Kenaikan Tarif Angkot di Tabanan Masih Dikaji
Penyesuaian tarif angkot dan angdes yang dimanfaatkan untuk melayani siswa SMP, masih akan dilakukan koordinasi dengan Organda dan orangtua murid.
TABANAN, NusaBali
Dinas Perhubungan Tabanan masih mengkaji kenaikan tarif angkutan desa (angdes) dan angkutan kota (angkot) pasca naiknya harga bahan bakar minyak (BBM), meskipun saat ini belum ada keluhan dari pramudi/pengemudi. Sementara di sisi lain, kenaikan harga BBM mengakibatkan pendapatan pengelola wisata air menurun.
Untuk saat ini tarif angkot dan angdes yang masih dimanfaatkan untuk melayani murid SMP ke dan dari sekolah menerapkan upah sebelum BBM naik. Yakni angkutan yang beroperasi di kota, satu orang siswa membayar Rp 6.000 (pergi – pulang), dan di kawasan Kecamatan Baturiti Rp 5.000. Besaran tarif ini sesuai dengan kesepakatan orangtua siswa dan pramudi, karena saat ini Pemkab Tabanan tidak menganggarkan angkutan gratis dampak pandemi Covid-19.
Plt Kepala Dinas Perhubungan Tabanan sekaligus Asisten 3 Setda Tabanan I Made Agus Harta Wiguna, mengatakan pada prinsipnya memang dilakukan penyesuaian seiring dengan kenaikan harga BBM, sebab salah satu penghitung kenaikan tarif adalah harga BBM. “Namun kami masih meminta waktu untuk hal itu, karena ada sejumlah acuan yang dihitung,” kata Harta Wiguna, Selasa (6/9).
Acuan yang dimaksud adalah, menghitung Biaya Operasi Kendaraan (BOK), standar biaya, jarak tempuh, hingga harga kendaraan. “Selain itu kami juga masih perlu berkoordinasi dengan Organda (organisasi angkutan darat) selaku pengayom pramudi angkot dan angdes di Tabanan,” imbuh Harta Wiguna.
Dengan kondisi itu, jika sudah ada hasil penghitungan dan koordinasi baru akan dijadikan pijakan terkait dengan kenaikan tarif. “Apalagi untuk angkutan siswa perlu dilakukan koordinasi dengan orangtua, supaya ada kesepakatan,” tegas Harta Wiguna.
Menurutnya prosentase kenaikan tarif seiring dengan kenaikan harga BBM tidak mesti naik mengikuti harga BBM. Sebab ada hitungan yang harus dilakukan. “Pekan depan kami rencana akan mengumpulkan dan berkoordinasi dengan pihak Organda,” tandas Harta Wiguna.
Sementara itu, pengelola Mentari yang menyediakan speed boat untuk wisata air, I Komang Mastra menyebutkan belum ada rencana menaikkan tarif boat yang dikelola di kawasan Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Namun kenaikan harga BBM itu sangat berpengaruh pada pendapatan. “Pendapatan kami berkurang antara 30-50 persen dampak dari naiknya harga BBM,” kata Mastra.
Menurutnya, jika tarif speed boat dinaikkan, wisatawan bisa saja tidak mau naik. Sehingga dia sendiri akan melakukan hitung-hitungan. “Sekarang kami masih berlakukan tarif normal, Rp 150.000 kapasitas 4 orang sekali putaran. Saya kelola ada 10 speed boat,” beber Mastra.
Dia menambahkan, wisata Mentari selain mengelola speed boat juga mengelola wisata sampan dayung dan bebek-bebekan. Namun sampan dayung dan bebek-bebekan ini hanya sebagai penunjang. *des
Untuk saat ini tarif angkot dan angdes yang masih dimanfaatkan untuk melayani murid SMP ke dan dari sekolah menerapkan upah sebelum BBM naik. Yakni angkutan yang beroperasi di kota, satu orang siswa membayar Rp 6.000 (pergi – pulang), dan di kawasan Kecamatan Baturiti Rp 5.000. Besaran tarif ini sesuai dengan kesepakatan orangtua siswa dan pramudi, karena saat ini Pemkab Tabanan tidak menganggarkan angkutan gratis dampak pandemi Covid-19.
Plt Kepala Dinas Perhubungan Tabanan sekaligus Asisten 3 Setda Tabanan I Made Agus Harta Wiguna, mengatakan pada prinsipnya memang dilakukan penyesuaian seiring dengan kenaikan harga BBM, sebab salah satu penghitung kenaikan tarif adalah harga BBM. “Namun kami masih meminta waktu untuk hal itu, karena ada sejumlah acuan yang dihitung,” kata Harta Wiguna, Selasa (6/9).
Acuan yang dimaksud adalah, menghitung Biaya Operasi Kendaraan (BOK), standar biaya, jarak tempuh, hingga harga kendaraan. “Selain itu kami juga masih perlu berkoordinasi dengan Organda (organisasi angkutan darat) selaku pengayom pramudi angkot dan angdes di Tabanan,” imbuh Harta Wiguna.
Dengan kondisi itu, jika sudah ada hasil penghitungan dan koordinasi baru akan dijadikan pijakan terkait dengan kenaikan tarif. “Apalagi untuk angkutan siswa perlu dilakukan koordinasi dengan orangtua, supaya ada kesepakatan,” tegas Harta Wiguna.
Menurutnya prosentase kenaikan tarif seiring dengan kenaikan harga BBM tidak mesti naik mengikuti harga BBM. Sebab ada hitungan yang harus dilakukan. “Pekan depan kami rencana akan mengumpulkan dan berkoordinasi dengan pihak Organda,” tandas Harta Wiguna.
Sementara itu, pengelola Mentari yang menyediakan speed boat untuk wisata air, I Komang Mastra menyebutkan belum ada rencana menaikkan tarif boat yang dikelola di kawasan Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Namun kenaikan harga BBM itu sangat berpengaruh pada pendapatan. “Pendapatan kami berkurang antara 30-50 persen dampak dari naiknya harga BBM,” kata Mastra.
Menurutnya, jika tarif speed boat dinaikkan, wisatawan bisa saja tidak mau naik. Sehingga dia sendiri akan melakukan hitung-hitungan. “Sekarang kami masih berlakukan tarif normal, Rp 150.000 kapasitas 4 orang sekali putaran. Saya kelola ada 10 speed boat,” beber Mastra.
Dia menambahkan, wisata Mentari selain mengelola speed boat juga mengelola wisata sampan dayung dan bebek-bebekan. Namun sampan dayung dan bebek-bebekan ini hanya sebagai penunjang. *des
Komentar