Prasarana Berbenah, Krama 'Jalan di Tempat': Viral Sampah Berserakan di Bencingah Pura Besakih
AMLAPURA, NusaBali.com - Sungguh sangat disayangkan setelah fasilitas Pura Agung Besakih dimodernisasi, krama masih belum beranjak dari kebiasaan membuang sampah sembarangan.
Kabar tidak mengenakan bagi krama (warga) Hindu Dharma di Bali dan seluruh Indonesia ini tergambar dalam video unggahan akun Instagram @kedaslebihasik. Dalam unggahan komunitas yang bermarkas di Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Gianyar ini, visual sampah berserakan di areal bencingah (alun-alun) kompleks Pura Besakih itu terjadi pada Rabu (12/4/2023) sore usai diguyur hujan.
Padahal tatanan tirtayatra dan berwisata ke Pura Besakih sudah diatur dalam Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 3 Tahun 2023 tentang Tatanan Baru bagi Pamedek/Pengunjung saat Memasuki dan Berada di Kawasan Suci Pura Agung Besakih selama Pelaksanaan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh.
Pada prinsipnya dalam Surat Edaran tersebut sudah diatur dan bersifat keharusan bahwa pamedek (umat) maupun pengunjung wajib membawa kantong sampah. Oleh karena itu, segala bentuk sampah yang dihasilkan oleh pemedek maupun pengunjung wajib dipungut dan dibawa ke luar area Pura Besakih demi menjaga keresikan tempat suci.
Selain itu, sudah diatur pula untuk tidak membawa kantong plastik dan wadah lain berbahan turunan plastik. Sayangnya, aturan ini hanya dianggap isapan jempol belaka. Meskipun misalnya tidak ada aturan tertulis soal pengelolaan sampah pribadi, tidak menjadi alasan pula untuk membuat area tempat suci menjadi leteh (najis). Apalagi yang melakukan hal itu adalah orang yang tangkil (berkunjung) untuk bersembahyang.
Sontak saja perilaku oknum pamedek ini mendapat tanggapan beragam dari warganet. Secara umum hampir semua komentar mengutuk perilaku yang tidak mencerminkan kemajuan kawasan Pura Besakih pasca dimodernisasi oleh pemerintah.
"Sdm rendah," komentar akun eddyadityaa712 dalam unggahan ulang video tersebut pada Kamis (13/4/2023) pagi sekitar pukul 09.36 Wita. Senada, akun pakganes33 juga menyoroti kualitas sumber daya manusia oknum krama Hindu yang jalan di tempat. "Rugi semetone ngaturang sembah bhakti, yen kne jiwa mereresik masih min berarti," sindirnya dalam sebuah komentar sekitar pukul 09.26 Wita.
Kemudian ada pula yang mengingatkan bahwa ada tidaknya aturan soal pengelolaa sampah pribadi tidak berkaitan dengan kebiasaan peduli kebersihan. Jadi kembali ke diri sendiri, patut atau tidak membiarkan sampah itu berserakan begitu saja di kawasan suci seperti komentar yang ditulis akun aryawijaya94.
Di samping itu, ada akun yang mengajak pamedek untuk tidak sungkan mengingatkan dan menegur oknum pamedek lain yang tidak taat seperti yang ditulis akun dewajayagiri. Komentar-komentar ini pun mewakili nuansa pendapat warganet lainnya.
Di lain sisi, beberapa warganet juga mengusulkan untuk mensterilkan bawaan pamedek seperti makanan dan minuman sebelum melewati gapura. Sebab, sebagian besar sampah yang berserakan berupa kemasan makanan dan minuman dan disinyalir merupakan bekas kegiatan 'piknik' keluarga atau makan bareng usai sembahyang.
Beberapa warganet lainnya juga menyarankan ada satgas yang berpatroli guna mencegah kejadian serupa. Bila perlu, warganet meminta ada sanksi konkret untuk para pelaku entah itu berupa denda maupun sanksi lain yang memberikan efek jera. *rat
Komentar