Wilayah Legian Kembali Alami Banjir
MANGUPURA, NusaBali
Hujan deras yang terjadi di wilayah hulu mengakibatkan sejumlah titik di wilayah Kelurahan Legian, Kecamatan Kuta, kembali terendam banjir pada Selasa (18/10), seperti Jalan Sri Rama, Dewi Sri, Dewi Sri IV, Dewi Sri VIII, Kresna, Campuhan, Campuhan II, Dewi Kausalya, dan Pandawa.
Meski demikian kondisinya tidak separah banjir sebelumnya. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) I Wayan Puspa Negara, mengatakan banjir yang kembali terjadi di wilayah Legian merupakan kali pertama dalam satu periode musim hujan. Menurut dia pemicunya masih sama, yakni naiknya air laut yang berbarengan dengan guyuran hujan lebat di wilayah hulu Tukad Mati. “Kami memang sudah tahu akan terjadi hujan di atas normal, itu memang berdasarkan informasi dari BBMKG. Namun yang kami tidak duga banjir akan terjadi lagi, karena banjir baru sekitar sepekan lalu terjadi,” kata Puspa Negara.
Menurutnya, banjir di kawasan Legian diawali sekitar pukul 05.00 Wita, di mana Linmas Legian yang sedang patroli melaporkan terjadinya kenaikan permukaan air pada Tukad Mati. Dan sekitar 30 menit berlalu, airnya sudah terbilang tinggi dan nyaris melewati tanggul. Kondisi ini diperparah dengan adanya air pasang. “Kondisi Legian relatif tidak terlalu lebar hujannya. Namun karena air pasang dan ditambah hujan di hulu, maka aliran air Tukad Mati meluap ke sejumlah titik. Aliran air baru surut setelah pukul 08.00 Wita,” jelas Puspa Negara.
Jika dibandingkan, banjir kali ini tidak separah sepuluh hari lalu. Selain karena pasang laut yang tidak berlangsung lama, menurut dia hal tersebut dipengaruhi pula langkah pengerukan sedimentasi yang telah digiatkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung. Belajar dari pengalaman banjir yang beberapa kali sudah terjadi di Legian, dirinya meminta agar pemerintah daerah bisa memenuhi berbagai sarana yang dibutuhkan kaitan mitigasi bencana. Di antaranya yakni rubber boat, pompa pengendali banjir tambahan, serta kendaraan yang mampu melewati banjir.
“Di sini kami memang sudah memiliki kendaraan patroli Linmas. Tapi ketika banjirnya tinggi hingga di atas lutut orang dewasa, tentu tidak bisa lewat. Makanya kalau sudah menghadapi yang demikian, kami biasanya pinjam untuk membantu mengevakuasi warga terjebak banjir. Apalagi ketika warga bersangkutan sakit, tentu kendaraan ambulans biasa tidak bisa melintas,” kata Puspa Negara. *dar
Komentar