Satgas Passus TNI Serbu Kampus Tzinghua Sea
DENPASAR, NusaBali
Sejumlah pejabat VVIP yang menghadiri pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi Grouping of Twenty disandera teroris, Rabu (9/11) malam.
Para pejabat penting tersebut disandera di Gedung Kampus Tzinghua Sea di Kawasan Bali Turtle Island Development (BTID), Kelurahan Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan. Menerima laporan tentang kejadian tersebut, TNI mengerahkan 408 pasukan khusus (Passus) dari TNI AD, TNI AL, dan TNI AU melakukan penyerbuan dari darat, laut, maupun udara.
Mengetahui lokasi persembunyian para teroris, Dansatgas Passus Mayjen TNI Joko Purwo Putranto langsung memerintahkan anggotanya melaksanakan pembebasan sandera. Pertama dikerahkan 16 penerjun malam, mendarat di seputaran Kampus. Sedangkan Tim Aksi Khusus dari laut juga melaksanakan pendaratan dan pengintaian serta menyabotase gardu listrik yang berada di seputaran sasaran. Akibatnya lokasi sekitar penyanderaan gelap gulita.
Setelah listrik mati total, para pasukan khusus tersebut bergerak sengap dalam kegelapan melakukan penyerbuan ke dalam gedung. Sementara di luar gedung terdapat personel yang melaksanakan pasrofing dari helikopter dan selanjutnya membantu sterilisasi ruangan. Setelah ruangan dinyatakan steril, para sandera (pejabat VVIP) berhasil diselamatkan dan dievakuasi dengan kendaraan lapis baja.
Kemudian, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto selaku Dansatgas Pamwil mengerahkan seluruh personel Satgas Pamwil untuk membantu Passus TNI mengamankan sepanjang rute yang dilalui oleh Satgas Passus dalam mengevakuasi para Delegasi KTT G20 ke tempat aman yang telah ditentukan. Para sandera dapat dibebaskan dengan selamata dalam waktu cepat.
Penyerbuan oleh prajurit TNI tersebut merupakan skenario latihan Satuan Tugas Pasukan Khusus (Satgas Passus) dari Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI yang menggelar simulasi pengamanan antiteror menjelang puncak perhelatan KTT G20 yang dilaksanakan di Kampus Tsinghua Sea Kawasan Bali Turtle Island Development (BTID), pada Rabu (9/11) pukul 21.00 Wita. Kegiatan tersebut disaksikan langsung oleh Panglima TNI, Jenderal TNI Andika Perkasa, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman, dan Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
"Latihan ini anggap saja sebagai pemanasan untuk kita melakukan survei yang sebenarnya. Latihan kali ini dibuat sedemikian rupa sehingga bisa melakukan tahap-tahap dari awal sampai akhir. Tetapi tugas yang lebih berat adalah muali besok (kemarin) kita harus lakukan survei venue Hotel Apurva, Hotel Sofitel, GWK, dan Tahura Ngurah Rai," ungkap Jenderal Andika.
Panglima meminta Dansatgas untuk membagi personel di setiap venue tersebut. Personil di setiap venue diminta untuk melakukan survei sedatil mungkin, baik untuk gerakan orang maupun gerakan kendaraan. "Saya kasi waktu dua hari untuk survei, terhitung mulai besok (kemarin). Kita pelan-pelan yang penting teliti. Sehingga benar-benar mengetahui lokasi penting, misalnya di mana kamar kepala negara dan titik yang bisa terjadi insiden," tegas mangan Kepala Staf Angkatan Darat ini.
Panglima menilai latuhan Gultor yang dilakukan oleh prajurit khusus pilihan itu berjalan dengan baik. Dia melihat secara umum tahapan pelaksanaan simulasi pembebasan sandera yang dilaksanakan cukup baik, namun di sisi lain harus lebih teliti dalam pelaksanaan pembersihan dari ruangan ke ruangan.
"Saya harapkan kalian wajib untuk mengenali lokasi atau sektor secara rinci sesuai dengan sektor pengamanan terhadap para peserta G20 maupun sektor yang telah diberikan oleh Dansatgas Passus kepada kalian," tegas Panglima TNI kepada prajurirnya usai latihan.
Pujian serupa disampaikan Menko Luhut kepada prajurit pilihan tersebut. Bahkan Luhut tak canggung mengakui kemampuan para prajurit itu lebih baik dari prajurit pada zamannya aktif sebagai anggota TNI AD. Luhut meminta agar para pasukan khusus tersebut dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
"Saya menilai gladi yang kalian lakukan sudah sangat bagus. Lebih bagus dari jaman saya saat aktif jadi prajurit TNI. Saya minta agar laksanakan tugas dengan baik. Saya berharap tidak terjadi apa-apa. Kalau terjadi apa-apa, TNI harus menunjukan kemampuan untuk menanggulangi setiap macam masalah. Kalian orang pilihan melewati seleksi yang dapat mengambil keputusan cepat tepat walaupun dalam kondisi tertekan," tutur Luhut. *pol
Komentar