nusabali

40 Anjing Liar Dititipkan di Shelter

  • www.nusabali.com-40-anjing-liar-dititipkan-di-shelter

MANGUPURA, NusaBali
Sebanyak 40 ekor anjing liar sudah direlokasi ke shelter-shelter (penampungan) milik komunitas penyayang binatang.

Jelang pelaksanaan KTT G20, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung menggandeng organisasi penyayang binatang melakukan penyisiran anjing liar, terutama di wilayah Kuta Selatan, khususnya di venue KTT G20 serta objek wisata.

“Masih ada kurang lebih 105 anjing liar yang masih berkeliaran. Liar di sini maksudnya anjing tersebut tanpa pemilik dan sering mengganggu wisatawan. Sampai saat ini baru 40 ekor anjing yang sudah kita relokasi,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung I Wayan Wijana, Minggu (16/10).

Dari hasil pendataan di lapangan, terungkap anjing liar yang ada di kawasan Kuta Selatan masih cukup banyak. Untuk wilayah Kuta Selatan diperkirakan hidup sebanyak 13.000 HPR (Hewan Penular Rabies). Namun, sebanyak 70,43 persen sudah divaksin, sisa masih terus disisir untuk mencegah penularan rabies. “Kami juga sudah melakukan kontrol populasi (Kastrasi) terhadap anjing-anjing milik warga dan anjing liar yang kita tangkap,” jelasnya.

Lebih lanjut mantan Kabag Organisasi dan Tatal Laksana Setda Badung ini, selain upaya merelokasi anjing liar ini, juga diimbau kepada warga agar mengikat anjing peliharaannya di rumah. “Petugas kesehatan hewan di lapangan terus melakukan pendekatan persuasif kepada warga dan komunitas penyayang anjing di Kuta Selatan agar tidak melepasliarkan anjingnya demi keamanan dan kenyamanan wisatawan,” kata Wijana.

Kendati dilakukan penyisiran, namum Wijana memastikan anjing yang dititip di sejumlah shelter mendapatkan perlakukan baik. Bahkan kata dia, rata-rata anjing yang ditangkap dalam kondisi sakit. Untuk saat ini anjing tersebut dirawat hingga sembuh. Sedangkan jika ada anjing menunjukan gejala terjangkit rabies, maka akan dieliminasi.

“Rata-rata anjing yang ditampung di shelter ditangkap dalam keadaan sakit kulit scabis (gudig) dan dibuang oleh pemiliknya. Kemudian kita rawat, vaksin dan obati hingga sehat kembali,” tegas Wijana. *ind

Komentar