Cabor Boleh Ganti Atlet PON 2024
KONI Bali menilai promosi-degradasi sebagai kewajaran karena induk olahraga yang lebih paham mengenai atletnya.
DENPASAR, NusaBali
KONI Provinsi Bali memberikan kewenangan penuh kepada Pengprov Cabang Olahraga (Cabor) untuk mengganti atlet yang telah mengantongi tiket babak kualifikasi pada ajang PON XXI/2024 di Aceh dan Sumatera Utara. Pergantian bisa dilakukan terutama atlet yang mengantongi tiket PON berdasarkan entry by number, dan bukan entry by name.
Sejumlah cabor memang sudah tuntas mengikuti babak kualifikasi PON, meskipun masih ada juga dalam tahap persiapan tampil di babak kualifikasi PON hingga akhir 2023 ini. “Pergantian dengan sistem promosi dan degradasi menjadi hal yang wajar dan biasa dilakukan ketika mengetahui perubahan kondisi atlet jelang bertanding,” kata Ketua Umum KONI Bali, I Gusti Ngurah Oka Darmawan, Selasa (8/8).
Sebaliknya, ada cabor bertanding di babak kualifikasi PON dengan sistem lolos orangnya tertera sesuai dengan nama atlet bersangkutan. Ketentuan ini, kata Oka Darmawan, sesuai dengan regulasi di internal PB Cabor, sehingga atlet tersebut dipastikan tidak bisa diganti lagi.
Sementara untuk atlet lolos berdasarkan hitungan entry by number, masih memungkinkan terjadinya pergantian atlet. Sehingga Pengprov Cabor diberikan kewenangan penuh untuk mengaturnya, apakah ada pergantian atau masih memberikan kepercayaan kepada atlet bersangkutan mewakili Bali pada ajang PON 2024 nanti. "Kan cabor yang paling tahu akan kondisi atletnya, kita sifatnya guiding saja. Silakan Pengprov Cabor yang menentukan, karena teknisnya kan ada di sana," tutur Oka Darmawan.
Mantan Ketum Perbasi Bali ini menyebutkan waktu persiapan satu tahun ke depan jelang tampil pada ajang pesta olah raga multi event empat tahunan antar provinsi, memang perlu dilakukan evaluasi setiap saat. Perjalanan atlet dalam konteks persiapan satu tahun ke depan juga perlu dilihat lagi progresnya sejauh mana. Sehingga cabor yang sangat memahami kondisi atletnya, siapa yang berhak mewakili Pulau Dewata pada PON 2024 nanti di tiap kelas atau nomornya.
"Perkembangan atlet 1 tahun ke depan memang perlu dilihat lagi progresnya, waktu yang panjang itu siapa tahu ada atlet perkembangannya bagus meskipun tidak sempat tampil di babak kualifikasi PON," tandas mantan Kepala Disdikpora Badung ini.
Begitu juga ketika ada atlet yang sempat meraih tiket PON, tetapi catatan prestasinya masih bagus, memang sudah selayaknya tetap dipertahankan dikirim ke ajang PON 2024 nanti. “Makanya, sistem program promosi dan degradasi itu hal wajar dan menjadi biasa diterapkan dalam dunia olah raga menuju tim definitif PON 2024,” tuntas Oka Darmawa.7dek
Komentar