Klungkung Absen Joged Bumbung di PKB
Kontingen kesenian Klungkung kesulitan mencari penari Joged Bumbung untuk dikirim ke Pesta Kesenian Bali (PKB), Denpasar, Juni-Juli 2017.
SEMARAPURA, NusaBali
Klungkung pun absen untuk mementaskan kesenian joged ini. Karena sebagian besar penari di gumi serombotan ini enggan berlajar Tari Joged. Hal ini karena masi kuatnya stigma negatif joged bumbung di masyarakat.
Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) Klungkung I Komang Sukarya mengakui kali ini Klungkung tidak mengirim duta Joged Bumbung. Karena keterbatasan penari Joged Bumbung. “Kami akan menjajaki dan membina penari Joged Bumbung pada 2018 nanti untuk persiapan ke PKB,” ujarnya kepada NusaBali, Minggu (4/6).
Lebih lanjut, Sukarya menjelaskan, Klungkung punya banyak penari andal. Hanya saja mereka enggan berlajar menari Joged Bumbung. Karena joged masih indentik dengan pornografi terutama oleh pengibing. Padahal pakem Joged Bumbung yang sebanarnya tidak demikian.
Begitu pula bagi pengibing juga tidak boleh asal seruduk dengan menyentuh secara langsung bagian-bagian tubuh si penari joged. Kata dia, baik pengibing maupun penari harus menjaga norma-norma tersebut. “Pemahaman ini akan kami tanamkan dalam pembinaan,” imbuh Sukarya.
Sementara itu, untuk menyongsong PKB yang akan diselenggarakan di Taman Budaya, Art Centre, Denpasar, 10 Juni - 8 Juli 2017, seniman di Klungkung terus mematangkan persiapan. Klungkung akan memberangkatkan sekitar 800 seniman dari 4 kecamatan di Klungkung. Di antaranya, seniman untuk pawai pembukaan, parade, dan lomba.
Pada PKB 2016, duta kesenian dari Klungkung turut serta mengirimkan kesenian Joged Bumbung dari Desa Adat Besang Kawan, Kecamatan Klungkung. Setelah itu, 5 penari joged itu pentas di depan Monumen Puputan Klungkung untuk mengisi program Klungkung Menari. *wa
Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) Klungkung I Komang Sukarya mengakui kali ini Klungkung tidak mengirim duta Joged Bumbung. Karena keterbatasan penari Joged Bumbung. “Kami akan menjajaki dan membina penari Joged Bumbung pada 2018 nanti untuk persiapan ke PKB,” ujarnya kepada NusaBali, Minggu (4/6).
Lebih lanjut, Sukarya menjelaskan, Klungkung punya banyak penari andal. Hanya saja mereka enggan berlajar menari Joged Bumbung. Karena joged masih indentik dengan pornografi terutama oleh pengibing. Padahal pakem Joged Bumbung yang sebanarnya tidak demikian.
Begitu pula bagi pengibing juga tidak boleh asal seruduk dengan menyentuh secara langsung bagian-bagian tubuh si penari joged. Kata dia, baik pengibing maupun penari harus menjaga norma-norma tersebut. “Pemahaman ini akan kami tanamkan dalam pembinaan,” imbuh Sukarya.
Sementara itu, untuk menyongsong PKB yang akan diselenggarakan di Taman Budaya, Art Centre, Denpasar, 10 Juni - 8 Juli 2017, seniman di Klungkung terus mematangkan persiapan. Klungkung akan memberangkatkan sekitar 800 seniman dari 4 kecamatan di Klungkung. Di antaranya, seniman untuk pawai pembukaan, parade, dan lomba.
Pada PKB 2016, duta kesenian dari Klungkung turut serta mengirimkan kesenian Joged Bumbung dari Desa Adat Besang Kawan, Kecamatan Klungkung. Setelah itu, 5 penari joged itu pentas di depan Monumen Puputan Klungkung untuk mengisi program Klungkung Menari. *wa
Komentar