Daftar di Jalur Miskin, Siswa Buat Denah Rumah
Calon siswa baru dari Desa Belimbing, Pupuan, yang daftar di SMKN 1 Tabanan harus balik pulang untuk mengambil kartu keluarga asli.
TABANAN, NusaBali
Calon siswa baru mulai berdatangan untuk mendaftar di SMKN 1 Tabanan, Kamis (15/6). Jumlah siswa miskin yang mendaftar di hari pertama Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMKN 1 Tabanan sebanyak 120 pendaftar. Sementara kuota jalur miskin yang diterima sebanyak 20 persen dari 324 siswa. Calon siswa baru yang mendaftar di jalur miskin harus buat denah rumah, tujuannya mempermudah panitia mengecek kondisi riil siswa.
Ketua PPDB SMKN 1 Tabanan, Gusti Ayu Eka Suryanthi, 34, mengatakan, PPDB jalur miskin berlangsung selama tiga hari mulai Kamis (15/6) hingga Sabtu (17/6). Hari pertama, jumlah pendaftar sebanyak 120 orang. Calon siswa baru yang mendaftar di jalur miskin harus datang ke sekolah mengajak orangtuanya. Persyaratan yang dibawa yakni Surat Keterangan Tidak Mampu dari perbekel, surat keterangan lulus, kartu keluarga (KK). Calon siswa baru yang tak bawa Surat Keterangan Tidak Mampu dari perbekel bisa bawa Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Perlindungan Sosial (KPS). “Calon siswa baru harus bawa kartu yang asli,” terang Eka Suryanthi.
Setelah persyaratan lengkap, petugas akan memverivikasi dan ber nomor pendaftaran untuk disetorkan ke operator. Setelah terdaftar di operator, calon siswa melaksanakan pendaftaran online. “Siswa harus ke sekolah dulu, setelah itu baru bisa mendaftar online,” ungkapnya. Ditegaskan, calon siswa baru yang mendaftar lewat jalur miskin diperintahkan membuat denah untuk mempermudah panitia melakukan pengecekan ke lapangan. “Kami akan survei lagi ke rumahnya untuk memastikan data yang diberikan itu valid,” imbuh Suryanthi.
Dikatakan, SMKN 1 Tabanan pada tahun ajaran 2017/2018 mendapat jatah 324 siswa dengan 9 rombongan belajar (rombel). Jalur miskin 20 persen setara 65 orang, jalur reguler 50 persen setara 162 orang, jalur prestasi 20 persen setara 65 orang dan jalur lingkungan lokal 10 persen setara 32 orang. “Khusus jalur lokal adalah siswa yang memang jarak sekolahnya terdekat dengan rumah tidak boleh di luar kecamatan. Semua jalur, pendaftarannya online,” jelasnya.
Sementara Kepala UPT Dinas Pendidikan Provinsi Bali di Tabanan, I Ketut Sudarma menjelaskan, pendaftaran online PPDB SMA/SMK dilakukan secara bertahap. Jalur miskin didahulukan mulai Kamis (15/6) hingga (17/6) besok. Sedangkan untuk jalur prestasi mulai tanggal 19 sampai 20 Juni, dan jalur reguler berdasarkan NEM mulai tanggal 21 hingga 23 Juni 2017. “Jalur miskin didahulukan karena ada survei ke rumah siswa,” paparnya. Ditambahkan, dalam PPDB online, calon siswa baru bisa mendaftar di rumah ataupun sekolah. Siswa memilih salah satu sekolah, jika misalnya tidak diterima maka akan dipilihkan pilihan kedua dan ketiga. Jika ketiganya tidak diterima di sekolah negeri, bisa melanjutkan di sekolah swasta.
Salah seorang calon siswa baru yang mendaftar di jalur miskin SMKN 1 Tabanan, Ni Luh Putu Marcela Devi Permata Sari, 15, harus bolak-balik dari Banjar Suradadi, Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan ke Tabanan. Pasalnya, ia tak bawa KK asli. Meskipun harus bolak-balik Pupuan-Tabanan, Marcela yang diantar ayahnya tetap semangat karena keinginannya bisa sekolah di SMKN 1 Tabanan. Andai dia gagal di SMKN 1 Tabanan, ia punya pilihan lain di SMKN 2 Tabanan berlokasi di Desa Batannyuh, Kecamatan Marga, Tabanan. “Saya ingin sekolah di SMK, harapan saya tamat sekolah langsung dapat kerja,” ungkap Marcela. *d
Ketua PPDB SMKN 1 Tabanan, Gusti Ayu Eka Suryanthi, 34, mengatakan, PPDB jalur miskin berlangsung selama tiga hari mulai Kamis (15/6) hingga Sabtu (17/6). Hari pertama, jumlah pendaftar sebanyak 120 orang. Calon siswa baru yang mendaftar di jalur miskin harus datang ke sekolah mengajak orangtuanya. Persyaratan yang dibawa yakni Surat Keterangan Tidak Mampu dari perbekel, surat keterangan lulus, kartu keluarga (KK). Calon siswa baru yang tak bawa Surat Keterangan Tidak Mampu dari perbekel bisa bawa Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Perlindungan Sosial (KPS). “Calon siswa baru harus bawa kartu yang asli,” terang Eka Suryanthi.
Setelah persyaratan lengkap, petugas akan memverivikasi dan ber nomor pendaftaran untuk disetorkan ke operator. Setelah terdaftar di operator, calon siswa melaksanakan pendaftaran online. “Siswa harus ke sekolah dulu, setelah itu baru bisa mendaftar online,” ungkapnya. Ditegaskan, calon siswa baru yang mendaftar lewat jalur miskin diperintahkan membuat denah untuk mempermudah panitia melakukan pengecekan ke lapangan. “Kami akan survei lagi ke rumahnya untuk memastikan data yang diberikan itu valid,” imbuh Suryanthi.
Dikatakan, SMKN 1 Tabanan pada tahun ajaran 2017/2018 mendapat jatah 324 siswa dengan 9 rombongan belajar (rombel). Jalur miskin 20 persen setara 65 orang, jalur reguler 50 persen setara 162 orang, jalur prestasi 20 persen setara 65 orang dan jalur lingkungan lokal 10 persen setara 32 orang. “Khusus jalur lokal adalah siswa yang memang jarak sekolahnya terdekat dengan rumah tidak boleh di luar kecamatan. Semua jalur, pendaftarannya online,” jelasnya.
Sementara Kepala UPT Dinas Pendidikan Provinsi Bali di Tabanan, I Ketut Sudarma menjelaskan, pendaftaran online PPDB SMA/SMK dilakukan secara bertahap. Jalur miskin didahulukan mulai Kamis (15/6) hingga (17/6) besok. Sedangkan untuk jalur prestasi mulai tanggal 19 sampai 20 Juni, dan jalur reguler berdasarkan NEM mulai tanggal 21 hingga 23 Juni 2017. “Jalur miskin didahulukan karena ada survei ke rumah siswa,” paparnya. Ditambahkan, dalam PPDB online, calon siswa baru bisa mendaftar di rumah ataupun sekolah. Siswa memilih salah satu sekolah, jika misalnya tidak diterima maka akan dipilihkan pilihan kedua dan ketiga. Jika ketiganya tidak diterima di sekolah negeri, bisa melanjutkan di sekolah swasta.
Salah seorang calon siswa baru yang mendaftar di jalur miskin SMKN 1 Tabanan, Ni Luh Putu Marcela Devi Permata Sari, 15, harus bolak-balik dari Banjar Suradadi, Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan ke Tabanan. Pasalnya, ia tak bawa KK asli. Meskipun harus bolak-balik Pupuan-Tabanan, Marcela yang diantar ayahnya tetap semangat karena keinginannya bisa sekolah di SMKN 1 Tabanan. Andai dia gagal di SMKN 1 Tabanan, ia punya pilihan lain di SMKN 2 Tabanan berlokasi di Desa Batannyuh, Kecamatan Marga, Tabanan. “Saya ingin sekolah di SMK, harapan saya tamat sekolah langsung dapat kerja,” ungkap Marcela. *d
Komentar