Komisi II DPRD Banten Kunjungi Pameran IKM Bali Bangkit
DENPASAR, NusaBali
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster menyambut dua anggota Komisi II DPRD Provinsi Banten Desy Yusandi dan Ida Hamidah, yang mengunjungi Pameran IKM Bali Bangkit di Taman Budaya (Art Centre) Provinsi Bali, Denpasar, Jumat (30/9).
Dipandu Ny Putri Koster, kedua tamu tersebut antusias melihat berbagai produk kerajinan khas Bali yang dipamerkan.
Desy Yusandi menyampaikan bahwa kunjungan ini dimaksudkan untuk mengetahui upaya pembinaan perajin yang dilaksanakan Dekranasda Bali. Setelah menyaksikan langsung Pameran IKM Bali Bangkit dan mendengar penjelasan Ketua Dekranasda Bali, Desy Yusandi mengungkapkan rasa salut. Dia menilai, yang dilaksanakan Dekranasda Bali merupakan terobosan luar biasa. “Banten perlu banyak belajar dari Dekranasda Bali dalam pembinaan perajin,” ucapnya.
Ny Putri Koster menyampaikan bahwa program pembinaan perajin yang dilaksanakannya mendapat dukungan penuh dari Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster. Dukungan itu diaktualisasikan dalam sejumlah regulasi, antara lain Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 4 Tahun 2021 tentang Penggunaan Kain Tenun Endek/Kain Tenun Tradisional Bali. Surat edaran ini mewajibkan pegawai mengenakan busana berbahan endek atau tenun tradisional lainnya setiap hari Selasa. Menurutnya, pemberlakuan edaran ini memberi dampak signifikan pada omzet penjualan kain tenun tradisional Bali.
Selain itu, lanjut Ny Putri Koster, ada pula Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali. Menurutnya, ini merupakan salah satu upaya mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif.
Ditambahkannya, Pergub ini mendorong bermunculannya berbagai merek minuman fermentasi dan destilasi khas Bali. Dia lantas menunjukkan berbagai produk minuman fermentasi dan destilasi khas Bali yang dipamerkan di IKM Bali Bangkit. Menurut Ny Putri Koster, Provinsi Banten bisa meniru Bali terkait kelengkapan payung hukum dalam mendorong kemajuan industri kerajinan tradisional setempat.
Ny Putri Koster juga menjelaskan tujuan penyelenggaraan Pameran IKM Bali Bangkit. Selain memberi wadah bagi perajin untuk memasarkan produk yang mereka hasilkan, pameran juga dimaksudkan sebagai tempat pembinaan. Pembinaan diarahkan pada kesadaran untuk bersama-sama melestarikan produk khas Bali seperti kain tenun endek dan songket serta kerajinan perak.
Lebih dari itu, Dekranasda Bali juga melakukan pembinaan dalam penjualan produk. “Kami di sini mengusung tag line barang berkualitas dengan harga pantas,” ungkapnya. Pihaknya selalu mengingatkan pelaku IKM dan UMKM agar tak mematok keuntungan yang terlalu tinggi hingga mencekik konsumen. *cr78
Ny Putri Koster menyampaikan bahwa program pembinaan perajin yang dilaksanakannya mendapat dukungan penuh dari Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster. Dukungan itu diaktualisasikan dalam sejumlah regulasi, antara lain Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 4 Tahun 2021 tentang Penggunaan Kain Tenun Endek/Kain Tenun Tradisional Bali. Surat edaran ini mewajibkan pegawai mengenakan busana berbahan endek atau tenun tradisional lainnya setiap hari Selasa. Menurutnya, pemberlakuan edaran ini memberi dampak signifikan pada omzet penjualan kain tenun tradisional Bali.
Selain itu, lanjut Ny Putri Koster, ada pula Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali. Menurutnya, ini merupakan salah satu upaya mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif.
Ditambahkannya, Pergub ini mendorong bermunculannya berbagai merek minuman fermentasi dan destilasi khas Bali. Dia lantas menunjukkan berbagai produk minuman fermentasi dan destilasi khas Bali yang dipamerkan di IKM Bali Bangkit. Menurut Ny Putri Koster, Provinsi Banten bisa meniru Bali terkait kelengkapan payung hukum dalam mendorong kemajuan industri kerajinan tradisional setempat.
Ny Putri Koster juga menjelaskan tujuan penyelenggaraan Pameran IKM Bali Bangkit. Selain memberi wadah bagi perajin untuk memasarkan produk yang mereka hasilkan, pameran juga dimaksudkan sebagai tempat pembinaan. Pembinaan diarahkan pada kesadaran untuk bersama-sama melestarikan produk khas Bali seperti kain tenun endek dan songket serta kerajinan perak.
Lebih dari itu, Dekranasda Bali juga melakukan pembinaan dalam penjualan produk. “Kami di sini mengusung tag line barang berkualitas dengan harga pantas,” ungkapnya. Pihaknya selalu mengingatkan pelaku IKM dan UMKM agar tak mematok keuntungan yang terlalu tinggi hingga mencekik konsumen. *cr78
Komentar