4 Bulan, 14 Kasus Sifilis
Kasus sifilis rata-rata dialami masyarakat kelompok umur 25 hingga 49 tahun.
GIANYAR, NusaBali
Jumlah penderita penyakit sifilis di Gianyar mengalami peningkatan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, dalam kurun waktu 4 bulan, Januari-April 2023 ditemukan 14 kasus baru. Terdiri dari 13 kasus sifilis dini dan 1 kasus sifilis lanjut. Tahun 2022, jumlah kasus sifilis yang ditemukan dan diobati sebanyak 54 kasus.
Plt Kadis Kesehatan Gianyar Ni Made Ariyuni mengatakan, penyakit sifilis merupakan salah satu infeksi menular melalui hubungan seksual yang disebabkan bakteri Treponema pallidum. “Penyebaran penyakit ini terjadi pada hubungan seksual yang berganti-ganti pasangan, dimana salah satunya terinfeksi bakteri sifilis,” ujar Ariyuni, Minggu (28/5). Kasus sifilis yang ditemukan di Gianyar rata-rata dialami masyarakat kelompok umur 25 hingga 49 tahun.
Penyakit sifilis punya tanda atau gejala di antaranya adanya bercak merah yang gatal di sekitar kemaluan, anus, rektum sampai sekitar mulut. “Semakin lama tidak terdeteksi atau diobati, penularan lebih parah. Pada tahap awal atau primer terdapat luka atau ruam yang tidak nyeri, ditambah dengan gejala demam, pembengkakan kelenjar, nyeri otot, dan lainnya,” jelas Ariyuni.
Pada sifilis sekunder, jika tidak mendapatkan penanganan, ruam akan menyebar di seluruh tubuh dengan gejala memburuk, penurunan berat badan, dan lainnya. Serta ada pula sifilis tersier terjadi bila yang sekunder tidak diobati. “Lebih parah lagi seperti kerusakan katup jantung, gangguan sistem saraf pusat dan lainnya,” jelas Ariyuni.
Dinas Kesehatan Gianyar telah melakukan sejumlah program sebagai upaya pencegahan penyakit sifilis. Di antaranya secara promotif melalui sosialisasi tentang infeksi menular seksual dari petugas kesehatan, deteksi dini pada sarana pelayanan kesehatan dengan skrening penyakit sifilis dini, dan pengobatan pada penemuan kasus sifilis.
Sosialisasi dilaksanakan terintegrasi dengan upaya kesehatan masyarakat untuk sasaran perorangan. Sosialisasi dilaksanakan saat pelayanan kesehatan dan konseling kesehatan. Sedangkan untuk sasaran kelompok dilaksanakan saat pembinaan remaja, PKK, dan lainnya. “Sosialisasi kepada masyarakat luas juga kita lakukan melalui medsos, melalui Promkes Gianyar biasanya lewat radio,” jelasnya.
Penyakit sifilis bisa diobati secara tuntas. Namun penderita biasanya membeli obat sendiri tanpa pengawasan dokter sehingga pengobatan infeksi tidak tuntas. “Jadi kami berharap bila berperilaku risiko tinggi dengan seks berganti-ganti pasangan atau memiliki gejala agar segera datang ke puskesmas atau rumah sakit untuk pemeriksaan secara dini,” saran Ariyuni. 7 nvi
Komentar