Ayuterra Resort Ubud Tutup Sementara
Pengelola menyebut bahwa pemeriksaan berkala khusus terhadap lift, terakhir dilakukan pada November 2022 oleh konsultan.
GIANYAR, NusaBali
Ayuterra Resort Ubud, Gianyar, menutup sementara aktivitas hunian pasca musibah tram lift jatuh yang merenggut nyawa 5 orang karyawan pada Jumat (1/9). Resort mewah ini tidak melayani tamu check in pada Sabtu (2/9). Sementara tamu yang sudah terlanjur menginap, ada yang check out, ada pula yang memang dipindahkan ke akomodasi wisata lainnya.
Hal ini diungkapkan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali usai meminta keterangan manajemen resort.
“Saat ini sudah dihentikan (aktivitas hunian, Red), tamu dipindahkan ke tempat lain,” ujarnya.
Atas musibah yang menelan 5 korban jiwa ini, Wagub Cok Ace menyampaikan duka mendalam. Namun terkait dugaan penyebab meluncurnya tram lift, panglingsir Puri Agung Ubud ini mengatakan bukan kapasitasnya memberikan penjelasan.
“Bukan kapasitas saya menjelaskan secara detail. Yang jelas tadi dari manajemen mengatakan perawatan sudah dilakukan secara berkala. Informasinya tadi, perawatan terakhir dilakukan November 2022,” kata Wagub Cok Ace.
Dari penjelasan manajemen, Wagub Cok Ace merasa maintenance lift sudah sesuai prosedur. “Belum setahun ya, jadi ada konsultan yang periksa. Ada rekomendasi dari Disnaker Bali, itu mekanismenya. Secara administrasi dan teknis, pengelola kantongi 5 rekomendasi. Termasuk penggunaan lift sudah melalui proses. Tinggal sekarang tim yang melakukan pemeriksaan, apa ada kesalahan,” tuturnya.
Mengenai sanksi, kata Wagub Cok Ace, sangat memungkinkan dijatuhkan apabila memang terbukti ada unsur kelalaian. “Sanksi pasti, jika ditemukan unsur kelalaian,” kata Wagub Cok Ace.
Dia dengan tegas meminta pihak pengelola untuk terus memantau, terutama keluarga korban yang ditinggalkan. “Pengelola juga harus memenuhi hak-hak karyawan tersebut, terutama yang berkaitan dengan asuransi kecelakaan kerja, kita akan pantau itu,” tandasnya.
“Ini harus dijadikan pelajaran, apalagi wahana seperti itu tidak hanya di hotel ini, hotel lain yang mempunyai fasilitas serupa harus benar-benar memperhatikan, terutama maintenance, jangan sampai kasus seperti ini terulang. Saya atas nama pribadi dan Pemprov Bali benar-benar menyampaikan duka cita yang mendalam atas kasus ini,” tutur Wagub Cok Ace.
Penutupan sementara resort juga dibenarkan oleh Kapolres Gianyar AKBP I Ketut Widiada. “Sementara kita pasang police line di tempat kejadian. Dari pihak hotel mengatakan masih trauma, sehingga operasional ditutup sementara. Tamu yang terlanjur menginap disarankan sewa di tempat lain. Tidak menerima tamu baru, mereka masih trauma. Jadi ditunda sementara, semasih olah TKP,” kata AKBP Widiada.
Ayuterra Resort Ubud, Gianyar, menutup sementara aktivitas hunian pasca musibah tram lift jatuh yang merenggut nyawa 5 orang karyawan pada Jumat (1/9). Resort mewah ini tidak melayani tamu check in pada Sabtu (2/9). Sementara tamu yang sudah terlanjur menginap, ada yang check out, ada pula yang memang dipindahkan ke akomodasi wisata lainnya.
Hal ini diungkapkan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali usai meminta keterangan manajemen resort.
“Saat ini sudah dihentikan (aktivitas hunian, Red), tamu dipindahkan ke tempat lain,” ujarnya.
Atas musibah yang menelan 5 korban jiwa ini, Wagub Cok Ace menyampaikan duka mendalam. Namun terkait dugaan penyebab meluncurnya tram lift, panglingsir Puri Agung Ubud ini mengatakan bukan kapasitasnya memberikan penjelasan.
“Bukan kapasitas saya menjelaskan secara detail. Yang jelas tadi dari manajemen mengatakan perawatan sudah dilakukan secara berkala. Informasinya tadi, perawatan terakhir dilakukan November 2022,” kata Wagub Cok Ace.
Dari penjelasan manajemen, Wagub Cok Ace merasa maintenance lift sudah sesuai prosedur. “Belum setahun ya, jadi ada konsultan yang periksa. Ada rekomendasi dari Disnaker Bali, itu mekanismenya. Secara administrasi dan teknis, pengelola kantongi 5 rekomendasi. Termasuk penggunaan lift sudah melalui proses. Tinggal sekarang tim yang melakukan pemeriksaan, apa ada kesalahan,” tuturnya.
Mengenai sanksi, kata Wagub Cok Ace, sangat memungkinkan dijatuhkan apabila memang terbukti ada unsur kelalaian. “Sanksi pasti, jika ditemukan unsur kelalaian,” kata Wagub Cok Ace.
Dia dengan tegas meminta pihak pengelola untuk terus memantau, terutama keluarga korban yang ditinggalkan. “Pengelola juga harus memenuhi hak-hak karyawan tersebut, terutama yang berkaitan dengan asuransi kecelakaan kerja, kita akan pantau itu,” tandasnya.
“Ini harus dijadikan pelajaran, apalagi wahana seperti itu tidak hanya di hotel ini, hotel lain yang mempunyai fasilitas serupa harus benar-benar memperhatikan, terutama maintenance, jangan sampai kasus seperti ini terulang. Saya atas nama pribadi dan Pemprov Bali benar-benar menyampaikan duka cita yang mendalam atas kasus ini,” tutur Wagub Cok Ace.
Penutupan sementara resort juga dibenarkan oleh Kapolres Gianyar AKBP I Ketut Widiada. “Sementara kita pasang police line di tempat kejadian. Dari pihak hotel mengatakan masih trauma, sehingga operasional ditutup sementara. Tamu yang terlanjur menginap disarankan sewa di tempat lain. Tidak menerima tamu baru, mereka masih trauma. Jadi ditunda sementara, semasih olah TKP,” kata AKBP Widiada.
Foto: Tim Inafis Polda Bali bersama Polres Gianyar melakukan investigasi penyebab putusnya tali sling tram lift Ayuterra Resort Ubud yang menewaskan 5 orang karyawan, Sabtu (2/9). -NOVI ANTARI
Terkait penyelidikan awal, Kapolres juga enggan berspekulasi. “Belum berani kita pastikan, nanti ya tunggu hasil penyelidikan,” ucapnya.
Sementara Tim Inafis dan Labfor Polda Bali bersama tim Reserse Kriminal Polres Gianyar melakukan investigasi penyebab putusnya sling lift Ayuterra Resort Ubud, Sabtu (2/9). Tim melakukan pengecekan secara mendetail semua hal yang mengakibatkan jatuhnya lift yang menewaskan 5 orang ini.
Kasat Reskrim Polres Gianyar AKP Ario Seno Wimoko menjelaskan tim meneliti dari atas sampai bawah kondisi lift. Mencatat setiap hal yang menyebabkan tali sling lift mulai putus, jatuh hingga para korban terpental jauh. AKP Ario Seno menegaskan, dalam kasus ini polisi tidak bisa menduga-duga.
“Kami bukan menduga tapi pembuktian secara scientific investigation, atau investigasi secara menyeluruh. Setelah ini akan kembali ada dari Labfor Polda Bali, untuk melaksanakan olah tempat kejadian perkara (TKP) lagi,” ucap AKP Ario Seno.
Untuk menentukan siapa yang salah, kemudian penyebab kecelakaan ini terjadi, polisi akan menghadirkan saksi ahlinya dan bukan dari kepolisian. “Polisi hanya melakukan pemeriksaan, dan menyambungkan antara kerangan saksi ahli dan hasil bitlabfor,” imbuhnya.
Sejauh ini, sudah ada 4 saksi yang diperiksa dari unsur karyawan. “Kemarin mereka masih shock. Setelah agak tenang, kami lakukan pemeriksaan saksi langsung ke rumah mereka. Tidak di kantor atau di hotel ini,” kata AKP Ario Seno.
Dikonfirmasi terpisah, pemilik Ayuterra Resort Linggawati Utomo masih irit bicara. Ketika didesak terkait perawatan lift secara berkala, dia mengatakan hal tersebut sudah disampaikan kepada pihak berwajib termasuk Ketua PHRI Bali Tjokorda Artha Ardhana Sukawati saat mendatangi TKP, Sabtu siang kemarin.
“Maintenance rutin cek, semua sudah kami sampaikan tadi. Yang jelas sebenarnya ini masih layak pakai,” ujarnya.
Linggawati mengatakan lift ini masih layak untuk dipakai setahun ke depan. “Semua sudah dicek, termasuk genset, hidran, masih layak untuk setahun,” imbuh Linggawati.
Mengenai santunan terhadap para korban, Linggawati mengatakan sudah ada kesepakatan dengan keluarga korban. “Sudah ada kesepakatan tadi pagi. Biaya ngaben, tali kasih, dan JKM dari BPJS,” ucapnya. 7 nvi, cr78
Komentar