Ogoh-ogoh Mini Barong Brutuk Ditampilkan di Denpasar Timur
IGTK Berharap Nominasi Dapat Dana Stimulus seperti Ogoh-ogoh Dewasa
DENPASAR, NusaBali
Setelah Denpasar Selatan, pawai ogoh-ogoh TK/PAUD se-Kecamatan Denpasar Timur yang diselenggarakan Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) – PGRI, digelar di UPT SKB Kota Denpasar di Jalan Trengguli, Rabu (15/3).
Uniknya dari 8 ogoh-ogoh mini dari 8 gugus PAUD, salah satunya mengangkat konsep tentang Barong Brutuk. Barong Brutuk ini merupakan tradisi yang ada di Desa Terunyan, Kecamatan Kintamani, Bangli. Ogoh-ogoh Barong Brutuk tersebut dibawakan oleh Gugus Bhisma untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak, bahwa replika membuat ogoh-ogoh tidak harus memiliki karakter jahat.
Hal itu diungkapkan Kepala Sekolah PAUD Melati dari Gugus Bhisma Ni Made Elis. Menurut Made Elis, dipilihnya Barong Brutuk untuk dibawakan saat lomba ogoh-ogoh mini ini agar siswanya tahu bahwa Barong Brutuk memiliki karakter baik seperti cerita masyarakat Terunyan. Selain itu, pembuatan Barong Brutuk ini juga lebih mudah dengan menggunakan bahan alam. Sebab, dalam lomba tersebut diwajibkan untuk membuat ogoh-ogoh mini dengan bahan ramah lingkungan.
“Kami ingin mengenalkan kepada anak-anak kalau karakter dari ogoh-ogoh ini tidak harus semua karakter jahat. Tetapi bisa juga menampilkan karakter baik seperti cerita Barong Brutuk ini,” kata Made Elis.
Menurut Made Elis, pembuatan ogoh-ogoh mini ini tidak memerlukan waktu banyak, hanya sekitar satu minggu. Untuk membuat satu ogoh-ogoh mini tersebut pihaknya menghabiskan sebanyak 200 lembar koran dan 25 helai keraras (daun pisang kering). “Tinggi ogoh-ogoh ini sekitar 1,7 meter besarnya sekitar 80 centimeter. Saat lomba ini kami melibatkan 25 anak PAUD, tapi yang jadi tukang tegen 8 orang sisanya magambel dan pengiring,” jelasnya.
Ketua panitia lomba ogoh-ogoh mini Ni Putu Sartini, mengungkapkan lomba ogoh-ogoh mini yang melibatkan PAUD ini dilaksanakan di 4 kecamatan. Kali ini yang mendapat giliran yakni di Denpasar Timur. Lomba di Denpasar Timur melibatkan sebanyak 8 gugus TK/PAUD. Dari 8 gugus ada satu gugus diwakili satu sekolah, ada pula satu gugus diwakili gabungan beberapa TK/PAUD.
“Kami di Denpasar Timur ada 8 gugus, mereka terlibat semua ada yang diwakili satu TK ada juga gabungan. Tujuannya untuk mengenalkan budaya Bali sejak dini,” ucap Sartini.
Kriteria untuk lomba ogoh-ogoh mini tersebut wajib menggunakan bahan alami, baik dari ulatan, kertas, dan bahan alami lainnya. Dilarang menggunakan styrofoam. Tinggi ogoh-ogoh juga diatur maksimal 1,5 meter dengan lebar sanan diatur 3 meter x 2 meter.
Tiga nominasi nantinya akan dilibatkan dalam parade di kawasan Catur Muka Denpasar pada 18 Maret 2023 bersamaan dengan parade ogoh-ogoh dewasa.
Sartini yang juga Ketua IGTKI Kecamatan Denpasar Timur, ini mengungkapkan lomba ogoh-ogoh mini merupakan kegiatan positif untuk anak-anak TK. Dia berharap ada bantuan dari pemerintah terkait pendanaan pembuatan ogoh-ogoh. Karena saat ini dana ogoh-ogoh masih mengandalkan masing-masing gugus.
“Harapannya bisa ada stimulus juga dari pemerintah seperti ogoh-ogoh dewasa. Apalagi (ogoh-ogoh mini) juga akan diparadekan dan ini akan digelar setiap tahun. Selain itu peran serta orangtua siswa yang sudah terlibat baik dari pembuatan dan pendanaan juga dapat lebih maksimal lagi,” tandas Sartini.
Pawai Ogoh-ogoh TK/PAUD se–Kecamatan Denpasar Timur dilepas Bunda PAUD Kota Denpasar Ny Sagung Antari Jaya Negara. Dikatakannya, momentum seperti ini adalah bentuk pelestarian budaya yang nyata dan sangat baik, karena secara langsung mengenalkan budaya dan tradisi kepada anak-anak.
“Parade ogoh-ogoh ini juga adalah ajang rekreasi untuk menumbuhkembangkan kecintaan anak-anak akan seni, tradisi, dan budaya Bali,” tandas Ny Antari Jaya Negara. *mis
Komentar