Aksi 'Perang' Sembako di Masa Tenang
Bawaslu akan lakukan kajian di Sentra Gakkumdu, dari situ akan ditentukan apakah pembagian sembako ini tindak pidana pemilu atau bukan.
Tim Ahok-Djarot dan Anies-Sandi Saling Lapor ke Bawaslu
JAKARTA, NusaBali
Di masa tenang Pilgub DKI Jakarta putaran kedua sejak, Minggu (16/4) hingga Selasa (18/4) diwarnai dengan aksi ‘perang’ paket sembako. Aksi ini pun memanaskan masa tenang. Hal ini ditunjukkan dengan saling lapor dari kedua tim sukses pasangan calon (Paslon), baik dari kubu paslon nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat dan paslon nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Kasus pertama terjadi pada, Minggu (16/4). Panwaslu Jakarta Selatan membubarkan aksi pembagian sembako di kompleks Kalibata City, Jaksel. Pembagian sembako itu dilakukan oleh sekelompok orang yang memakai kemeja kotak-kotak, baju khas yang biasa dipakai kubu Ahok-Djarot.
"Ada sekelompok orang berbaju kotak-kotak terus dia bawa sembako karung. Kemudian bilangnya dijual, terus banyak orang berdatangan di luar penghuni Kalibata City. Kemudian kami bubarkan," tutur Ketua Panwaslu Jaksel, Ahmad Ari Masyhuri. Selain itu, Polsek Kalideres, Jakarta Barat juga mengamankan 6 mobil berisi sembako di sebuah gudang dan diduga dimaksudkan dengan tujuan sama. Namun, dalam dua penyitaan itu, belum bisa dipastikan berkaitan dengan pasangan calon mana.
Lalu pada, Senin (17/4) kemarin Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) melaporkan kasus pelanggaran kampanye bagi-bagi sembako ke Bawaslu DKI Jakarta. Peristiwa itu terjadi di wilayah RT 007, RW 001, Kelurahan Rawa Terate, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, pada Minggu (16/4), pukul 05.30-07.00 WIB. Diduga ada penjualan sembako murah saat hari tenang.
ACTA menyampaikan kasus bagi-bagi sembako ini diduga melibatkan tim pasangan Ahok-Djarot. Mereka juga mengatakan bahwa proses pengangkutan dan distribusi dilakukan secara terang-terangan. Bahkan di Kantor DPC PPP Jakarta Selatan yang berada di bilangan Jagakarsa, Jakarta juga diduga ada penyimpanan sembako dalam masa tenang Pilgub DKI.
Kubu Ahok-Djarot juga tak kalah sengit melaporkan pihak Anies-Sandi terkait sembako. "Ada beberapa lokasi. Seperti di Jakarta Timur itu di Cempaka Putih, ada beberapa titik ya," ujar anggota timses Ahok-Djarot bagian hukum, Ronny Talapessy, Senin kemarin. Timses Ahok-Djarot melaporkan langsung Anies-Sandi dan Ketum Perindo Hary Tanoesudibjo, yang mendukung pasangan nomor urut 3 itu. Mereka mengaku mendapat langsung bukti berupa video serta foto dan melaporkannya ke Bawaslu. Istri Sandi, Nur Asia, juga turut dilaporkan.
"Itu dibagikan sembako oleh Anies-Sandi, jadi oleh paslon langsung. Kejadian itu diduga kira-kira tanggal 11-15 April. Ada beberapa foto dan video, mereka membagikan langsung," kata Ronny. "Kita juga laporkan Hary Tanoe, dugaan sama. Lokasi di Menteng. Kita dapatin bukti dari Twitter Hary Tanoe, dan melibatkan istri Sandi. Kejadian Sabtu (15/4) di Festival Menteng," tuturnya.
Timses Ahok-Djarot menyayangkan kejadian itu. Apalagi hal tersebut terjadi saat kubu Anies-Sandi melaporkan pihak mereka atas tuduhan bagi-bagi sembako menjelang pencoblosan.
Terkait aksi bagi-bagi sembako di masa tenang, Timses Ahok-Djarot memastikan itu bukan kegiatan dari mereka. "Bukan dari timses, kita tidak ada seperti itu," ujar wakil ketua timses Ahok-Djarot, Wibi Andrino dilansir detik.com. Dia tidak bisa memastikan apakah kegiatan bagi-bagi sembako itu dilakukan oleh pihak relawan atau bukan. Namun Wibi menyebut timses mendukung upaya pelaporan terhadap kegiatan yang dianggap melanggar proses penyelenggaraan pemilu.
Menanggapi aksi saling lapor ini, Ketua Bawaslu DKI, Mimah Susanti mengatakan pihaknya akan lebih dahulu mengumpulkan data di lapangan. "Jadi gini Bawaslu itu kan bekerja sesuai data fakta di lapangan, penggalian informasi, pengembangan para pihak itu dibutuhkan oleh kita dalam pengkajian hukum," kata Mimah, kemarin.
Kajian akan dilakukan bersama kepolisian dan kejaksaan di Sentra Gakkumdu. Dari situ, akan ditentukan apakah pembagian sembako ini merupakan tindak pidana pemilu atau bukan. *
Komentar