Sidak ke Posko Induk Damkar Gianyar, Anggota Komisi I Iuran Beli Kopling
Sidak ke Posko Induk Damkar Gianyar, Anggota Komisi I Iuran Beli Kopling
Dari 14 mobil tangki, 3 rusak berat, dan 7 unit proses service.
GIANYAR, NusaBali
Komisi I DPRD Kabupaten Gianyar sidak armada pemadam kebakaran (Damkar) di Jalan Legong, Desa Sidan, Kecamatan/Kabupaten Gianyar, Selasa (17/1). Ketua Komisi I DPRD Gianyar I Nyoman Amerthayasa bersama anggota I Made Wardana, I Nyoman Alit Sutarya, I Gusti Ngurah Serana, dan I Nyoman Kandel mendapati armada Damkar tidak terawat. Banyak kendaraan di Posko Induk Damkar Gianyar mengalami kerusakan. Rombongan Komisi I DPRD Gianyar sampai iuran untuk belikan kopling.
Anggota Komisi I DPRD Gianyar I Made Wardana mengatakan, rombongan sidak ke Posko Induk Damkar Gianyar untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat. Mereka juga terhenyak membaca postingan di media sosial tentang armada Damkar ngadat di lokasi kebakaran belum lama ini. Masyarakat banyak melihat selang armada Damkar tidak mengeluarkan air. “Ramai di medsos, kami sangat prihatin. Kebakaran di pusat kota, dekat dari Posko Induk Damkar, namun pelayanan tidak memuaskan,” keluh politisi yang akrab disapa Dek War ini, Rabu (18/1).
Saat tiba di Posko Induk Damkar Gianyar, rombongan Komisi I melihat banyak armada mangkrak dan rusak. “Ada bannya kempes, ada juga mesin rusak. Bagaimana perawatannya,” ungkap Wardana. Komisi I akan memanggil Kasatpol PP dan Damkar untuk menanyakan manajemen pengelolaan Damkar. “Kami ingin tahu anggaran pemeliharaan dan perawatan armadanya,” kata Wardana. Dia juga mengaku prihatin karena selama 4 tahun tidak ada pengadaan pakaian personel. “Saya dengar personel Damkar beli pakaian secara mandiri. Ini sangat miris, itu kan hak. Mereka bekerja penuh risiko,” beber Wardana. Harapannya, Damkar Gianyar berbenah.
Rombongan Komisi I DPRD Gianyar juga melihat armada Damkar yang koplingnya aus sehingga tak berfungsi normal. Mereka pun iuran untuk belikan kopling. Kerusakan armada bikin malu pemerintah, membahayakan petugas dan masyarakat. “Harusnya yang seperti ini dibicarakan, jangan dibiarkan. Ada armada namun tidak bisa dipakai semprotkan air saat terjadi kebakaran,” keluh Dek War.
Kasatpol PP Kabupaten Gianyar I Made Watha menyambut baik sidak dari Komisi I DPRD Gianyar sehingga lebih tahu kondisi riil organisasi perangkat daerah (OPD). Watha menjelaskan, Satpol PP dan Damkar Gianyar punya armada sebanyak 14 unit mobil tangki, 2 unit pick up, dan 2 unit sepeda motor. Dari 14 mobil tangka, sebanyak 3 unit rusak berat. Armada buatan Jepang ini sudah uzur dan onderdilnya nihil. “Mobil tangki yang bisa dioperasikan sebanyak 11 unit. Empat unit siap pakai sedangkan tujuh unit lagi dalam proses service atau pergantian suku cadang,” jelas Watha.
Menurut Watha, banyak kendaraan rusak ringan karena pada pandemi Covid-19, atau selama dua tahun tidak diservis, ganti aki, maupun ganti suku cadang. “Perawatan belum maksimal karena kondisi keuangan daerah saat pandemi,” beber Watha. Saat pandemi, Satpol PP mendapatkan anggaran kecil dan kena rasionalisasi. Pelayanan pemadaman dan pencegahan kebakaran tetap berjalan lancar sesuai SOP. Tidak pernah menolak permintaan masyarakat dengan motto ‘Pantang Pulang Sebelum Api Padam’. Menurut Watha, Satpol PP dan Damkar Gianyar juga banyak tugas tambahan seperti menyemprot gundukan tanah akibat longsor ataupun saluran got irigasi yang tersumbat. *nvi
Anggota Komisi I DPRD Gianyar I Made Wardana mengatakan, rombongan sidak ke Posko Induk Damkar Gianyar untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat. Mereka juga terhenyak membaca postingan di media sosial tentang armada Damkar ngadat di lokasi kebakaran belum lama ini. Masyarakat banyak melihat selang armada Damkar tidak mengeluarkan air. “Ramai di medsos, kami sangat prihatin. Kebakaran di pusat kota, dekat dari Posko Induk Damkar, namun pelayanan tidak memuaskan,” keluh politisi yang akrab disapa Dek War ini, Rabu (18/1).
Saat tiba di Posko Induk Damkar Gianyar, rombongan Komisi I melihat banyak armada mangkrak dan rusak. “Ada bannya kempes, ada juga mesin rusak. Bagaimana perawatannya,” ungkap Wardana. Komisi I akan memanggil Kasatpol PP dan Damkar untuk menanyakan manajemen pengelolaan Damkar. “Kami ingin tahu anggaran pemeliharaan dan perawatan armadanya,” kata Wardana. Dia juga mengaku prihatin karena selama 4 tahun tidak ada pengadaan pakaian personel. “Saya dengar personel Damkar beli pakaian secara mandiri. Ini sangat miris, itu kan hak. Mereka bekerja penuh risiko,” beber Wardana. Harapannya, Damkar Gianyar berbenah.
Rombongan Komisi I DPRD Gianyar juga melihat armada Damkar yang koplingnya aus sehingga tak berfungsi normal. Mereka pun iuran untuk belikan kopling. Kerusakan armada bikin malu pemerintah, membahayakan petugas dan masyarakat. “Harusnya yang seperti ini dibicarakan, jangan dibiarkan. Ada armada namun tidak bisa dipakai semprotkan air saat terjadi kebakaran,” keluh Dek War.
Kasatpol PP Kabupaten Gianyar I Made Watha menyambut baik sidak dari Komisi I DPRD Gianyar sehingga lebih tahu kondisi riil organisasi perangkat daerah (OPD). Watha menjelaskan, Satpol PP dan Damkar Gianyar punya armada sebanyak 14 unit mobil tangki, 2 unit pick up, dan 2 unit sepeda motor. Dari 14 mobil tangka, sebanyak 3 unit rusak berat. Armada buatan Jepang ini sudah uzur dan onderdilnya nihil. “Mobil tangki yang bisa dioperasikan sebanyak 11 unit. Empat unit siap pakai sedangkan tujuh unit lagi dalam proses service atau pergantian suku cadang,” jelas Watha.
Menurut Watha, banyak kendaraan rusak ringan karena pada pandemi Covid-19, atau selama dua tahun tidak diservis, ganti aki, maupun ganti suku cadang. “Perawatan belum maksimal karena kondisi keuangan daerah saat pandemi,” beber Watha. Saat pandemi, Satpol PP mendapatkan anggaran kecil dan kena rasionalisasi. Pelayanan pemadaman dan pencegahan kebakaran tetap berjalan lancar sesuai SOP. Tidak pernah menolak permintaan masyarakat dengan motto ‘Pantang Pulang Sebelum Api Padam’. Menurut Watha, Satpol PP dan Damkar Gianyar juga banyak tugas tambahan seperti menyemprot gundukan tanah akibat longsor ataupun saluran got irigasi yang tersumbat. *nvi
Komentar