Pura Kena Longsor, Piodalan Ditiadakan
Krama Desa Pakraman Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung terpaksa meniadakan Pujawali di Pura Dalem setempat, pada Anggara Kliwon Perangbakat, Selasa (4/7).
SEMARAPURA, NusaBali
Penyebabnya, senderan dan tembok panyengker pura tersebut terkena bencana longsor, Senin (26/6) pagi.
“Keputusan ini (tak melaksanakan pujawali,Red) sudah berdasarkan hasil paruman,” ujar Bendesa Pakraman Besan I Ketut Wardana, Kamis (29/6). Untuk itu pada Selasa mendatang atau bertepatan dengan pujawali, krama akan menghaturkan banten Guru Piduka dan Caru Ayam Abrumbun.
Jelas Wardana, pangempon Pura Dalem Desa Pakraman Besan, usai merenovasi 16 palinggih dengan batu cadas hitam. Biayanya dari dana hibah provinsi Rp 550 juta pada 2016. Sedangkan senderan dan tembok panyengker pura yang ambrol berusia sekitar 30 tahun. Sehingga kondisinya cukup labil terlebih diguyur hujan deras. “Untuk mengantisipasi longsor susulan sudah dibuatkan saluran air hujan,” katanya.
Pangempon berharap pemerintah bisa memberikan bantuan untuk perbaikan senderan tersebut. “Kami berharap ada bantuan,” harapnya. Saat ini krama di Desa Pakraman Besan mencapai sekitar 2.500 KK. Terkait itu, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta ke pura tersebut, Rabu (28/6).
Bupati Suwirta menugaskan Sekda Klungkung Gede Putu Winastra bersama Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman Kabupaten Klungkung untuk menangani persoalan tersebut. Pihaknya berharap supaya pembangunan yang sedang berjalan tidak terhambat pasca bencana alam ini. “Pihak desa dinas dan desa pakraman agar terus berkoordinasi kepada pemerintah sehingga penanganan ini bisa secepatnya dilakukan,” katanya.
Bupati Suwirta khawatir apabila longsor ini tidak ditangani segera, maka akan menimbulkan kerugian semakin besar ke depan. Bupati berpesan kepada prajuru agar segera berkoordinasi lebih lanjut dengan pihak terkait. Karena sumber dana dari proses perbaikan dari Pura Dalem ini merupakan dana hibah dari Provinsi Bali.
Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada sudah turun ke lokasi untuk mengecek dan memverifikasi jumlah kerugian agar dibuatkan proposal untuk perbaikan senderan tersebut. “Kerugiannya diperkirakan mencapai Rp 500 juta,” ujarnya. *wa
Penyebabnya, senderan dan tembok panyengker pura tersebut terkena bencana longsor, Senin (26/6) pagi.
“Keputusan ini (tak melaksanakan pujawali,Red) sudah berdasarkan hasil paruman,” ujar Bendesa Pakraman Besan I Ketut Wardana, Kamis (29/6). Untuk itu pada Selasa mendatang atau bertepatan dengan pujawali, krama akan menghaturkan banten Guru Piduka dan Caru Ayam Abrumbun.
Jelas Wardana, pangempon Pura Dalem Desa Pakraman Besan, usai merenovasi 16 palinggih dengan batu cadas hitam. Biayanya dari dana hibah provinsi Rp 550 juta pada 2016. Sedangkan senderan dan tembok panyengker pura yang ambrol berusia sekitar 30 tahun. Sehingga kondisinya cukup labil terlebih diguyur hujan deras. “Untuk mengantisipasi longsor susulan sudah dibuatkan saluran air hujan,” katanya.
Pangempon berharap pemerintah bisa memberikan bantuan untuk perbaikan senderan tersebut. “Kami berharap ada bantuan,” harapnya. Saat ini krama di Desa Pakraman Besan mencapai sekitar 2.500 KK. Terkait itu, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta ke pura tersebut, Rabu (28/6).
Bupati Suwirta menugaskan Sekda Klungkung Gede Putu Winastra bersama Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman Kabupaten Klungkung untuk menangani persoalan tersebut. Pihaknya berharap supaya pembangunan yang sedang berjalan tidak terhambat pasca bencana alam ini. “Pihak desa dinas dan desa pakraman agar terus berkoordinasi kepada pemerintah sehingga penanganan ini bisa secepatnya dilakukan,” katanya.
Bupati Suwirta khawatir apabila longsor ini tidak ditangani segera, maka akan menimbulkan kerugian semakin besar ke depan. Bupati berpesan kepada prajuru agar segera berkoordinasi lebih lanjut dengan pihak terkait. Karena sumber dana dari proses perbaikan dari Pura Dalem ini merupakan dana hibah dari Provinsi Bali.
Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada sudah turun ke lokasi untuk mengecek dan memverifikasi jumlah kerugian agar dibuatkan proposal untuk perbaikan senderan tersebut. “Kerugiannya diperkirakan mencapai Rp 500 juta,” ujarnya. *wa
Komentar