secara keseluruhan. Karena kondisinya juga memprihatinkan," kata Sudarma.
Selain tepat di atas jembatan tersebut, di sepanjang Jalan Nusa Ceningan yang menjadi akses menuju tiga banjar (Banjar Petanahan, Masean, dan Pancaseming) desa setempat, juga rusak. Banyak lubang bertebaran di sepanjang jalan yang juga menjadi akses menuju objek wisata Puncak JR di Banjar Panceseming tersebut.
Di samping kerusakan jalan, kondisi jembatan perbatasan Banjar Anyar-Banjar Taman yang termasuk salah satu jembatan tua di Jembrana ini, sudah melengkung dan rentan ambruk. Sebenarnya pada tahun 2020, sudah sempat ada rencana mengganti jembatan yang sempat dijadikan jalur darurat saat Jembatan Tukadaya di Jalan Nasional Denpasar-Gilimanuk putus tahun 2016 lalu ini.
Namun karena pandemi Covid-19, rencana penggantian jembatan tua yang sempat dialokasi melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali tahun 2020 lalu itu ditangguhkan. Sementara pada tahun 2021 lalu, hanya sempat dilakukan perbaikan dan pengecatan payal jembatan. Sedangkan untuk jalan di jembatan yang sebelumnya juga sudah dalam kondisi hancur ini, tidak diperbaiki.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Jembrana I Wayan Sudiarta, saat dikonfirmasi Jumat kemarin, mengatakan, kerusakan jalan di Jalan Nusa Ceningan, Batuagung, termasuk salah satu jalan yang rusak parah. Sebelumnya, dari dinas sempat berusaha mengajukan perbaikan ruas jalan itu melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) ke Pemerintah Pusat tahun 2021.
Namun, sambung Sudiarta, perbaikan jalan di Batuagung itu, tidak terakomodir pada DAK tahun 2022 ini. Sementara dari informasi di Pusat, dipastikan tidak ada lokasi DAK untuk Bali pada tahun 2023. "Tahun 2023, Bali tidak masuk prioritas menerima DAK. Sedangkan BKK (Bantuan Keuangan Khusus) di Provinsi juga tidak ada untuk jalan. Jadi harapan kita satu-satunya hanya di APBD," ujar Sudiarta.
Selain kerusakan jalan, Sudiarta mengakui, jembatan perbatasan Banjar Anyar-Banjar Taman itu termasuk salah satu jembatan di Jembrana yang sudah layak diganti. Jembatan yang dibangun sekitar tahun 1990 itu, sebelumnya hanya dibangun dengan kontruksi lama. Di mana untuk jembatan yang arus lalu lintasnya tergolong sangat padat itu, hanya mengandalkan landas besi tanpa ada tiang penyangga. Begitu juga lebar badan jembatannya sangat sempit sehingga rawan menyebabkan kecelakaan.
"Jembatan itu sudah layak diganti. Saya sendiri juga sudah sempat ngecek ke bawah, dan bergetar setiap ada truk lewat. Memang mungkin bisa dipakai 5 tahun ke depan. Tetapi kita tidak harapkan sampai ambruk baru diperbaiki. Makanya karena tidak ada DAK, kita akan usahakan lewat APBD. Mudah-mudahan saja nanti bisa masuk di APBD Perubahan atau nanti di APBD 2023," ucap Sudiarta. *ode
Perbaikan secara swadaya jalan di jembatan perbatasan Banjar Anyar-Banjar Taman pada umat (1/7) pagi, juga melibatkan sejumlah masyarakat sekitar. Perbaikan jalan itu menggunakan campuran pasir dan semen. Lantaran hampir seluruh permukaan aspal kondisinya sudah hancur lebur, diputuskan langsung melakukan pemelesteran pada seluruh badan jalan di atas jembatan tersebut.
Perbekel Batuagung I Nyoman Sudarma, mengatakan, perbaikan jalan di jembatan itu, dilakukan secara swadaya. Untuk pengerjaannya, dilakukan secara gotong royong. Pihaknya berinisiatif menggelar gotong-royong perbaikan jalan di jembatan itu, agar tidak membahayakan pengguna jalan. Terlebih lalu lintas di jalan itu cukup padat.
"Kita lakukan upaya penanganan awal karena lubang sudah cukup besar dan membahayakan. Sementara kita baru mampu perbaiki yang di jembatan dan menambal berapa lubang. Kami berharap nantinya ada perbaikan jalan secara keseluruhan. Karena kondisinya juga memprihatinkan," kata Sudarma.
Selain tepat di atas jembatan tersebut, di sepanjang Jalan Nusa Ceningan yang menjadi akses menuju tiga banjar (Banjar Petanahan, Masean, dan Pancaseming) desa setempat, juga rusak. Banyak lubang bertebaran di sepanjang jalan yang juga menjadi akses menuju objek wisata Puncak JR di Banjar Panceseming tersebut.
Di samping kerusakan jalan, kondisi jembatan perbatasan Banjar Anyar-Banjar Taman yang termasuk salah satu jembatan tua di Jembrana ini, sudah melengkung dan rentan ambruk. Sebenarnya pada tahun 2020, sudah sempat ada rencana mengganti jembatan yang sempat dijadikan jalur darurat saat Jembatan Tukadaya di Jalan Nasional Denpasar-Gilimanuk putus tahun 2016 lalu ini.
Namun karena pandemi Covid-19, rencana penggantian jembatan tua yang sempat dialokasi melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali tahun 2020 lalu itu ditangguhkan. Sementara pada tahun 2021 lalu, hanya sempat dilakukan perbaikan dan pengecatan payal jembatan. Sedangkan untuk jalan di jembatan yang sebelumnya juga sudah dalam kondisi hancur ini, tidak diperbaiki.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Jembrana I Wayan Sudiarta, saat dikonfirmasi Jumat kemarin, mengatakan, kerusakan jalan di Jalan Nusa Ceningan, Batuagung, termasuk salah satu jalan yang rusak parah. Sebelumnya, dari dinas sempat berusaha mengajukan perbaikan ruas jalan itu melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) ke Pemerintah Pusat tahun 2021.
Namun, sambung Sudiarta, perbaikan jalan di Batuagung itu, tidak terakomodir pada DAK tahun 2022 ini. Sementara dari informasi di Pusat, dipastikan tidak ada lokasi DAK untuk Bali pada tahun 2023. "Tahun 2023, Bali tidak masuk prioritas menerima DAK. Sedangkan BKK (Bantuan Keuangan Khusus) di Provinsi juga tidak ada untuk jalan. Jadi harapan kita satu-satunya hanya di APBD," ujar Sudiarta.
Selain kerusakan jalan, Sudiarta mengakui, jembatan perbatasan Banjar Anyar-Banjar Taman itu termasuk salah satu jembatan di Jembrana yang sudah layak diganti. Jembatan yang dibangun sekitar tahun 1990 itu, sebelumnya hanya dibangun dengan kontruksi lama. Di mana untuk jembatan yang arus lalu lintasnya tergolong sangat padat itu, hanya mengandalkan landas besi tanpa ada tiang penyangga. Begitu juga lebar badan jembatannya sangat sempit sehingga rawan menyebabkan kecelakaan.
"Jembatan itu sudah layak diganti. Saya sendiri juga sudah sempat ngecek ke bawah, dan bergetar setiap ada truk lewat. Memang mungkin bisa dipakai 5 tahun ke depan. Tetapi kita tidak harapkan sampai ambruk baru diperbaiki. Makanya karena tidak ada DAK, kita akan usahakan lewat APBD. Mudah-mudahan saja nanti bisa masuk di APBD Perubahan atau nanti di APBD 2023," ucap Sudiarta. *ode
1
Komentar