Kawasan Ekonomi Khusus Sanur Diyakini Dorong Kemajuan Wisata Medis Bali
Kawasan Ekonomi Khusus
Wisata Medis
Kawasan KEK Sanur
Medical Tourism
Bali Medical Tourism Association
DENPASAR, NusaBali - Pariwisata medis (medical tourism) diyakini punya masa depan cerah di Bali.
Apalagi dengan kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar yang saat ini pembangunannya tengah berlangsung. KEK Sanur akan menjadi semacam lokomotif yang akan menggerakkan gerbong wisata medis di Pulau Dewata.
Ketua Bali Medical Tourism Association (BMTA), dr Gede Wiryana Patra Jaya MKes, merasa optimis dengan adanya kawasan terintegrasi seperti KEK Sanur akan mendorong kemajuan pariwisata medis di Bali di masa depan.
"Adanya kawasan ekonomi khusus kemudian standar mutu yang terjamin, saya optimis pergerakan medical tourism di Bali akan berjalan baik," ujar dr Patra dihubungi NusaBali, Kamis (15/12). Dikatakannya, wisata medis belakangan menjadi tren baru dalam melakukan perjalanan berwisata. Adanya KEK Sanur di Bali diyakini dr Patra mampu menjadi alternatif terbaik masyarakat Indonesia yang sebelumnya berwisata medis ke luar negeri seperti ke Singapura ataupun Malaysia.
Dokter Patra menuturkan, selama ini insan kedokteran sedikit terkendala dengan adanya etika promosi sehingga tidak bisa secara leluasa memperkenalkan layanan yang dimiliki oleh rumah sakit. Namun dengan konsep medical tourism yang berkolaborasi dengan institusi pariwisata, promosi medis nantinya bisa dilakukan oleh para pelaku pariwisata. "Nantinya pelaku pariwisata yang melakukan promosi layanan di rumah sakit," kata dr Patra yang juga menjabat Ketua Majelis Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (Makersi) Wilayah Bali ini.
Di sisi lain, dr Patra melihat kehadiran KEK Sanur yang digadang-gadang akan bekerjasama dengan Rumah Sakit terbesar di Amerika Serikat Mayo Clinic, dapat menjadi peluang dan tantangan para tenaga medis di Bali. Dokter yang ada di Bali tentu mendapat kesempatan terbesar mendukung KEK Sanur, jika memiliki kualifikasi yang ditetapkan. Selain itu di Bali saat ini terdapat 14 rumah sakit dan 3 klinik yang telah menyediakan layanan wisata medis sesuai layanan unggulan yang dimiliki masing-masing. Rumah sakit dan klinik tersebut nantinya dapat memanfaatkan kehadiran KEK Sanur membentuk jejaring internasional.
Untuk diketahui, KEK Sanur saat ini dalam tahap pembangunan yang direncanakan selesai pada akhir tahun 2023. KEK Kesehatan pertama di Indonesia ini rencananya akan mulai beroperasi pada awal 2024. KEK Sanur seluas 41,26 hektare dirancang untuk menjadi KEK kesehatan dan pariwisata dengan rencana bisnis fasilitas kesehatan berupa rumah sakit dan klinik, akomodasi hotel dan MICE, etnomedicinal botanic garden, serta pusat komersial yang rencananya akan menggandeng usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk mengisi pusat perbelanjaannya.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan wilayah Sanur di Denpasar Selatan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur. Hal ini menimbang bahwa kawasan dengan luas 41,26 hektare (Ha) tersebut dianggap telah memenuhi kriteria dan persyaratan sebagai KEK. Penetapan KEK Sanur tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2022 yang diteken Jokowi pada 1 November 2022. Kegiatan usaha di KEK Sanur terdiri atas kesehatan dan pariwisata.
Informasi yang dihimpun rencana investasi KEK Sanur sebesar Rp 10,2 triliun. Adapun KEK Sanur berlokasi di Sanur (kawasan Hotel Grand Inna Bali Beach) yang dikelola oleh BUMN PT Hotel Indonesia Natour. Dengan menggunakan aset lahan yang ada, diperkirakan nilai investasi sebesar Rp 3,7 triliun yang merupakan nilai lahan yang sudah terealisasi dan bagian dari nilai investasi Rp 10,2 triliun.
(KEK Sanur) Akan mengembangkan fasilitas kesehatan (world class healthcare facilities) yang akan bekerjasama dengan antara lain Mayo Clinic. Pemerintah berharap dengan fasilitas kesehatan yang berstandar internasional tersebut dapat menyerap pasien 4% - 8% WNI yang sebelumnya berobat ke luar negeri menjadi berobat di KEK dengan total pasien 123.000 orang-240.000 orang pada 2030. Pemerintah memproyeksikan, KEK Sanur akan dapat nantinya menyerap lapangan kerja sebanyak 43.647 orang, yakni pekerja langsung sebanyak 18.375 orang dan pekerja tidak langsung sebanyak 25.272 orang. *cr78
1
Komentar