Tukar Sampah dengan Kebutuhan Rumah Tangga
Terobosan ST Canthi Wahana Galiukir, Pupuan
TABANAN, NusaBali
Sekaa Teruna Canthi Wahana Banjar Adat Galiukir, Desa Kebon Padangan, Kecamatan Pupuan, Tabanan membuat program terobosan ‘Ten Wenten Sampah Plastik’ dengan melibatkan krama banjar setempat.
Program ini detailnya menukarkan sampah plastik dengan aneka kebutuhan rumah tangga seperti minyak goreng, deterjen, dan lain sebagainya. Program ‘Ten Wenten Sampah Plastik’ sebenarnya sudah dirancang 2 bulan lalu namun baru sekarang terealisasi. Agar program berjalan maksimal, dijalankan setiap hari Minggu.
Ketua ST Canthi Wahana I Made Raidika Yasa menjelaskan, program dibuat untuk membiasakan masyarakat, lebih tepatnya rumah tangga, memilah sampah plastik dan organik. “Lebih mengarahkan agar masyarakat terbiasa mengolah sampah. Bagi yang berhasil mengolah bisa ditukarkan dengan kebutuhan rumah tangga,” ucapnya, Selasa (28/2).
Menurut Raidika Yasa, mekanisme pengolahannya masing-masing rumah tangga agar membawa sampah plastik yang terkumpul di rumah untuk ditukarkan di area bank sampah Galiukir. Penukaran dilakukan pukul 10.00 – 15.00 Wita. “Program ini juga dibantu mahasiswa yang tengah melaksanakan pengabdian di masyarakat,” katanya.
Selaku pelaksana program kegiatan, I Nyoman Ananda menjelaskan perihal alat tukar yang digunakan dalam penukaran sampah di antaranya deterjen, minyak goreng, sabun pembersih alat-alat dapur, serta sampo. “Sengaja ditukar dengan keperluan rumah tangga supaya krama termotivasi,” kata Ananda.
Dia memaparkan klasifikasi alat tukar, semisal untuk mendapatkan minyak goreng masyarakat harus menukarkan satu kilogram sampah dalam bentuk seratus persen botol plastik. Satu kg sampah dengan model tujuh puluh persen sampah botol plastik, mendapat deterjen pencuci pakaian. Kemudian 1 kg sampah dengan model lima puluh persen botol plastik mendapat deterjen pencuci alat-alat dapur. Dan 1 kg sampah nol persen botol plastik mendapatkan shampo.
“Karena kami bukan hanya menerima botol plastik, melainkan segala bentuk sampah plastik, karenanya klasifikasi alat tukar ini perlu kami lakukan untuk menyesuaikan jenis sampah dengan nilai harga tukar sampah,” tegas Ananda.
Sampah yang terkumpul ini, untuk sampah plastik akan dibakar di tungku pembakaran sampah yang berada di TPS, sedangkan untuk sampah botol plastik akan dijual dan keuntungan dari penjualannya akan digunakan kembali untuk pengelolaan program ini. “Mudah-mudahan program ini terus berjalan secara kontinyu, karena nanti dampaknya adalah lingkungan yang bersih dan tidak ada lagi sampah yang dibuang sembarangan,” tandas Ananda
Salah seorang krama Galiukir, I Gede Yogastha Pujana merasa terbantu dengan program seperti ini. Sebab di tengah harga sembako yang belakangan ini terus naik, setidaknya dengan sampah-sampah rumahan bisa ditukarkan dengan barang yang berguna. “Selain itu kami juga didorong untuk peduli dengan lingkungan desa sendiri. Semoga program ini berkelanjutan," harap Pujana. *des
Komentar