Ribuan Mahasiswa Unud Turun ke Jalan
Dalam aksi yang dibarengi dengan penampilan treatrikal juga dibacakan 4 pernyataan sikap untuk menjaga kesatuan Bhineka Tunggal Ika
Tolak Gerakan Radikalisme Berkedok Agama di Indonesia
DENPASAR, NusaBali
Ribuan mahasiswa Universitas Udayana (Unud) padati sebagian ruas Jalan PB Sudirman, Denpasar, Selasa (9/5) sore. Aksi turun ke jalan tersebut untuk menentang paham radikalisme yang intoleran terhadap kebhinekaan. Selain mahasiswa, kegiatan bertajuk 'Aksi Kita Indonesia' ini juga diikuti para pegawai, dosen termasuk Rektor Prof Dr dr Ketut Suastika SpPD KEMD.
Sekitar 3.000-an mahasiswa bersama para dosen itu berkumpul sekitar pukul 14.00 Wita langsung memenuhi sebagian ruas jalan di depan kampus Unud dan menggelorakan pekikan-pekikan ‘Kita Indonesia’. Dalam aksi tersebut, mahasiswa menegaskan bahwa tidak ada yang bisa mengubah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari landasan Kebhinekaan. Dengan munculnya organisasi-organisasi dengan gerakan-gerakannya yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan Kebhinekaan saat ini dapat memunculkan gerakan radikalisme yang intoleran terhadap kebhinekaan.
Dalam aksi tersebut dibacakan 4 pernyataan sikap untuk menjaga kesatuan Bhineka Tunggal Ika. Penyataan sikap tersebut yakni, 1. Menolak berbagai organisasi dan gerakan-gerakan yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan Kebhinekaan seperti gerakan radikal, intoleran, dan terorisme berkembang di Indonesia, 2. Bertekad menjadikan serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila, Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, 3. Berjuang mengembangkan nilai-nilai ajaran keagamaan yang moderat, toleran, menghargai kemajemukan realitas budaya dan bangsa, 4. Mendukung pemerintah dalam upaya penegakan hukum dan pembubaran organisasi, pergerakan serta paham-paham radikalisme yang secara nyata bertentangan dengan Empat Konsensus Nasional yaitu Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika.
Empat pernyataan tersebut merupakan tujuan utama dari ‘Aksi Kita Indonesia’, yang ditegaskan langsung oleh Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Pemerintahan Mahasiswa Universitas Udayana, I Komang Arta Yasa yang menjadi pelopor aksi bersama anggota lainnya. "Aksi Kita Indonesia ini merupakan pertama kalinya kita melibatkan seluruh keluarga besar Universitas Udayana. Dengan tujuan untuk mempererat nilai kesatuan Kebhinekaan Bangsa Indonesia dalam tatanan Negara Demokrasi dan memperkuat implementasi dari nilai-nilai pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia serta kembali menegaskan bahwa NKRI adalah harga mati," tegasnya.
Yasa menjelaskan dengan adanya organisasi radikalisme dengan berkedok agama yang saat ini terjadi dapat memecah persatuan NKRI, oleh karena itu aksi yang dilakukan mahasiswa saat ini merupakan aksi untuk melawan oknum-oknum yang ingin menjadikan NKRI sebagai negara Khilafah. "Kami rasa sebagai kaum terpelajar harus menyuarakan kebehinekaan itu, dan bertugas merawat apa yang diwariskan oleh founding father kita. Intinya kami menegakan NKRI dan menolak paham yang anti Pancasila,” jelasnya.
Sementara Rektor Unud Prof Dr dr Ketut Suastika SpPD KEMD mengatakan, aksi ini memang murni dari ide gerakan mahasiswa yang disupport dan mengerahkan seluruh dosen, pegawai di Lembaga Udayana. “Sebagai anak bangsa, dimana situasi persoalan prinsip kesatuan NKRI yang kita rasakan (Radikalisme terhadap Kebhinekaan), anak-anak mahasiswa Udayana sangat konsen dengan masalah kesatuan NKRI,” tegasnya.
Prof Suastika menampik dengan tudingan terhadap kampusnya bahwa momentum aksi ini dikai-kaitkan dengan permasalahan politik, hukum yang lagi hangat-hangatnya akhir-akhir ini. “Tidak ada kaitan dengan permasalahan atau kasus yang lagi hangat dibicarakan, melainkan aksi ini memang sudah lama direncanakan oleh BEM Unud. Jadi sedikitpun tidak ada hubungan dengan kaitan lainnya, tidak ada hubungan apapun, momen ini kebetulan dipilih mahasiswa dan kebetulan juga bisa hari ini,” tandas Prof Suastika yang ikut nimbrung dan duduk lesehan di pinggir jalan Sudirman itu.
Dalam aksi tersebut juga dibarengi dengan penampilan treatrikal dari mahasiswa Unud yang membawa pesan bahwa sejak berdiri dan ditetapkannya UUD 1945 dan Pancasila sebagai lambang negara, Indonesia merupakan satu kesatuan dalam berbagai perbedaan budaya, suku, dan agama yang tidak dapat dipecah oleh oknum manapun. Tampak pula dalam aksi tersebut mantan komisioner KPU Pusat I Gusti Putu Artha yang juga mantan pimpinan BEM Unud. * cr63
Komentar