Warga Padati Buleleng Creative Festival
SINGARAJA, NusaBali
Beragam cara dilakukan masyarakat Buleleng untuk menikmati libur akhir pekan.
Salah satunya dengan mengunjungi hari kedua acara Buleleng Creative Movement yang digelar di kawasan Eks Pelabuhan Buleleng, pada Minggu (13/11) sore. Pengunjung yang didominasi milenial mulai memadati lokasi acara sejak Minggu pukul 16.00 Wita.
Para pengunjung datang bersama teman-teman hingga keluarganya pada hari kedua acara ini. Sejumlah stan kuliner dan pameran ramai didatangi pengunjung bagi yang ingin menyantap makan serta berbelanja atau sekadar melihat-lihat. Selain itu, panggung utama berlangsung sejumlah acara seperti guitar clinic hingga pertunjukan musik dan bondres.
Sebelumnya, pada pagi hari Buleleng Creative Movement diisi dengan senam zumba. Kemudian sejumlah talk show diskusi mengenai bank sampah, konservasi penyu, eco enzyme, hingga desain grafis. Ada juga pemutaran film yang digelar di Museum Soenda Ketjil sore harinya.
Salah satu pengunjung, Wayan Ariyanti, 25, sengaja datang ke acara untuk menghabiskan akhir pekan sambil berburu jajanan atau kuliner. Ia mengaku sudah sejak sore di lokasi dan rencananya hingga acara berakhir di malam hari. "Selain untuk jajan sekalian mencari hiburan dengan menonton pertunjukan seninya," ujarnya.
Di tempat yang sama, Kadek Darmadi, 19, pengunjung lainnya mengaku antusias menghadiri Buleleng Creative Movement. Ia datang bersama sejumlah temannya hendak menikmati Minggu malam sembari nongkrong. "Keren karena ini event kreatif jadi cocok untuk anak muda. Jarang-jarang juga ada acara seperti ini di Buleleng, jadinya menarik didatangi," ungkapnya.
Untuk diketahui, Buleleng Creative Movement digelar selama dua hari, yakni Sabtu (12/11) dan Minggu (13/11). Acara ini diinisiasi oleh Dinas Pariwisata Buleleng dengan sejumlah komunitas seni dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Tidak hanya pertunjukan fesyen dan UKM, tetapi juga berbagai agenda hiburan tari dan musik, hingga talkshow dan diskusi terkait lingkungan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa mengatakan, Buleleng Creative Movement diharapkan jadi tonggak menguatnya ekonomi kreatif di Bali Utara. Menurutnya kreativitas dan adaptasi harus cepat dilakukan untuk menggerakkan ekonomi yang saat ini bergeser di sistem digital.
"Pelaku ekonomi kreatif harus mampu berkolaborasi membentuk ekosistem yang berjalan kontinyu. Tanpa kolaborasi dan adaptasi, maka kita tidak akan berkembang," ucap Suyasa.
Dia juga meminta kepada akademi, komunitas dan pelaku bisnis juga mendukung pelaku ekonomi kreatif di Buleleng. Perguruan Tinggi juga didorongnya untuk membuka inkubator ekonomi kreatif, yang mengasah minat dan kemampuan generasi muda yang ingin berkecimpung di dalamnya. *mz
Komentar