Vaksinasi PMK Sasar 628 Sapi
Peternak: Penjualan Sapi Masih Tetap Dibuka
Vaksinasi dilakukan untuk radius 3 kilometer dari lokasi yang dicurigai berpotensi memiliki kasus PMK.
DENPASAR, NusaBali
Dinas Pertanian (Distan) Kota Denpasar mulai menggelar vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi di Kota Denpasar. Vaksinasi diawali dari kelompok ternak Bali Lestari di Banjar Kajeng, Desa Pemogan, Denpasar Selatan, Kamis (7/7) yang menyasar sekitar 470 sapi. Distan menargetkan vaksinasi yang akan berlangsung hingga, Jumat (8/7) dengan menyasar sekitar 628 sapi.
Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian kota Denpasar yang juga selaku vaksinator PMK drh Manhetik mengatakan, vaksinasi ini dilakukan setelah adanya PMK yang sudah merebak di Bali. Kendati masih dikatakan nihil kasus, namun vaksinasi tetap dilakukan untuk hewan yang dapat menularkan PMK.
Saat ini, kata dia, vaksinasi dilakukan untuk radius 3 kilometer dari lokasi yang dicurigai berpotensi memiliki kasus PMK. Sasaran awal vaksinasi ini menyasar Kelompok Ternak Sapi Bali Lestari. Sebab, ternak sapi di kelompok ini cukup banyak.
Dihari kedua, sasaran sapi yang akan diberikan vaksin yakni di Desa Padangsambian Kelod, Denpasar Barat. “Kami bawa 300 vaksin sekarang yang kami akan suntikkan ke sapi di kelompok ternak sapi Bali Lestari. Satu botol vaksin berisi 100 dosis yang harus habis hari ini di Pemogan. Jika itu tidak dihabiskan vaksin tidak akan bisa dipakai lagi sehingga kami harus habiskan itu dulu,” jelasnya.
Menurut Manhetik, vaksin yang diterima di Kota Denpasar sekita 600 dosis, namun sasaran sapi yang divaksin di Kota Denpasar datanya sebanyak 628 ekor. “Itu harus dituntaskan kalau memang kurang vaksin kami akan amprah lagi. Karena kami harus sasar semua sapi dan anak sapi dengan kondisi yang sehat tentunya tidak dalam keadaan sakit maupun bunting,” ungkapnya.
Manhetik mengungkapkan, untuk saat ini sasaran vaksinasi hanya untuk sapi saja kendati penyebaran virus PMK juga berpotensi menyebar ke ternak babi maupun kambing maupun domba yang memiliki kaki belah dua. “Kita sasar sapi saja dulu karena vaksin terbatas. Sedangkan untuk vaksin booster sapi akan dilakukan dua minggu mendatang,” imbuhnya.
Sementara, Ketua Kelompok Ternak Sapi Bali Lestari, I Made Pahit mengaku bersyukur dengan adanya vaksinasi PMK ini. Sebab, dia mengatakan vaksinasi dilakukan dalam radius 3 kilometer. Menurutnya, karena informasi yang dia dapat di Jalan Imam Bonjol sudah ada sapi yang terinveksi PMK maka sasaran dengan radius 3 kilometer berada di kawasan Desa Pemogan.
Sehingga dia meminta untuk diprioritaskan agar virus tersebut tidak cepat menularkan ke peternak kelompoknya. Dengan adanya vaksinasi ini peternak kami bisa merasa lebih lega karena sapi menjadi aman dari adanya PMK ini. Sebab populasi sapi di kelompok kami cukup banyak. Kelompok kami kandang sapinya ada di beberapa tempat. Ada di jalan bypass kedua di Banjar Juwet Sari dan ada di sekitar Banjar Sakah.
“Di Jalan Bypass ada sekitar 70an ekor, di Juwet Sari diperkirakan 100-an ekor di luar itu sekitar 300-an. Dampak sampai saat ini belum ada dari PMK tetapi menurut Dinas Pertanian radius 3 kilometer dari Jalan Imam Bonjol sudah ada di sana, kita takut menular kekelompok kita,” ungkapn Nyoman Pahit.
Menurut dia, sampai saat ini belum ada pengaruh penutupan pengiriman sapi penjualan sapi masih dibuka. Kendati pasar Bringkit sudah ditutup, namun penjualan sapi menurut dia masih tetap berjalan.
Pembeli sapi kata dia biasanya membeli langsung ke peternakan. Kendati masih membuka dan bisa transaksi di peternakan, namun penjualan tetap terbatas. “Masih penjualan masih bisa, sapi-sapi di sini kan biasanya dilakukan penggemukan dan penjualan. Untuk penjualan biasanya dibawa ke Bringkit ada juga yang datang langsung. Karena pasar Bringkit tutup ada yang datang ke sini (peternakan) langsung,” imbuhnya.
Menurutnya, dalam penjualan sapi juga masih dengan harga yang stabil tidak ada penurunan kendati memang sedikit ada penurunan pembeli. Harga rata-rata masih Rp 5 juta hingga Rp 20 juta perekornya. “Jelang Idul Adha ada yang sudah membeli tapi mereka langsung ke peternak,” tandasnya. *mis
Saat ini, kata dia, vaksinasi dilakukan untuk radius 3 kilometer dari lokasi yang dicurigai berpotensi memiliki kasus PMK. Sasaran awal vaksinasi ini menyasar Kelompok Ternak Sapi Bali Lestari. Sebab, ternak sapi di kelompok ini cukup banyak.
Dihari kedua, sasaran sapi yang akan diberikan vaksin yakni di Desa Padangsambian Kelod, Denpasar Barat. “Kami bawa 300 vaksin sekarang yang kami akan suntikkan ke sapi di kelompok ternak sapi Bali Lestari. Satu botol vaksin berisi 100 dosis yang harus habis hari ini di Pemogan. Jika itu tidak dihabiskan vaksin tidak akan bisa dipakai lagi sehingga kami harus habiskan itu dulu,” jelasnya.
Menurut Manhetik, vaksin yang diterima di Kota Denpasar sekita 600 dosis, namun sasaran sapi yang divaksin di Kota Denpasar datanya sebanyak 628 ekor. “Itu harus dituntaskan kalau memang kurang vaksin kami akan amprah lagi. Karena kami harus sasar semua sapi dan anak sapi dengan kondisi yang sehat tentunya tidak dalam keadaan sakit maupun bunting,” ungkapnya.
Manhetik mengungkapkan, untuk saat ini sasaran vaksinasi hanya untuk sapi saja kendati penyebaran virus PMK juga berpotensi menyebar ke ternak babi maupun kambing maupun domba yang memiliki kaki belah dua. “Kita sasar sapi saja dulu karena vaksin terbatas. Sedangkan untuk vaksin booster sapi akan dilakukan dua minggu mendatang,” imbuhnya.
Sementara, Ketua Kelompok Ternak Sapi Bali Lestari, I Made Pahit mengaku bersyukur dengan adanya vaksinasi PMK ini. Sebab, dia mengatakan vaksinasi dilakukan dalam radius 3 kilometer. Menurutnya, karena informasi yang dia dapat di Jalan Imam Bonjol sudah ada sapi yang terinveksi PMK maka sasaran dengan radius 3 kilometer berada di kawasan Desa Pemogan.
Sehingga dia meminta untuk diprioritaskan agar virus tersebut tidak cepat menularkan ke peternak kelompoknya. Dengan adanya vaksinasi ini peternak kami bisa merasa lebih lega karena sapi menjadi aman dari adanya PMK ini. Sebab populasi sapi di kelompok kami cukup banyak. Kelompok kami kandang sapinya ada di beberapa tempat. Ada di jalan bypass kedua di Banjar Juwet Sari dan ada di sekitar Banjar Sakah.
“Di Jalan Bypass ada sekitar 70an ekor, di Juwet Sari diperkirakan 100-an ekor di luar itu sekitar 300-an. Dampak sampai saat ini belum ada dari PMK tetapi menurut Dinas Pertanian radius 3 kilometer dari Jalan Imam Bonjol sudah ada di sana, kita takut menular kekelompok kita,” ungkapn Nyoman Pahit.
Menurut dia, sampai saat ini belum ada pengaruh penutupan pengiriman sapi penjualan sapi masih dibuka. Kendati pasar Bringkit sudah ditutup, namun penjualan sapi menurut dia masih tetap berjalan.
Pembeli sapi kata dia biasanya membeli langsung ke peternakan. Kendati masih membuka dan bisa transaksi di peternakan, namun penjualan tetap terbatas. “Masih penjualan masih bisa, sapi-sapi di sini kan biasanya dilakukan penggemukan dan penjualan. Untuk penjualan biasanya dibawa ke Bringkit ada juga yang datang langsung. Karena pasar Bringkit tutup ada yang datang ke sini (peternakan) langsung,” imbuhnya.
Menurutnya, dalam penjualan sapi juga masih dengan harga yang stabil tidak ada penurunan kendati memang sedikit ada penurunan pembeli. Harga rata-rata masih Rp 5 juta hingga Rp 20 juta perekornya. “Jelang Idul Adha ada yang sudah membeli tapi mereka langsung ke peternak,” tandasnya. *mis
1
Komentar