Hasto : Capres dari Kader PDIP, Masih Terbuka Koalisi dengan Partai Gerindra
JAKARTA, NusaBali
Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto merespon pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo yang membuka kemungkinan menduetkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Minggu (12/3).
Lantaran keduanya akrab saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau panen raya padi di Desa Lajer, Kabupaten Kebumen, Jateng, Kamis (9/3) lalu.
Namun, Hashim menegaskan, posisi calon presiden (capres) harus Prabowo dan calon wakil presiden (cawapres) adalah Ganjar. Hasto menyatakan untuk membahas soal capres itu, sesuai dengan konfigurasi politik yang ada dan kerjasama antarpartai politik. Artinya, harus disepakati bersama-sama, oleh partai politik yang membangun kerjasama tersebut.
Sebab, capres dan cawapres diusung oleh partai politik atau gabungan partai politik. PDIP pun, ingin kadernya menjadi capres.
Hal itu diungkapkan Hasto, usai menerima penghargaan sebagai mahasiswa lulusan terbaik dalam Program Pascasarjana dan Doktor dari Rektor Univeritas Pertahanan (Unhan) Amarulla Octavian, Senin (13/3). “Ya penawaran kerjasama tentu saja dalam rangka calon presiden, berasal dari PDI Perjuangan,” ujar Hasto dalam keterangan tertulisnya.
Menurut Hasto, sesuai amanat dari Ketua Umum DPP DPIP Megawati Soekarnoputri di HUT ke-50 partai, ditegaskan bahwa capres berasal dari kader partai berlambang banteng moncong putih. Pasalnya, PDIP telah melakukan proses kaderisasi secara sistemik. Lalu melakukan penugasan terhadap kader-kader partai baik di tingkat nasional maupun daerah dalam perspektif yang ideal. “Partai mengusung calon presiden dari kader internal partai, itulah yang diperjuangkan oleh PDI Perjuangan,” ucap Hasto.
Untuk itu, PDIP belum bisa menyampaikan sikap soal usulan duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Terlebih, seluruh keputusan partai baik soal pasangan capres-cawapres maupun tokoh yang akan diusung, merupakan ranah Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri. “Ya, nanti Ibu Megawati Soekarnoputri yang akan memutuskan pasangan yang terbaik dan sesuai dengan yang menjadi harapan rakyat,” papar Hasto.
Hasto menjelaskan, bahwa kewenangan Megawati memutuskan pencapresan sudah berjalan di PDIP selama ini. Hal tersebut, bisa dilihat dari pengusungan Jokowi sebagai capres pada Pilpres 2014 dan 2019. “Jadi, kalau kita lihat secara empiris pada tahun 2014 dan 2019, maka tahapannya, Ibu Megawati Soekarnoputri menetapkan calon presiden dari internal PDI Perjuangan. Saat itu, adalah Bapak Jokowi,” ucap Hasto.
Hasto pun menegaskan, bahwa capres nantinya harus berasal dari kader PDI Perjuangan. “Sebagai partai pemenang pemilu dengan kepercayaan rakyat dua kali berturut-turut, tentu saja kami akan mengusung calon presiden. Inilah sebagai konsekuensi dari keputusan Kongres Ke-lima pada tahun 2019 lalu,” terang Hasto. Tetapi, peluang kerja sama dengan Gerindra masih sangat terbuka. *k22
Komentar