TPA Sente Kepenuhan Sampah
Kondisi TPA Sente, di Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung, kini sudah penuh/overloaded oleh sampah.
SEMARAPURA, NusaBali
Tembok bronjong di sekeliling TPA sudah dilewati gunungan sampah. Pemkab Klungkung pun dibuat gerah. Atas kondisi itu, Pemkab Klungkung melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) menggelar rapat koordinasi terbatas (Rakortas) di Gedung KNPI Klungkung, Kamis (13/4). Rapat dipimpin Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, dihadiri pimpinan OPD (organisasi perangkat desa) terkait, para camat, lurah, dan perbekel se-Klungkung daratan.
Kepala DLHP Klungkung AA Kirana mengatakan, kepenuhan TPA Sente karena produksi sampah masyarakat terus meningkat. Penyebab lain, tidak adanya upaya pemilahan sampah di tiap rumah tangga dan desa. “27 truk sampah dibawa ke TPA Sente tiap hari. Belakangan ini, sejumlah desa di Klungkung daratan juga membawa sampahnya ke TPA Sente, hingga diperkirakan sekitar 17 truk tiap hari,” ujar Agung Kirana.
Ditambahkan, kerjasama pemanfaatan TPA Regional di Desa Bangklet, Bangli, belum ada kejelasan. Beberapa upaya sudah dilakukan DLHP Klungkung untuk mengurangi volume sampah di TPA sente. Di antaranya, pemilahan sampah di workshop Dinas DLHP dan TPA Sente. Dengan langkah ini, sampah bisa bermanfaat hingga menumpuk. Namun upaya tersebut kurang maksimal. Karena sangat diperlukan pemilahan dan pengolahan sampah di desa-desa.
Bupati Nyoman Suwirta mendorong seluruh perbekel yang hadir untuk berupaya membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dengan menggunakan dana desa, lanjut mengelola sampahnya secara mandiri. Menurut Bupati Suwirta, TPA/TPST yang dikelola dengan benar tidak akan menimbulkan bau, lalat serta asap, seperti yang terjadi pada TPA Sente dan TPST Desa Takmung dan Tangkas. Pihaknya meminta desa membangun TPST, dan Pemkab siap membantu sarana yang dibutuhkan. “TPST maupun TPA itu bahkan akan mampu bernilai ekonomis jika sampah diolah,” ujarnya.
Rakortas menghasilkan beberapa keputusan, yakni Pemkab akan merancang pembuatan pengolahan pupuk organik berskala besar di atas tanah negara), secara bertahap desa-desa penyangga tidak lagi akan dilayani dalam pengumpulan, pengangkutan sampahnya, namun agar diupayakan mandiri oleh desa bersangkutan. Untuk mengurangi timbunan sampah di TPA, diharapkan desa-desa dan semua kelurahan untuk memilah sampah organik dan non-organik mulai dari rumah tangga. Seluruh kelurahan agar memaksimalkan pengelolaan bank sampah guna meminimalisir sampah non-organik ke TPA. *wa
Kepala DLHP Klungkung AA Kirana mengatakan, kepenuhan TPA Sente karena produksi sampah masyarakat terus meningkat. Penyebab lain, tidak adanya upaya pemilahan sampah di tiap rumah tangga dan desa. “27 truk sampah dibawa ke TPA Sente tiap hari. Belakangan ini, sejumlah desa di Klungkung daratan juga membawa sampahnya ke TPA Sente, hingga diperkirakan sekitar 17 truk tiap hari,” ujar Agung Kirana.
Ditambahkan, kerjasama pemanfaatan TPA Regional di Desa Bangklet, Bangli, belum ada kejelasan. Beberapa upaya sudah dilakukan DLHP Klungkung untuk mengurangi volume sampah di TPA sente. Di antaranya, pemilahan sampah di workshop Dinas DLHP dan TPA Sente. Dengan langkah ini, sampah bisa bermanfaat hingga menumpuk. Namun upaya tersebut kurang maksimal. Karena sangat diperlukan pemilahan dan pengolahan sampah di desa-desa.
Bupati Nyoman Suwirta mendorong seluruh perbekel yang hadir untuk berupaya membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dengan menggunakan dana desa, lanjut mengelola sampahnya secara mandiri. Menurut Bupati Suwirta, TPA/TPST yang dikelola dengan benar tidak akan menimbulkan bau, lalat serta asap, seperti yang terjadi pada TPA Sente dan TPST Desa Takmung dan Tangkas. Pihaknya meminta desa membangun TPST, dan Pemkab siap membantu sarana yang dibutuhkan. “TPST maupun TPA itu bahkan akan mampu bernilai ekonomis jika sampah diolah,” ujarnya.
Rakortas menghasilkan beberapa keputusan, yakni Pemkab akan merancang pembuatan pengolahan pupuk organik berskala besar di atas tanah negara), secara bertahap desa-desa penyangga tidak lagi akan dilayani dalam pengumpulan, pengangkutan sampahnya, namun agar diupayakan mandiri oleh desa bersangkutan. Untuk mengurangi timbunan sampah di TPA, diharapkan desa-desa dan semua kelurahan untuk memilah sampah organik dan non-organik mulai dari rumah tangga. Seluruh kelurahan agar memaksimalkan pengelolaan bank sampah guna meminimalisir sampah non-organik ke TPA. *wa
1
Komentar