Patung Wisnu Murti Resmi Dibangun Lagi
Di Perempatan Kediri, Patung Bung Karno Pindah ke Taman Kota
Diharapkan Patung Wisnu Murti dan pemindahan Patung Bung Karno ke Taman Kota menjadi hadiah HUT ke-529 Kota Tabanan 29 November 2022 nanti.
TABANAN, NusaBali
Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya wujudkan aspirasi masyarakat untuk memindahkan Patung Bung Karno yang kini terpasang di Perempatan Kediri, Tabanan dan menggantinya kembali dengan Patung Wisnu Murti. Sementara Patung Bung Karno dipindah ke Taman Bung Karno di kawasan Garuda Wisnu Serasi (GWS) areal Taman Kota Tabanan. Proses pemindahan ini pun sudah mulai dikerjakan oleh pemenang tender sejak 16 Agustus 2022.
Pembangunan dan penataan kedua patung ini menelan anggaran lumayan banyak. Untuk pemindahan dan penataan Patung Bung Karno nilai pagunya mencapai Rp 1,9 miliar dengan nilai kontrak Rp 1,4 miliar. Pemenang tendernya adalah CV Mitra Kerja Sejati.
Kemudian pembangunan dan Penataan Patung Wisnu Murti pagu anggarannya mencapai Rp 1,4 miliar dengan nilai kontrak Rp 1,1 miliar lebih dimenangkan oleh CV Yudha Utama. Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya mengatakan pembangunan dan penataan kembali Patung Wisnu Murti murni karena serapan aspirasi di masyarakat. Setelah turun ke lapangan yang dilakukan bersama anggota DPRD Tabanan masyarakat selalu menitipkan untuk mengembalikan Patung Wisnu Murti. “Berkaitan dengan aspirasi inilah kemudian dituangkan ke dalam program di tahun 2022,” ujar Bupati Sanjaya saat memberi keterangan kepada awak media di Gedung Kesenian I Ketut Maria Tabanan, Kamis (1/9) sore.
Kata dia, dibangunnya kembali Patung Wisnu Murti ini tidak berkaitan dengan politik. Namun murni karena aspirasi masyarakat. Terlebih lagi pembangunannya sebagai salah satu bentuk pelestarian adat dan budaya. “Kita tidak ingin lagi melihat ke belakang terkait pembangunan ini, namun murni karena aspirasi masyarakat, sehingga kita wujudkan. Jadi tidak ada berhubungan dengan unsur politik,” kata Bupati Sanjaya didampingi Sekda Tabanan Gede Susila bersama para ketua komisi di DPRD Tabanan. Dalam jumpa pers yang juga dihadiri bendesa adat dan perbekel di areal terdampak dibangunnya kembali Patung Wisnu Murti dan memindahkan Patung Bung Karno ke tempatnya yang lebih mulia, kata Bupati Sanjaya sudah mendapat persetujuan dan dukungan dari berbagai pihak. Mulai dari para tokoh, hingga Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI). Dukungan diberikan oleh sejumlah tokoh karena Patung Wisnu Murti memiliki nilai spiritual yang sangat tinggi dan menjadi ikon di Kecamatan Kediri dan Tabanan pada umumnya.
Bahkan Bupati Sanjaya menegaskan, pembangunan Patung Wisnu Murti ini tidak grasa grasu. Melainkan sudah melalui proses panjang, dan ada kajian baik secara akademis, kultural, budaya, hingga sosial. “Semua ada notulen hitam di atas putih, tidak ujug-ujug membangun, ini melalui proses panjang,” bebernya.
Selain itu, dia menyebutkan, desain dari Patung Wisnu Murti seluruhnya dari aspirasi masyarakat, kemudian tugas di pemerintah untuk menjadikan program aspirasi itu. “Sekali lagi sedikit pun tidak ada politik, tidak ada bercerita masa lalu. Mungkin pembangunan kembali Patung Wisnu Murti sudah kehendak alam, sudah bagian dari siklus. Mudah-mudahan ini adalah jalan menuju kebaikan,” katanya.
Untuk sekarang pembangunan Patung Wisnu Murti dan Pemindahan Patung Bung Karno sudah proses mapekeling. Penataan awal sudah dilakukan di areal GWS dengan meratakan tanah untuk membuatkan pondasi Patung Bung Karno. “Jadi Patung Bung Karno dipindah dan ditempatkan mulia, akan menghadap barat laut sesuai dengan kajian teknis,” papar pejabat asal Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan ini.
Bupati Sanjaya menerangkan sejalan dengan pemindahan Patung Bung Karno ini juga akan dilaksanakan rekayasa lalulintas di Kecamatan Kediri. Karena bangunan Patung Bung Karno sekarang di bagian bawah terlalu lebar yang menyulitkan pandangan pengendara dari arah timur dan barat. Selain itu kata Bupati Sanjaya rekayasa lalulintas ini sejalan untuk memperindah kawasan di Kecamatan Kediri agar lebih apik. Sebab di kawasan Kecamatan Kediri ada lapangan maupun kampus Universitas Tabanan (Untab) supaya lebih tertata.
“Masalah rekayasa lalulintas ini akan dirapatkan besok (hari ini) dengan Polres Tabanan. Jika kajian bagus, rekayasa lalulintas akan dipermanenkan di wilayah sekitar perempatan Kediri tersebut,” ungkap Ketua DPC PDIP Tabanan ini. Dia pun berharap dibangunnya Patung Wisnu Murti dan dipindahnya Patung Bung Karno ke tempat yang lebih mulia bisa menjadi hadiah HUT ke-529 Kota Tabanan tanggal 29 November 2022 mendatang. “Mudah-mudahan sebelum HUT kedua program ini bisa terselesaikan,” tegasnya.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Tabanan, I Made Dedy Saputra mengatakan pemindahan Patung Bung Karno akan dilakukan pada minggu kedua di bulan September. Patung yang terbuat dari perunggu ini akan dipindahkan oleh tim Nyoman Nuarta selaku pembuat patung Bung Karno. Pemindahan patung akan dilakukan dengan cara dipotong. “Sudah ada kajian teknis untuk pemindahan, itu akan dikerjakan oleh tim Pak Nyoman Nuarta,” jelasnya.
Dia menambahkan, Patung Bung Karno ini akan diletakkan di kawasan Taman Bung Karno. Berada di pojok kanan dengan menghadap barat laut. Nantinya tak hanya patung saja berada di lokasi itu, melainkan akan ada sejumlah ornamen untuk memperindah kawasan. “Sekarang prosesnya baru di penataan tanah untuk membuat pondasi menempatkan Patung Bung Karno,” jelasnya.
Sementara mengenai Patung Wisnu Murti, pematungnya adalah warga Tabanan I Made Sudarwa. Dia pemahat asal Banjar Penarukan Kelod, Desa Penarukan, Tabanan. Patung Wisnu Murti ini dirancang memiliki tinggi total sampai pondasi mencapai 9 meter. Kemudian bahan yang digunakan adalah beton bertulang. Beton ini dipilih untuk mempermudah membuat ornamen Bali pada Patung Wisnu Murti tersebut. “Seluruhnya masih proses pengerjaan,” tambahnya.
Proyek dua patung fenomenal ini ditarget akan selesai 16 Desember 2022. Pengerjaan sudah mulai dilakukan 16 Agustus lalu oleh pihak pemenang tender. “Mudah-mudahan dalam prosesnya tidak ada halangan,” tandasnya.
Sementara itu Bendesa Adat Kediri Ida Bagus Ketut Arsana mengaku senang dibangunnya kembali Patung Wisnu Murti yang merupakan aspirasi masyarakat Desa Adat Kediri. “Patung Wisnu Murti ini adalah ikon kami di Desa Kediri, yang kami sakralkan karena merupakan catus pata Desa Adat Kediri sebagai tempat melaksanakan upacara pecaruan saat sasih Kesanga atau Pangrupukan Hari Raya Nyepi,” jelasnya.
Dengan dikembalikannya Patung Wisnu Murti, mewakili masyarakat Tabanan, IB Ketut Arsana berterima kasih kepada Bupati Tabanan. “Kami akan siap membantu segala upacara yang berkaitan dengan dibangunnya kembali Patung Wisnu Murti, namun untuk biaya tetap dari pemerintah,” tandasnya. *des
Pembangunan dan penataan kedua patung ini menelan anggaran lumayan banyak. Untuk pemindahan dan penataan Patung Bung Karno nilai pagunya mencapai Rp 1,9 miliar dengan nilai kontrak Rp 1,4 miliar. Pemenang tendernya adalah CV Mitra Kerja Sejati.
Kemudian pembangunan dan Penataan Patung Wisnu Murti pagu anggarannya mencapai Rp 1,4 miliar dengan nilai kontrak Rp 1,1 miliar lebih dimenangkan oleh CV Yudha Utama. Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya mengatakan pembangunan dan penataan kembali Patung Wisnu Murti murni karena serapan aspirasi di masyarakat. Setelah turun ke lapangan yang dilakukan bersama anggota DPRD Tabanan masyarakat selalu menitipkan untuk mengembalikan Patung Wisnu Murti. “Berkaitan dengan aspirasi inilah kemudian dituangkan ke dalam program di tahun 2022,” ujar Bupati Sanjaya saat memberi keterangan kepada awak media di Gedung Kesenian I Ketut Maria Tabanan, Kamis (1/9) sore.
Kata dia, dibangunnya kembali Patung Wisnu Murti ini tidak berkaitan dengan politik. Namun murni karena aspirasi masyarakat. Terlebih lagi pembangunannya sebagai salah satu bentuk pelestarian adat dan budaya. “Kita tidak ingin lagi melihat ke belakang terkait pembangunan ini, namun murni karena aspirasi masyarakat, sehingga kita wujudkan. Jadi tidak ada berhubungan dengan unsur politik,” kata Bupati Sanjaya didampingi Sekda Tabanan Gede Susila bersama para ketua komisi di DPRD Tabanan. Dalam jumpa pers yang juga dihadiri bendesa adat dan perbekel di areal terdampak dibangunnya kembali Patung Wisnu Murti dan memindahkan Patung Bung Karno ke tempatnya yang lebih mulia, kata Bupati Sanjaya sudah mendapat persetujuan dan dukungan dari berbagai pihak. Mulai dari para tokoh, hingga Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI). Dukungan diberikan oleh sejumlah tokoh karena Patung Wisnu Murti memiliki nilai spiritual yang sangat tinggi dan menjadi ikon di Kecamatan Kediri dan Tabanan pada umumnya.
Bahkan Bupati Sanjaya menegaskan, pembangunan Patung Wisnu Murti ini tidak grasa grasu. Melainkan sudah melalui proses panjang, dan ada kajian baik secara akademis, kultural, budaya, hingga sosial. “Semua ada notulen hitam di atas putih, tidak ujug-ujug membangun, ini melalui proses panjang,” bebernya.
Selain itu, dia menyebutkan, desain dari Patung Wisnu Murti seluruhnya dari aspirasi masyarakat, kemudian tugas di pemerintah untuk menjadikan program aspirasi itu. “Sekali lagi sedikit pun tidak ada politik, tidak ada bercerita masa lalu. Mungkin pembangunan kembali Patung Wisnu Murti sudah kehendak alam, sudah bagian dari siklus. Mudah-mudahan ini adalah jalan menuju kebaikan,” katanya.
Untuk sekarang pembangunan Patung Wisnu Murti dan Pemindahan Patung Bung Karno sudah proses mapekeling. Penataan awal sudah dilakukan di areal GWS dengan meratakan tanah untuk membuatkan pondasi Patung Bung Karno. “Jadi Patung Bung Karno dipindah dan ditempatkan mulia, akan menghadap barat laut sesuai dengan kajian teknis,” papar pejabat asal Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan ini.
Bupati Sanjaya menerangkan sejalan dengan pemindahan Patung Bung Karno ini juga akan dilaksanakan rekayasa lalulintas di Kecamatan Kediri. Karena bangunan Patung Bung Karno sekarang di bagian bawah terlalu lebar yang menyulitkan pandangan pengendara dari arah timur dan barat. Selain itu kata Bupati Sanjaya rekayasa lalulintas ini sejalan untuk memperindah kawasan di Kecamatan Kediri agar lebih apik. Sebab di kawasan Kecamatan Kediri ada lapangan maupun kampus Universitas Tabanan (Untab) supaya lebih tertata.
“Masalah rekayasa lalulintas ini akan dirapatkan besok (hari ini) dengan Polres Tabanan. Jika kajian bagus, rekayasa lalulintas akan dipermanenkan di wilayah sekitar perempatan Kediri tersebut,” ungkap Ketua DPC PDIP Tabanan ini. Dia pun berharap dibangunnya Patung Wisnu Murti dan dipindahnya Patung Bung Karno ke tempat yang lebih mulia bisa menjadi hadiah HUT ke-529 Kota Tabanan tanggal 29 November 2022 mendatang. “Mudah-mudahan sebelum HUT kedua program ini bisa terselesaikan,” tegasnya.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Tabanan, I Made Dedy Saputra mengatakan pemindahan Patung Bung Karno akan dilakukan pada minggu kedua di bulan September. Patung yang terbuat dari perunggu ini akan dipindahkan oleh tim Nyoman Nuarta selaku pembuat patung Bung Karno. Pemindahan patung akan dilakukan dengan cara dipotong. “Sudah ada kajian teknis untuk pemindahan, itu akan dikerjakan oleh tim Pak Nyoman Nuarta,” jelasnya.
Dia menambahkan, Patung Bung Karno ini akan diletakkan di kawasan Taman Bung Karno. Berada di pojok kanan dengan menghadap barat laut. Nantinya tak hanya patung saja berada di lokasi itu, melainkan akan ada sejumlah ornamen untuk memperindah kawasan. “Sekarang prosesnya baru di penataan tanah untuk membuat pondasi menempatkan Patung Bung Karno,” jelasnya.
Sementara mengenai Patung Wisnu Murti, pematungnya adalah warga Tabanan I Made Sudarwa. Dia pemahat asal Banjar Penarukan Kelod, Desa Penarukan, Tabanan. Patung Wisnu Murti ini dirancang memiliki tinggi total sampai pondasi mencapai 9 meter. Kemudian bahan yang digunakan adalah beton bertulang. Beton ini dipilih untuk mempermudah membuat ornamen Bali pada Patung Wisnu Murti tersebut. “Seluruhnya masih proses pengerjaan,” tambahnya.
Proyek dua patung fenomenal ini ditarget akan selesai 16 Desember 2022. Pengerjaan sudah mulai dilakukan 16 Agustus lalu oleh pihak pemenang tender. “Mudah-mudahan dalam prosesnya tidak ada halangan,” tandasnya.
Sementara itu Bendesa Adat Kediri Ida Bagus Ketut Arsana mengaku senang dibangunnya kembali Patung Wisnu Murti yang merupakan aspirasi masyarakat Desa Adat Kediri. “Patung Wisnu Murti ini adalah ikon kami di Desa Kediri, yang kami sakralkan karena merupakan catus pata Desa Adat Kediri sebagai tempat melaksanakan upacara pecaruan saat sasih Kesanga atau Pangrupukan Hari Raya Nyepi,” jelasnya.
Dengan dikembalikannya Patung Wisnu Murti, mewakili masyarakat Tabanan, IB Ketut Arsana berterima kasih kepada Bupati Tabanan. “Kami akan siap membantu segala upacara yang berkaitan dengan dibangunnya kembali Patung Wisnu Murti, namun untuk biaya tetap dari pemerintah,” tandasnya. *des
Komentar