Bupati Dukung Penutupan Pasar Hewan Beringkit
MANGUPURA, NusaBali
Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta mengaku bakal mengikuti instruksi pemerintah pusat jika Pasar Hewan Beringkit harus tutup untuk pencegahan meluasnya virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hingga berakhirnya acara KTT G-20 pada November mendatang.
Meskipun hal tersebut sudah dipastikan akan membuat Perumda Pasar Mangu Giri Sedana (MGS) kian merugi, bupati tak mempermasalahkan. Ditemui usai Rapat Paripurna di Gedung DPRD Badung, Rabu (24/8), Bupati Giri Prasta mengaku mendukung kebijakan pusat demi kepentingan bangsa dan negara. Pihaknya mengaku tidak ingin perhelatan G-20 yang dilaksanakan di Badung ada masalah gara-gara kasus PMK merebak akibat dibukanya transaksi jual beli sapi di Pasar Hewan Beringkit.
“Saya pikir kita harus tunduk dengan pemerintah pusat. Kita bicara tentang PMK, jangan sampai akibat hal yang sepele, bisa berimbas pada acara G-20, lantaran yang datang ini adalah betul-betul orang top dunia dan pejabat-pejabat dunia. Kami di Kabupaten Badung harus mendukung sepenuhnya,” ujarnya.
Bupati asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang ini beharap semua pihak bisa memaklumi. Lantaran hal ini juga sebagai langkah untuk mengantisipasi penyebaran PMK. “Bila mana ini ditutup oke nggak masalah, yang mana ini demi kepentingan negara, untuk dunia,” ujarnya.
Bupati Giri Prasta meyakini Perumda Pasar MGS yang menaungi Pasar Hewan Beringkit tetap eksis meski salah satu sumber pendapatannya dari hasil transaksi sapi hilang selama penutupan Pasar Hewan Beringkit. Selain itu, pihaknya juga berharap Perumda Pasar MGS bisa berinovasi dan membuat terobosan baru lewat unit-unit pasar yang lain. “Saya bicara soal Pasar Hewan Beringkit. Toh juga masih ada pasar yang lain. Paling tidak harus bisa menghidupi karyawan yang ada di situ,” kata Ketua DPC PDIP Badung ini sembari menyebut Pemda akan memberikan penyertaan modal jika Perumda Pasar MGS sampai oleng.
Sebelumnya diberitakan, setelah lebih dari 1,5 bulan ditutup, Pasar Hewan Beringkit, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi khususnya Pasar Sapi terancam tutup hingga berakhirnya perhelatan G-20 yang bakal digelar di Nusa Dua. Kebijakan ini merupakan kebijakan pemerintah pusat guna mencegah meluasnya PMK.
“Hingga saat ini masih tutup, khusus untuk transaksi jual beli sapi. Sesuai informasi dari tim pengendali PMK provinsi, disampaikan akan lockdown sampai berakhir acara G-20. Namun demikian, yang tutup hanya jual beli sapi saja,” kata Direktur Utama Perumda Pasar MGS I Made Sukantra, Senin (22/8).
Sebagaimana diketahui, penutupan Pasar Hewan Beringkit telah berlangsung sejak 5 Juli 2022. Sedianya penutupan akan berlangsung hingga 19 Juni 2022, namun lantaran situasi PMK di Bali masih merebak, kemudian penutupan diperpanjang hingga 1 Agustus 2022. Bahkan penutupan dari 1 Agustus diperpanjang lagi hingga waktu yang belum bisa ditentukan. Perpanjangan penutupan Pasar Hewan Beringkit ini diakui Sukantra sudah sangat berdampak pada pendapatan Perumda Pasar MGS.
Selama pasar ditutup, pihaknya pun berupaya melakukan sejumlah inovasi. salah satu di antaranya dengan menggelar pasar malam (pasar senggol) di malam hari. Selain itu, juga menjual kebutuhan pokok seperti beras dan minyak. Namun diakui, upaya tersebut hanya mampu menutupi sekitar 19 persen pendapatan yang hilang. “Untuk mendapatkan pengganti dari potensi pendapatan yang hilang, kami membuat pasar sengol dan menjual kebutuhan pokok seperti beras dan minyak. Memang upaya ini belum bisa mengimbangi pendapatan yang hilang. Dengan menjual sembako dan membuka pasar sengol kita hanya mendapatkan 18-19 persen,” beber Sukantra. *ind
Komentar