PDIP, Gerindra, dan Demokrat 3 Besar di Survei Parpol LSN Jelang 2024
JAKARTA, NusaBali
Lembaga Survei Nasional (LSN) merilis elektabilitas partai politik menjelang Pilpres 2024. Hasilnya, sebanyak 21,9 persen responden memilih PDIP dan disusul 16,8 persen responden memilih Partai Gerindra.
Survei LSN dilaksanakan pada 29 Oktober hingga 2 November 2022 di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Populasi dari survei ini adalah seluruh penduduk Indonesia yang minimal berusia 17 tahun dan telah memiliki e-KTP sebanyak 1.230 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak sistematis (systematic random sampling).
Batas kesalahan (margin of error) sebesar 2,79 persen dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara melalui telepon (telesurvey).
Para responden diberi pertanyaan berbunyi, ‘Seandainya hari ini dilaksanakan pemilihan umum (Pemilu), partai apakah yang akan Anda pilih dari sejumlah partai berikut ini?’
Hasilnya:
* PDIP 21,9%
* Gerindra 16,8%
* Demokrat 11,6%
* Golkar 9,5%
* PKS 7,2%
* PKB 6,9%
* NasDem 5,4%
* Perindo 4,1%
* PAN 3,2%
* PPP 1,9%
* Parpol lain 3,4%
* undecided 8,1%
“Berdasarkan temuan LSN, sebanyak 21,9 persen responden mengaku akan memilih PDI Perjuangan. Kemudian 16,8 persen menjatuhkan pilihan pada Partai Gerindra dan 11,6 persen mengaku memilih Partai Demokrat,” kata Direktur Eksekutif LSN Gema Nusantara Bakry dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual, dan dilansir detikcom, Jumat (4/11/2022).
Kemudian, responden juga ditanyai alasan atau faktor yang paling mempengaruhi dalam menjatuhkan pilihan pada partai politik. Hasilnya sebanyak 33,9 persen responden menilai alasan memilih partai tersebut adalah kepedulian partai terhadap persoalan-persoalan riil yang dihadapi rakyat. Sedangkan 26,1 persen responden memilih partai tersebut berdasarkan platform, visi misi, dan program kerja partai.
“Faktor lain yang juga menjadi pertimbangan cukup signifikan adalah platform, visi-misi, dan program kerja kongkrit yang diajukan partai (26,1 persen) dan rekam jejak (track record) partai tersebut (13,7 persen),” kata Gema.
Selanjutnya sebanyak 45,7 persen responden mengaku sudah mantap terhadap pilihan partai politik. Sedangkan 38,2 persen responden mengaku masih mungkin berubah terhadap pilihan partai politik, sementara 16,1 persen responden menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.
“Tingkat kemantapan pilihan (loyal voters) terhadap partai yang dipilihnya saat ini baru mencapai 45,7 persen. Ini berarti kemungkinan terjadi perubahan peta elektabilitas partai di menjelang Pemilu 2024 masih sangat terbuka,” ucap Gema. *
Kemudian, responden juga ditanyai alasan atau faktor yang paling mempengaruhi dalam menjatuhkan pilihan pada partai politik. Hasilnya sebanyak 33,9 persen responden menilai alasan memilih partai tersebut adalah kepedulian partai terhadap persoalan-persoalan riil yang dihadapi rakyat. Sedangkan 26,1 persen responden memilih partai tersebut berdasarkan platform, visi misi, dan program kerja partai.
“Faktor lain yang juga menjadi pertimbangan cukup signifikan adalah platform, visi-misi, dan program kerja kongkrit yang diajukan partai (26,1 persen) dan rekam jejak (track record) partai tersebut (13,7 persen),” kata Gema.
Selanjutnya sebanyak 45,7 persen responden mengaku sudah mantap terhadap pilihan partai politik. Sedangkan 38,2 persen responden mengaku masih mungkin berubah terhadap pilihan partai politik, sementara 16,1 persen responden menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.
“Tingkat kemantapan pilihan (loyal voters) terhadap partai yang dipilihnya saat ini baru mencapai 45,7 persen. Ini berarti kemungkinan terjadi perubahan peta elektabilitas partai di menjelang Pemilu 2024 masih sangat terbuka,” ucap Gema. *
Komentar