Diguncang Gempa, Pura Dadia dan Rumah Rusak
BPBD Karangasem Pantau 5 Titik Kerusakan
AMLAPURA, NusaBali
Dampak gempa M 5,6 yang terjadi, Senin (22/8) pukul 16.30 Wita menyebabkan sebuah Pura Dadia, Palinggih Panunggun Karang dan tiga rumah rusak ringan.
Kerusakan itu tersebar di lima titik di Karangasem. Data kerusakan ini berdasarkan hasil assessment petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Karangasem.
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, Selasa (23/8) mengungkapkan Pura Dadia Sagsag Arya Wang Bang Sidemen di Banjar Tegeh, Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat mengalami rusak ringan. Pada bagian temboknya retak menimpa palinggih Sanggar Agung.
Sedangkan palinggih panunggun karang yang rusak milik I Wayan Darsana di Banjar Pungutan, Desa Tri Eka Buana, Kecamatan Sidemen. Kerusakan lainnya menimpa dapur milik I Nyoman Landep di Banjar Pengalusan, Desa Ban, Kecamatan Kubu. Tembok rumah milik I Gusti Lanang Men yang rusak di Banjar Babakan, Desa Peringsari, Kecamatan Sidemen, dan tembok rumah milik I Ketut Subagia yang rusak, di Banjar Pateh, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat.
"Jadi ada lima titik kerusakan, kebanyakan terjadi di Kecamatan Selat dari lima desa lokasi kerusakan. Pendataan masih terus kami lakukan di lapangan," jelas IB Arimbawa. Kalau ada bangunan yang rusak berat, nantinya kata dia akan diusulkan ke Pemprov Bali agar dapat bantuan terutama yang berdasarkan kajian kerugiannya melebihi Rp 10 juta. IB Arimbawa mengatakan saat ini terus berkoordinasi dengan petugas di delapan kecamatan untuk mengoptimalkan pendataan dampak gempa berkekuatan 5,6 tersebut.
Sebab masyarakat yang merasakan gempa berbeda-beda, ada yang cukup lama merasakan ada yang sebentar. Lagi pula kata IB Arimbawa, gempa yang dirasakan warga kali ini cukup merata. Beda dengan gempa sebelumnya, kerusakan yang terjadi satu kawasan saja, sehingga lebih memudahkan melakukan pendataan.
"Kami mengimbau kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaannya, jika terjadi gempa jangan langsung buru-buru keluar rumah, mesti perlahan sambil membawa bantal digunakan menutupi kepala," jelasnya. Tujuannya, jika ada material berupa genteng yang jatuh, maka kepala terlindungi karena telah tertutup bantal.
Di bagian lain salah satu warga di Banjar Pateh, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, I Wayan Paing, mengaku trauma atas terjadinya gempa menyebabkan tembok rumahnya jebol. "Saat kejadian di rumah sepi, saya sekeluarga sampai pindah tempat tidur ke rumah sebelah. Di sini gempa terjadi lumayan lama," kata Paing. *k16
Komentar