Gubernur Koster-Kapolda Tinjau Lokasi Bencana di Tabanan
Jalan dan Jembatan Putus di Banjar Cau Siap Diperbaiki Melalui BKK Provinsi
TABANAN, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster bersama Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra didampingi Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya dan Anggota DPD RI Dapil Bali Anak Agung Gde Agung meninjau lokasi terdampak bencana di Kabupaten Tabanan pada Buda Pon Watugunung, Rabu (19/10).
Lokasi bencana yang ditinjau, yakni Pura Campuhan di Banjar Ganter, Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri yang dalam kondisi hancur akibat terjangan banjir bandang dari aliran Sungai Yeh Sungi pada, Senin (17/10). Kemudian Infrastruktur Jalan dan Jembatan di Banjar Cau, Desa Tua, Kecamatan Marga dalam kondisi putus akibat dihantam banjir bandang dan Rumah I Made Gerindem di Banjar Bayan, Desa Tua, Kecamatan Marga dalam kondisi tembok panyengker dan tugu roboh sampai ruangan kamar rumah tergenang air akibat hantaman banjir bandang.
Gubernur Koster usai melakukan peninjauan di 3 lokasi terdampak bencana tersebut mengatakan korban atau warga yang terdampak bencana harus diselamatkan terlebih dahulu, kemudian dijamin pasokan kebutuhan pokoknya terpenuhi dengan menyalurkan kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, air bersih, obat-obatan, dan juga penyiapan tempat pengungsian, sebagai penanganan awal jangka pendek.
“Jadi penanganan sosial bagi korban terdampak bencana menjadi prioritas utama kami dalam jangka pendek,” ujar orang nomor satu di Pemprov Bali ini didampingi Kepala BPBD Bali I Made Rentin. Untuk penanganan jangka panjang sedang dirancang relokasi tempat tinggal bagi warga yang tinggal di lokasi-lokasi rawan, kemudian melakukan pembangunan kembali fasilitas umum baik infrastruktur jalan, jembatan dan saluran air yang rusak akibat bencana.
“Seluruh skema penanganan bencana tersebut siap dibahas dan diputuskan pada rapat koordinasi yang akan melibatkan seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali, Pemerintah Provinsi hingga Pemerintah Pusat,” jelas mantan Anggota DPR RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini. Dalam skema penanganan dampak bencana, Gubernur Koster lebih lanjut menjelaskan bahwa pendanaannya ada yang bersumber dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi, maupun APBN melalui Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB).
“Apabila bencana ini sudah dinyatakan sebagai darurat bencana, maka kemungkinan bisa mendapat penanganan khusus lewat program APBN. Sehingga perbaikan Pura Campuhan di Banjar Ganter akan kami bahas skema bantuannya. Kemudian khusus untuk akses jalan dan jembatan di Banjar Cau, Desa Tua ini sebetulnya kewenangan ada di Kabupaten Tabanan, namun akan kami bantu lewat APBD Provinsi Bali tahun 2023 melalui skema Bantuan Keuangan Khusus (BKK), sehingga bisa dibangun jembatan yang permanen, bagus dan kuat guna mengantisipasi kejadian serupa terulang kembali," jelas Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini didampingi Kepala Dinas PUPR Provinsi Bali Nusakti Yasa Weda sembari mendengarkan laporan Perbekel Desa Tua, Wayan Budi Arta Putra yang menyatakan bahwa pihaknya berencana memasang jembatan sementara milik Zipur TNI yang sempat ditawarkan, supaya akses perekonomian warga, aktivitas petani, dan mobilitas siswa bisa berjalan normal kembali.
Sedangkan Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya yang didampingi Perbekel Desa Abiantuwung dan Perbekel Desa Tua menyampaikan banyak terimakasih atas perhatian besar yang diberikan oleh Gubernur Bali Wayan Koster di dalam memberikan solusi terhadap peristiwa bencana alam yang terjadi di Kabupaten Tabanan.
Sebelumnya Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya menegaskan, perbaikan untuk kebencanaan sudah diprioritaskan. Nantinya di anggaran perubahan akan dialokasikan dana sebesar Rp 7 miliar serta di anggaran induk sebesar Rp 8 miliar. "Kita sudah siapkan bisa digunakan sampai Desember ini. Dan tahun depan kita anggarkan Rp 8 miliar," ujarnya ketika di konfirmasi, Selasa (18/10).
Sementara sebelum kedatangan Gubernur Koster, Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan Ny Rai Wahyuni Sanjaya juga meninjau bencana di Desa Abiantuwung. Kemudian langsung meninjau bencana yang melandai Pura Manik Toya di Desa Batanyuh, Kecamatan Marga.
Sementara data yang dihimpun NusaBali, bencana alam yang terjadi Senin lalu di Tabanan membuat sembilan pura dan tiga infrastruktur (dua jembatan dan 1 bendungan) di Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Tabanan terdampak. Pura dan infrastruktur itu hanyut disapu air bah di Tukad Yeh Sungi. Bahkan bencana ini juga menghanyutnya pratima dan benda sakral.
Sembilan pura yang hanyut disapu air bah itu, diantaranya Pura Campuhan Palinggih, Pura Beji Taman di Banjar Ganter.
Kemudian Pura Empelan Sidi, Pura Buke, Pura Beten Jepun, Pura Anyar di Banjar Tapesan. Lalu Pura Banjar Beji Sudamala di Banjar Suragala, Pura Beji Beten Waru, Pura Beji Beten Waru dan Pura Guru Beten Kangin, di Banjar Pasekan.
Dari sembilan pura itu, Pura Anyar yang paling parah hanya tinggal tersisa bangunan kori agung dan Bale Kukul saja. Sementara tujuh palinggih lainnya (Pelinggih Ratu Ayu, Gedong Pengaruman, Pelinggih Manik Galih, Pelinggih Ratu Nyoman, Pelinggih Ratu Made, Pelinggih Khyangan Beji Pesucian, dan Pelinggih Pengayengan) hanyut rata dengan tanah. Bahkan mirisnya pratima yang berjumlah 5 buah juga ikut disapu air bah.
Sementara delapan pura lainnya kondisi juga tergolong parah. Rata-rata beberapa palinggih dan panyengkernya juga hanyut. Selain Pura Anyar, Pura Campuhan juga mengalami kondisi kehilangan dua pratima. Namun satu pratima berhasil ditemukan di Pura Anyar yang berjarak sekitar 6 kilometer arah selatan.
Pantauan di lokasi, Rabu pagi pura yang dihanyutkan air bah memang kondisinya berdekatan dengan Tukad Yeh Sungi atau berada di sisi barat. Seluruh bangunan pura ini kondisinya rusak parah harus membangun secara total. Perbekel Abiantuwung, I Gusti Agung Ngurah Bayu Pramana mengatakan seluruh kejadian ini terjadi Senin lalu. Seluruh pura yang terimbas ini tenggelam karena ketinggian air mencapai 20 meter. "Pura yang kebanjiran tidak lama hanya satu jam, namun dampaknya sangat besar karena hantaman air bah ini," ujarnya saat ditemui di lokasi.
Menurutnya selain pura, tiga infrastruktur di Desa Abiantuwung juga terimbas, yakni dua jembatan putus dan satu bendungan jebol. Jembatan yang terimbas adalah penghubung antara Banjar Hyang Api dengan Banjar Apesan. Panjang jembatan sekitar 23 meter dengan lebar 1,5 meter. Lalu jembatan kedua adalah jembatan penghubung Banjar Suralaga dengan Banjar Ganter dengan panjang 20 meter dan lebar 2 meter hanyut.
Disebutkan Perbekel Bayu Pramana kedua jembatan adalah jalan alternatif bisa tembus ke Kabupaten Badung dan Tabanan meskipun hanya bisa dilewati sepeda motor.
"Dampak hanyutnya jembatan ini akses pertanian, ekonomi hingga sekolah terganggu. Terutama siswa yang akan masuk ke SMPN 5 Kediri harus putar arah sejauh 5 kilometer," beber Bayu Pramana. Sementara bendungan yang jebol ini bernama Bendungan Yeh Mundeh. Bendungan ini mengairi Subak Mundeh yang ada di Desa Nyambu, Kecamatan Kediri. Jika tak segera ditangani maka pertanian di subak tersebut bisa kekeringan selama setahun. "Bendungan ini besar, kondisinya jebol serta salurannya banyak tersumbat kayu besar," akunya.
Terkait kebencanaan di Desa Abiantuwung ini yang tergolong parah, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD dan Pemkab Tabanan untuk dibantu penanganan. Bahkan Terkait dengan kerusakan bendungan desa sudah membuat laporan ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida untuk dibantu perbaikan. Sementara itu Kelian Pemaksan Pura Anyar, I Nyoman Sudana menegaskan kerugian akibat hilangnya seluruh palinggih ini mencapai 500 jutaan. Sebab akibat sapuan air bah ini kondisi pura hancur. "Belum lagi biaya upacara, jadi pembangunanya harus total," ungkapnya. *des
Komentar