Omzet Melebihi Rp 2 Miliar Per Bulan
Putri Suastini Koster Tutup Pameran IKM Bali Bangkit VI
Ketua Dekranasda Bali Putri Koster mengungkapkan, para tenant menyampaikan justru pada saat pandemi omzet mereka meningkat lebih baik berkat adanya IKM Bali Bangkit.
DENPASAR, NusaBali
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengatakan omzet para tenant yang ambil bagian di Pameran IKM Bali Bangkit VI mencapai lebih dari Rp 2,719 miliar per bulan. Dikatakannya, Pameran Industri Kecil Menengah (IKM) Bali Bangkit dibuat karena melihat dampak dahsyatnya Covid-19 ke IKM lokal Bali.
“Kami mulai bertiga saat itu dengan Bali Mall dan Bank BPD Bali, antara berani dan tidak berani. Kami menarik para pengrajin yang saat itu ‘tertidur’. Kebetulan diberikan tempat dan ruang oleh Bapak Gubernur Bali serta didukung dengan arahan Gubernur Bali agar ASN dapat membeli kain endek lokal Bali di IKM Bali Bangkit,” ujar perempuan yang biasa disapa Bunda Putri saat menutup Pameran IKM Bali Bangkit VI, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Centre), di Denpasar, Kamis (11/8).
Disebutnya hanya ASN saja yang tidak terdampak secara ekonomi pada saat itu, sehingga dengan adanya Surat Edaran Gubernur Bali yang mengharuskan ASN dan instansi vertikal setiap hari Selasa untuk mengenakan kain tenun endek Bali, sangat membantu bangkitnya IKM di Provinsi Bali.
“Astungkara alam memberikan kekuatan IKM Bali untuk bangkit, dengan omzet mencapai Rp 2 miliar per bulan. Pada 2021 kami mencapai omzet Rp 20 miliar dari 10 kali penjualan sehingga rata-rata omzet per penjualan mencapai Rp 2 miliar. Dan di tahun 2022 pada Pesta Kesenian Bali hanya untuk kerajinan tenun endek dan sejenisnya omzetnya mencapai Rp 10 miliar,” imbuh Putri Koster yang juga Ketua TP PKK Provinsi Bali.
Putri Koster mengungkapkan, para tenant menyampaikan justru pada saat pandemi omzet mereka meningkat lebih baik berkat adanya IKM Bali Bangkit. Para tenant dapat menggaet kembali perajin tenun untuk berkarya melestarikan kain tenun endek lokal Bali.
Bunda Putri mempercayai bahwa hanya dengan kemauan yang kuat serta tidak menyesali keadaan, IKM Bali dapat bangkit kembali. “Di bulan Agustus, bulan proklamasi ini kita harus lebih semangat dengan jargon ‘pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat’, pandemi biarkan saja berlalu sekarang kita diberikan waktu untuk bangkit kembali dan melakukan apa yang harus kita lakukan. IKM tugasnya adalah melestarikan warisan leluhur. Bagaimanapun dunia bisnis, pelestarian adalah koridor utama kita. Kalau hal-hal yang inovatif akan membunuh warisan leluhur, tolong jangan dilakukan,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa Indonesia membutuhkan satu sentra penjualan untuk tenun-tenun tradisional, sehingga di daerah hanya perlu menenun saja dan hilirnya adalah tinggal mengirim ke pusat penjualannya saja. Itulah yang membuat para perajin akan lestari.
Bunda Putri memberi contoh di daerah Bali Aga, yaitu Tenganan (Karangasem) yang terkenal dengan kain tenun Tenganan Pegringsingan. “Ada tiga kain tenun yang paling langka di dunia, dimiliki oleh Jepang, India, dan Indonesia, yaitu di daerah Tenganan. Tenun Tenganan adalah jenis tenun double ikat yang sangat rumit. Double ikat antara benang vertikal dan benang horizontal dibuat motif lalu ketika ditenun bertemu dalam suatu titik sehingga membentuk motif yang diinginkan,” tuturnya.
Dikatakan, di Tenganan masyarakatnya menjaga sangat ketat warisan tenun gringsing mereka dan telah memiliki indikasi geografis. Sehingga aturan yang berlaku tenun gringsing tidak boleh ditenun di luar daerahnya. “Kita ingin menjaga kemuliaan tenun gringsing karena motif-motifnya mengandung filosofi yang luar biasa, sehingga kalau kita potong-potong menjadi tas, menjadi sepatu maka akan hilang maknanya. Maka mari kita pakai kain tenun gringsing selalu utuh. Bisa dikalungkan di leher atau diikatkan di pinggang,” ujar Putri Koster.
Dia menambahkan masyarakat Tenganan sangat menjaga kelestarian tenunnya dengan memasukkan aturan mengenai kain gringsing ke dalam aturan adat. Aturan dimaksud adalah setiap warga Tenganan dalam melakukan upacara suci harus mengenakan kain gringsing.
“Gering berarti sakit, sing berarti tidak. Jadi dengan memakai kain gringsing harapannya menjadi sehat selalu dan dapat melaksanakan swadharma dengan baik. Karena itu sayang kain yang mulia yang mengandung makna filosofi yang luar biasa dipotong-potong,” ucap Bunda Putri.
Penutupan pameran IKM Bali Bangkit VI tahun 2022 terasa berbeda karena tidak hanya ditutup dengan fashion show dari OPD Pemprov Bali, yaitu Bappeda Provinsi Bali dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, namun juga dimeriahkan oleh fashion show dari Ikatan Istri Karyawan Bank Mandiri (IIKBM) serta Srikandi Bank Mandiri.
Putri Koster mengapresiasi IIKBM karena turut berpartisipasi dalam fashion show penutupan IKM Bali Bangkit VI dengan mengenakan karya seni lokal yang didesain oleh desainer lokal Bali.
Henny Darmawan selaku penasihat utama IIKBM mengatakan sangat berterima kasih karena IIKBM dapat diberikan kesempatan berpartisipasi dalam penutupan Pameran IKM Bali Bangkit VI ini. “Kain endek lokal Bali sangat khas serta dapat digunakan di segala acara, baik formal maupun non formal,” ucapnya.
Dalam acara tersebut Henny Darmawan juga mengajak masyarakat serta anggota IIKBM dan Srikandi Bank Mandiri agar berkunjung ke pameran IKM Bali Bangkit. *cr78
“Kami mulai bertiga saat itu dengan Bali Mall dan Bank BPD Bali, antara berani dan tidak berani. Kami menarik para pengrajin yang saat itu ‘tertidur’. Kebetulan diberikan tempat dan ruang oleh Bapak Gubernur Bali serta didukung dengan arahan Gubernur Bali agar ASN dapat membeli kain endek lokal Bali di IKM Bali Bangkit,” ujar perempuan yang biasa disapa Bunda Putri saat menutup Pameran IKM Bali Bangkit VI, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Centre), di Denpasar, Kamis (11/8).
Disebutnya hanya ASN saja yang tidak terdampak secara ekonomi pada saat itu, sehingga dengan adanya Surat Edaran Gubernur Bali yang mengharuskan ASN dan instansi vertikal setiap hari Selasa untuk mengenakan kain tenun endek Bali, sangat membantu bangkitnya IKM di Provinsi Bali.
“Astungkara alam memberikan kekuatan IKM Bali untuk bangkit, dengan omzet mencapai Rp 2 miliar per bulan. Pada 2021 kami mencapai omzet Rp 20 miliar dari 10 kali penjualan sehingga rata-rata omzet per penjualan mencapai Rp 2 miliar. Dan di tahun 2022 pada Pesta Kesenian Bali hanya untuk kerajinan tenun endek dan sejenisnya omzetnya mencapai Rp 10 miliar,” imbuh Putri Koster yang juga Ketua TP PKK Provinsi Bali.
Putri Koster mengungkapkan, para tenant menyampaikan justru pada saat pandemi omzet mereka meningkat lebih baik berkat adanya IKM Bali Bangkit. Para tenant dapat menggaet kembali perajin tenun untuk berkarya melestarikan kain tenun endek lokal Bali.
Bunda Putri mempercayai bahwa hanya dengan kemauan yang kuat serta tidak menyesali keadaan, IKM Bali dapat bangkit kembali. “Di bulan Agustus, bulan proklamasi ini kita harus lebih semangat dengan jargon ‘pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat’, pandemi biarkan saja berlalu sekarang kita diberikan waktu untuk bangkit kembali dan melakukan apa yang harus kita lakukan. IKM tugasnya adalah melestarikan warisan leluhur. Bagaimanapun dunia bisnis, pelestarian adalah koridor utama kita. Kalau hal-hal yang inovatif akan membunuh warisan leluhur, tolong jangan dilakukan,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa Indonesia membutuhkan satu sentra penjualan untuk tenun-tenun tradisional, sehingga di daerah hanya perlu menenun saja dan hilirnya adalah tinggal mengirim ke pusat penjualannya saja. Itulah yang membuat para perajin akan lestari.
Bunda Putri memberi contoh di daerah Bali Aga, yaitu Tenganan (Karangasem) yang terkenal dengan kain tenun Tenganan Pegringsingan. “Ada tiga kain tenun yang paling langka di dunia, dimiliki oleh Jepang, India, dan Indonesia, yaitu di daerah Tenganan. Tenun Tenganan adalah jenis tenun double ikat yang sangat rumit. Double ikat antara benang vertikal dan benang horizontal dibuat motif lalu ketika ditenun bertemu dalam suatu titik sehingga membentuk motif yang diinginkan,” tuturnya.
Dikatakan, di Tenganan masyarakatnya menjaga sangat ketat warisan tenun gringsing mereka dan telah memiliki indikasi geografis. Sehingga aturan yang berlaku tenun gringsing tidak boleh ditenun di luar daerahnya. “Kita ingin menjaga kemuliaan tenun gringsing karena motif-motifnya mengandung filosofi yang luar biasa, sehingga kalau kita potong-potong menjadi tas, menjadi sepatu maka akan hilang maknanya. Maka mari kita pakai kain tenun gringsing selalu utuh. Bisa dikalungkan di leher atau diikatkan di pinggang,” ujar Putri Koster.
Dia menambahkan masyarakat Tenganan sangat menjaga kelestarian tenunnya dengan memasukkan aturan mengenai kain gringsing ke dalam aturan adat. Aturan dimaksud adalah setiap warga Tenganan dalam melakukan upacara suci harus mengenakan kain gringsing.
“Gering berarti sakit, sing berarti tidak. Jadi dengan memakai kain gringsing harapannya menjadi sehat selalu dan dapat melaksanakan swadharma dengan baik. Karena itu sayang kain yang mulia yang mengandung makna filosofi yang luar biasa dipotong-potong,” ucap Bunda Putri.
Penutupan pameran IKM Bali Bangkit VI tahun 2022 terasa berbeda karena tidak hanya ditutup dengan fashion show dari OPD Pemprov Bali, yaitu Bappeda Provinsi Bali dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, namun juga dimeriahkan oleh fashion show dari Ikatan Istri Karyawan Bank Mandiri (IIKBM) serta Srikandi Bank Mandiri.
Putri Koster mengapresiasi IIKBM karena turut berpartisipasi dalam fashion show penutupan IKM Bali Bangkit VI dengan mengenakan karya seni lokal yang didesain oleh desainer lokal Bali.
Henny Darmawan selaku penasihat utama IIKBM mengatakan sangat berterima kasih karena IIKBM dapat diberikan kesempatan berpartisipasi dalam penutupan Pameran IKM Bali Bangkit VI ini. “Kain endek lokal Bali sangat khas serta dapat digunakan di segala acara, baik formal maupun non formal,” ucapnya.
Dalam acara tersebut Henny Darmawan juga mengajak masyarakat serta anggota IIKBM dan Srikandi Bank Mandiri agar berkunjung ke pameran IKM Bali Bangkit. *cr78
Komentar