5 Puskesmas Pembantu di Bangli Rusak Berat
Bangunan rusak pada bagian rangka. Jika ada hujan, atap bangunan mes bocor.
BANGLI, NusaBali
Lima unit bangunan Puskesmas Pembantu (pustu) di Bangli, rusak berat. Perbaikan fasilitas tak bisa segera karena Bangli masih keterbatasan anggaran. Tahun 2023, hanya satu pustu dapat diperbaiki.
Kabid Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan Bangli dr I Made Supadma mengatakan 5 pustu kondisinya rusak berat. Lima itu, Pustu di Desa Selulung, Sekaan, Siakin, Katung, dan Kutuh di Kecamatan Kintamani. Ada pula pustu rusak sedang yakni Pustu Desa Belancan dan Desa Batukaang, Kecamatan Kintamani. "Untuk perbaikan atau rehab pustu yang rusak, baru bisa dilakukan untuk Pustu Desa Kutuh," jelasnya Kamis (23/2).
Menurut Made Supadma, dari hasil pengecekan, bangunan Pustu ini jadi satu kesatuan dengan bangunan mes untuk petugas medis. Bangunan rusak pada bagian rangka. Jika ada hujan, atap bangunan mes bocor. Untuk rehab dialokasikan anggaran Rp 185 juta.
Lebih lanjut, perbaikan pustu baru bisa dilakukan jika kepemilikan aset sudah jelas. Artinya, perbaikan dilakukan jika aset Pustu tersebut milik Pemkab/Dinas Kesehatan. Jika belum ada kepastian asset, tentu belum bisa dilakukan perbaikan.
"Sejatinya, kami sudah sempat mengajukan permohonan bantuan ke pusat untuk perbaikan Pustu yang rusak. Namun tahun ini pusat memprioritaskan bagi daerah-daerah yang belum ada Puskesmas," kata dr Supadma.
Tambah dia, selama proses rehab gedung Pustu di Desa Kutuh, pelayanan kesehatan dipindahkan dengan meminjam gedung yang berdekatan dengan Kantor Desa Kutuh. Kemungkin pertengahan tahun ini sudah dikerjakan dan paling lambat akhir tahun sudah tuntas pelaksanaan rehab. *esa
Kabid Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan Bangli dr I Made Supadma mengatakan 5 pustu kondisinya rusak berat. Lima itu, Pustu di Desa Selulung, Sekaan, Siakin, Katung, dan Kutuh di Kecamatan Kintamani. Ada pula pustu rusak sedang yakni Pustu Desa Belancan dan Desa Batukaang, Kecamatan Kintamani. "Untuk perbaikan atau rehab pustu yang rusak, baru bisa dilakukan untuk Pustu Desa Kutuh," jelasnya Kamis (23/2).
Menurut Made Supadma, dari hasil pengecekan, bangunan Pustu ini jadi satu kesatuan dengan bangunan mes untuk petugas medis. Bangunan rusak pada bagian rangka. Jika ada hujan, atap bangunan mes bocor. Untuk rehab dialokasikan anggaran Rp 185 juta.
Lebih lanjut, perbaikan pustu baru bisa dilakukan jika kepemilikan aset sudah jelas. Artinya, perbaikan dilakukan jika aset Pustu tersebut milik Pemkab/Dinas Kesehatan. Jika belum ada kepastian asset, tentu belum bisa dilakukan perbaikan.
"Sejatinya, kami sudah sempat mengajukan permohonan bantuan ke pusat untuk perbaikan Pustu yang rusak. Namun tahun ini pusat memprioritaskan bagi daerah-daerah yang belum ada Puskesmas," kata dr Supadma.
Tambah dia, selama proses rehab gedung Pustu di Desa Kutuh, pelayanan kesehatan dipindahkan dengan meminjam gedung yang berdekatan dengan Kantor Desa Kutuh. Kemungkin pertengahan tahun ini sudah dikerjakan dan paling lambat akhir tahun sudah tuntas pelaksanaan rehab. *esa
Komentar