Pedanda Ngurah Muput Upacara Otonan GMT
AMLAPURA, NusaBali - Suami mantan Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, I Gusti Made Tusan (GMT),72, melaksanakan upacara Otonan atau memperingati hari kelahiran secara Hindu, untuk dirinya. Upacra dilaksanakan di Jalan Ahmad Yani Amlapura, Wraspati Umanis Gumbreg, Kamis (29/6).
Upacara ini dipuput Ida Pedanda Istri Ngurah Pidada dari Geria Katon Sudi Kemenuh, Lingkungan Taman II, Kelurahan/Kecamatan Karangasem. Turut menyaksikan, mantan Bupati I Gusti Ayu Mas Sumatri, putra kandung yang Wakil Ketua DPRD Karangasem dari Fraksi NasDem I Gusti Ngurah Gede Subagiartha, dan segenap keluarga besar.
Sebagaimana diketahui, Otonan merupakan hari kelahiran yang mempertemukan pencatatan hari saptawara, pancawara, dan wuku, setiap 6 bulan (210 hari) sekali. Hari Otonan bukan sesuai tanggal lahir.
Prosesinya berawal sang sulinggih melakukan pamujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi, sebagai bentuk pemberitahuan. Lanjut, pemujaan kepada Ida Bhatara Siwa Raditya, kepada leluhur, dan sebagainya.
Sarana banten di upacara otonan itu menggunakan banten byakala yang bertujuan menetralisir kekuatan bhuta kala, banten peras untuk mohon kebersihan, banten ajuman, pengambean sebagai simbol mohon karunia, banten sayut untuk mohon kesejahteraan dan lain-lain.
Selanjutnya I Gusti Made Tusan, mengikuti upacara malukat, kemudian majaya-jaya, mengenakan karawista di kepala berlanjut muspa. "Saya rutin setiap 6 bulan sekali, menggelar upacara otonan, harapannya agar tetap sehat lahir dan bathin, serta panjang umur," jelas I Gusti Made Tusan.
I Gusti Made Tusan mensyukuri karena telah mendapatkan karunia umur panjang, mulanya kondisi fisiknya kurang sehat, dan sempat berjalan mesti mengenakan tongkat hingga sulit berdiri. Kali ini, dia tidak lagi menggunakan tongkat, bisa berjalan normal, bahkan bisa nyetir mobil.
Ida Pedanda Istri Ngurah Pidada memaparkan, setiap umat manusia sebagai makhluk utama, kelahirannya telah membawa karunia Tuhan, berupa Tri Premana, sabda (berbicara), bayu (bergerak) dan idep (berpikir). "Ketiga kekuatan tersebut mesti selalu bersatu, sehingga merasakan keseimabngan kekuatan lahir an bathin," jelas mantan Ketua STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Hindu Amlapura.7k16
1
Komentar