Kapasitas 2.000 Ton Per Jam, BUMD Jakarta-PDDS Tabanan Bangun Penyosohan Gabah
TABANAN, NusaBali
Pemkab Tabanan terus menjalin kerjasama dalam pemasaran hasil pertanian. Belum lama ini, lewat Perusahaan Daerah Dharma Santhika (PDDS) sudah teken MoU dengan BUMD Jakarta.
Arah kerjasama ini adalah pembangunan penyosohan gabah kapasitas 2.000 ton per jam. Direktur PPDS Tabanan Kompyang Gede Pasek Wedha menjelaskan langkah awal kerjasama ini arahnya pembangunan rice milling unit (RMU). Setelah adanya RMU ini baru dilanjutkan dengan kerjasama pemasaran beras Tabanan. “Kerjasamanya RMU karena mereka inginkan kita menyiapkan stok dulu. Mereka tidak ingin begitu kerjasama berlangsung, kita kewalahan pasokan,” kata Pasek Wedha, Rabu (3/8).
Menurut Pasek Wedha, sesuai rencana kerjasama ini, tempat pembangunan RMU rencananya di Desa Meliling, Kecamatan Kerambitan atau berada di kawasan LLK (Latihan Lembaga Kerja) Tabanan. Sebab lahan ini adalah milik pemerintah pusat, yang bakal dihibahkan ke Pemkab Tabanan. “Ini masih proses tahapan lahan tersebut, begitu proses selesai baru dilakukan rencana pembangunan RMU ini,” ucap Pasek Wedha.
Jelas Pasek Wedha, RMU dibuat dengan kapasitas 2.000 ton per jam. Pembangunannya bekerjasama dengan BUMD dari Jakarta bernama PT Food Station Tjipinang Jaya. “Jadi mesin RMU dibantu mereka (BUMD Jakarta), kemudian kita Tabanan menyiapkan lahan legal dan produk, serta bangunan,” imbuhnya.
Dengan pembangunan RMU kapasitas 2.000 ton per jam memang memerlukan biaya. Estimasinya sekitar Rp 2 miliar – Rp 3 miliar untuk bangunannya saja. “Tetapi kita belum ada biaya itu, harapannya ada hibah baik dari Pemprov Bali untuk pembangunannya. Namun kalau ada bangunan yang kondisinya bagus kita manfaatkan yang itu,” ucap Pasek Wedha.
Menurutnya begitu proses pembangunan RMU ini selesai, baru akan dilakukan kerjasama pemasaran beras Tabanan ke Jakarta. Dan saat ini tindak lanjut tersebut pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan 5 pekaseh dalam menyiapkan pasokan gabah yang akan digiling.
“Jadi prosesnya masih lama. Namun sembari menunggu ini, kita juga akan bekerjasama dalam pemasaran berbentuk gabah. Karena mereka tidak mau menunggu ini terealisasi tidak ada tindak lanjut sama sekali. Sebab kan kerjasama dengan teken MoU masa berlakunya sampai dua tahun,” tandas Pasek Wedha. *des
Menurut Pasek Wedha, sesuai rencana kerjasama ini, tempat pembangunan RMU rencananya di Desa Meliling, Kecamatan Kerambitan atau berada di kawasan LLK (Latihan Lembaga Kerja) Tabanan. Sebab lahan ini adalah milik pemerintah pusat, yang bakal dihibahkan ke Pemkab Tabanan. “Ini masih proses tahapan lahan tersebut, begitu proses selesai baru dilakukan rencana pembangunan RMU ini,” ucap Pasek Wedha.
Jelas Pasek Wedha, RMU dibuat dengan kapasitas 2.000 ton per jam. Pembangunannya bekerjasama dengan BUMD dari Jakarta bernama PT Food Station Tjipinang Jaya. “Jadi mesin RMU dibantu mereka (BUMD Jakarta), kemudian kita Tabanan menyiapkan lahan legal dan produk, serta bangunan,” imbuhnya.
Dengan pembangunan RMU kapasitas 2.000 ton per jam memang memerlukan biaya. Estimasinya sekitar Rp 2 miliar – Rp 3 miliar untuk bangunannya saja. “Tetapi kita belum ada biaya itu, harapannya ada hibah baik dari Pemprov Bali untuk pembangunannya. Namun kalau ada bangunan yang kondisinya bagus kita manfaatkan yang itu,” ucap Pasek Wedha.
Menurutnya begitu proses pembangunan RMU ini selesai, baru akan dilakukan kerjasama pemasaran beras Tabanan ke Jakarta. Dan saat ini tindak lanjut tersebut pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan 5 pekaseh dalam menyiapkan pasokan gabah yang akan digiling.
“Jadi prosesnya masih lama. Namun sembari menunggu ini, kita juga akan bekerjasama dalam pemasaran berbentuk gabah. Karena mereka tidak mau menunggu ini terealisasi tidak ada tindak lanjut sama sekali. Sebab kan kerjasama dengan teken MoU masa berlakunya sampai dua tahun,” tandas Pasek Wedha. *des
Komentar