Aktivitas di Desa Wisata Kembali Normal
Sempat Terkendala Cuaca Buruk
DENPASAR, NusaBali - Cuaca buruk berupa hujan lebat, bahkan sampai berakibat bencana di sejumlah tempat di Bali sempat berdampak terhadap aktivitas pariwisata, termasuk di desa wisata.
Beberapa kegiatan di desa wisata yang berada di luar ruangan atau out door terpaksa ditiadakan. Namun kini sudah normal kembali.
“Ya, saat hujan lebat beberapa waktu lalu, memang agak terganggu ,” ujar I Wayan Malendra, praktisi desa wisata dari Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Minggu(9/7).
Contohnya kegiatan berenang maupun kegiatan di luar ruangan yang lainnya, tertunda. Tetapi tidak lama, menyusul kondisi cuaca yang membaik, kegiatan wisatawan kembali normal.
“Trekking, membuat layangan, belajar dan menikmati kuliner, belajar melukis, menari dan megamel sudah bisa dinikmati wisatawan,” ujar Malendra yang merupakan Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata(Forkom Dewi) Klungkung.
Hanya saja, sebagian besar kegiatan wisata dilakoni wisman, terutama wisman asal Eropa. Hal itu karena peminat wisata desa, kebanyakan wisman. Sedang wisatawan domestik tidak banyak. Dalam sepekan ini, untuk di Desa Wisata Bakas saja, sekitar 40 wisman yang berkunjung.
“Belum lagi di desa wisata lainnya,” kata Malendra. Karena itulah, menurut Malendra kegiatan wisata di desa wisata, masih normal.
Untuk diketahui desa wisata, kata Malendra memang mengembangkan daya tarik berdasarkan kekhasan dan kearifan lokal dari tiap desa.
Contohnya di Desa Bakas, dengan kuliner jajan lokal diantaranya jaja laklak pengangon dan kuliner lainnya serta aktivitas petulangan diantaranya trekking dan lainnya. Sedang di Desa Tihingan terkenal dengan pusat pembuatan gong atau gamelan di Bali.
Di Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung, terkenal dengan seni lukis klasik yang dikenal lukis wayang Kamasan. Tetangganya, Desa Gelgel, sentra pembuatan tenun ikat, yakni kain endek dan songket.
“Itu diantara contoh-contohnya, masih banyak yang lainnya dengan ciri masing- masing,” jelas Malendra. K17.
Komentar