Jelang KTT G20 November Mendatang, Petugas ‘Sisir’ Anjing Liar
Upaya penyisiran tidak saja fokus pada anjing yang memang liar, melainkan juga terhadap anjing yang sengaja dilepas.
MANGUPURA, NusaBali
Keberadaan anjing liar di wilayah Kecamatan Kuta Selatan mendapat perhatian serius dari pemerintah Kabupaten Badung. Terlebih tak lama lagi akan berlangsung perhelatan KTT G20 yang akan dihadiri banyak para delegasi dan sejumlah kepala negara. Mengantisipasi hal-hal tidak dinginkan, terutama merebaknya kasus rabies, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung berencana menyisir anjing liar dan akan menempatkannya shelter milik yayasan pencinta binatang.
Dinas Pertanian dan Pangan turut melibatkan Dinas Kesehatan, TNI/Polri, BPBD dan komunitas penyayang binatang untuk menyisir keberadaan anjing liar tersebut. Dijadwalkan penyisiran rutin dilakukan sekali dalam sepekan, ini dimaksudkan agar saat KTT G20 berlangsung tidak ada anjing yang berkeliaran di jalan.
Kadis Pertanian dan Pangan Badung Wayan Wijana, mengatakan penyisiran anjing liar merupakan upaya pengendalian agar tidak berkeliaran, khususnya saat KTT G20. Rencana penyisiran ini pun, lanjutnya, telah dibahas dalam rapat terpadu yang dihadiri sejumlah stakeholder, seperti Koramil Kutsel, Polsek Kuta Selatan, BPBD, dan yayasan pecinta binatang. Rapat terpadu diselenggarakan di Kantor Camat Kuta Selatan pada Rabu (11/10) lalu. “Pertemuan difasilitasi oleh Camat Kuta itu membahas terkait pengendalian anjing liar selama pelaksanaan puncak KTT G20,” kata Wijana, Jumat (14/10).
Wijana mengatakan, ada dua titik fokus yang menjadi perhatian khusus, yaitu kawasan ITDC dan GWK. Sebab dua tempat ini menjadi bagian dari venue pelaksanaan KTT G20. Dalam pertemuan itu disepakati akan dilakukan pengendalian lapangan sekali dalam sepekan, yakni setiap Jumat. Pihak puskesmas juga akan menyiapkan semacam posko yang membuka layanan 24 jam selama KTT G20 berlangsung.
“Kami sudah sejak awal tahun merancang strategi penanganan anjing liar dan penyebaran rabies melalui sosialisasi informasi edukasi. Bahkan tahun ini vaksinasi rabies difokuskan di Kuta Selatan. Hal itu dilaksanakan untuk keamanan dan kenyamanan delegasi KTT G20,” kata Wijana.
Upaya penyisiran tidak saja fokus pada anjing yang memang liar, melainkan juga terhadap anjing yang sengaja dilepas. Dalam waktu dekat, lanjut Wijana, juga akan merelokasi anjing liar bekerja sama dengan yayasan penyayang binatang. “Anjing yang diamankan saat penyisiran akan dititip di shelter sementara,” katanya.
Camat Kutsel Ketut Gede Arta berharap pihak penyayang binatang dapat memberikan bantuan dalam pengendalian, yang rencananya akan dilakukan setiap Jumat. Selain itu dia juga meminta bantuan pihak komunitas agar merelokasi anjing liar untuk ditempatkan di shelter sementara waktu. “Sudah disepakati anjin liar akan ditampung sementara di shelter. Jadi ini adalah langkah positif untuk mencegah banyaknya anjing di sejumlah titik di Kuta Selatan,” ujar Gede Arta. *dar
Dinas Pertanian dan Pangan turut melibatkan Dinas Kesehatan, TNI/Polri, BPBD dan komunitas penyayang binatang untuk menyisir keberadaan anjing liar tersebut. Dijadwalkan penyisiran rutin dilakukan sekali dalam sepekan, ini dimaksudkan agar saat KTT G20 berlangsung tidak ada anjing yang berkeliaran di jalan.
Kadis Pertanian dan Pangan Badung Wayan Wijana, mengatakan penyisiran anjing liar merupakan upaya pengendalian agar tidak berkeliaran, khususnya saat KTT G20. Rencana penyisiran ini pun, lanjutnya, telah dibahas dalam rapat terpadu yang dihadiri sejumlah stakeholder, seperti Koramil Kutsel, Polsek Kuta Selatan, BPBD, dan yayasan pecinta binatang. Rapat terpadu diselenggarakan di Kantor Camat Kuta Selatan pada Rabu (11/10) lalu. “Pertemuan difasilitasi oleh Camat Kuta itu membahas terkait pengendalian anjing liar selama pelaksanaan puncak KTT G20,” kata Wijana, Jumat (14/10).
Wijana mengatakan, ada dua titik fokus yang menjadi perhatian khusus, yaitu kawasan ITDC dan GWK. Sebab dua tempat ini menjadi bagian dari venue pelaksanaan KTT G20. Dalam pertemuan itu disepakati akan dilakukan pengendalian lapangan sekali dalam sepekan, yakni setiap Jumat. Pihak puskesmas juga akan menyiapkan semacam posko yang membuka layanan 24 jam selama KTT G20 berlangsung.
“Kami sudah sejak awal tahun merancang strategi penanganan anjing liar dan penyebaran rabies melalui sosialisasi informasi edukasi. Bahkan tahun ini vaksinasi rabies difokuskan di Kuta Selatan. Hal itu dilaksanakan untuk keamanan dan kenyamanan delegasi KTT G20,” kata Wijana.
Upaya penyisiran tidak saja fokus pada anjing yang memang liar, melainkan juga terhadap anjing yang sengaja dilepas. Dalam waktu dekat, lanjut Wijana, juga akan merelokasi anjing liar bekerja sama dengan yayasan penyayang binatang. “Anjing yang diamankan saat penyisiran akan dititip di shelter sementara,” katanya.
Camat Kutsel Ketut Gede Arta berharap pihak penyayang binatang dapat memberikan bantuan dalam pengendalian, yang rencananya akan dilakukan setiap Jumat. Selain itu dia juga meminta bantuan pihak komunitas agar merelokasi anjing liar untuk ditempatkan di shelter sementara waktu. “Sudah disepakati anjin liar akan ditampung sementara di shelter. Jadi ini adalah langkah positif untuk mencegah banyaknya anjing di sejumlah titik di Kuta Selatan,” ujar Gede Arta. *dar
Komentar