Rembug Sastra Digelar Tiap Saniscara Umanis
Pura Jagatnatha Jadi Pusat Pendidikan Hindu
AMLAPURA, NusaBali - Pangempon Pura Jagatnatha Karangasem kini merancang acara Rembug Sastra Sewaka Saraswati tiap Saniscara Umanis atau tiap 35 hari sekali. Acara akan diawali pada Saniscara Umanis Medangkungan, Sabtu (7/9).
"Mengenai tema masih kami godok dengan panitia, dan pemerhati budaya," jelas Kelian Pangempon Pura Jagatnatha Karangasem I Putu Arnawa di sela-sela persiapan rembug sastra di Pura Jagatnatha, Jalan Ngurah Rai Amlapura, Senin (2/10).
Rembug Sastra, kata Arnawa, bertujuan memfungsikan Pura Jagatnatha sebagai tempat pendidikan agama, memperdalam adat, dan budaya. Selain itu, meningkatkan kualitas beragama dan menguatkan moderasi beragama. "Di samping itu, menjadikan Pura Jagatnatha sebagai tempat penadahan upadesa (tempat belajar)," jelas mantan Staf Ahli Bupati Karangasem tersebut.
Dengan acara ini, lanjut Arnawa, nanti akan banyak tokoh terlibat. Aad yang memberikan edukasi bidang agama, ada bidang bahasa Bali, dan budaya. Misalnya, materi tentang moderasi beragama, mendatangkan dosen STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Hindu Amlapura I Ketut Dani. Materi tentang tata cara nyurat aksara Bali pada daun lontar, mendatangkan penekun lontar Ida I Dewa Gede Catra. Bidang bahasa Bali dan Agama mendatangkan pembicara Dr I Made Regeg, dan lain-lain.
Moderasi beragama, kata Arnawa, pada dasarnya agar meyakini kebenaran agama secara utuh, sekaligus menghargai dan menghormati penganut agama lain. ‘’Tak kalah penting, menumbuhkan dan meningkatkan sikap toleransi dan saling menghargai antarumat beragama," jelas Arnawa.
Dr I Made Regeg mengatakan rembug sastra ini untuk menghidupkan pendidikan agama, bahasa Bali dan budaya. Walaupun materi itu telah didapatkan di sekolah, tetapi ini rembug sastra untuk masyarakat umum. "Adanya rembug sastra setiap 35 hari sekali, nantinya aktivitas pembinaan agama, dan budaya secara kontinyu untuk masyarakat Karangasem," jelas I Made Regeg.
Hadir nanti, dari STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Hindu Amlapura di bawah koordinasi Ketua Program Studi Pendidikan Agama Hindu I Ketut Dani, narasumber lain Dr I Wayan Jatiyasa, Drs I Wayan Astika, dan Drs I Putu Arnawa.7k16
Rembug Sastra, kata Arnawa, bertujuan memfungsikan Pura Jagatnatha sebagai tempat pendidikan agama, memperdalam adat, dan budaya. Selain itu, meningkatkan kualitas beragama dan menguatkan moderasi beragama. "Di samping itu, menjadikan Pura Jagatnatha sebagai tempat penadahan upadesa (tempat belajar)," jelas mantan Staf Ahli Bupati Karangasem tersebut.
Dengan acara ini, lanjut Arnawa, nanti akan banyak tokoh terlibat. Aad yang memberikan edukasi bidang agama, ada bidang bahasa Bali, dan budaya. Misalnya, materi tentang moderasi beragama, mendatangkan dosen STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Hindu Amlapura I Ketut Dani. Materi tentang tata cara nyurat aksara Bali pada daun lontar, mendatangkan penekun lontar Ida I Dewa Gede Catra. Bidang bahasa Bali dan Agama mendatangkan pembicara Dr I Made Regeg, dan lain-lain.
Moderasi beragama, kata Arnawa, pada dasarnya agar meyakini kebenaran agama secara utuh, sekaligus menghargai dan menghormati penganut agama lain. ‘’Tak kalah penting, menumbuhkan dan meningkatkan sikap toleransi dan saling menghargai antarumat beragama," jelas Arnawa.
Dr I Made Regeg mengatakan rembug sastra ini untuk menghidupkan pendidikan agama, bahasa Bali dan budaya. Walaupun materi itu telah didapatkan di sekolah, tetapi ini rembug sastra untuk masyarakat umum. "Adanya rembug sastra setiap 35 hari sekali, nantinya aktivitas pembinaan agama, dan budaya secara kontinyu untuk masyarakat Karangasem," jelas I Made Regeg.
Hadir nanti, dari STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Hindu Amlapura di bawah koordinasi Ketua Program Studi Pendidikan Agama Hindu I Ketut Dani, narasumber lain Dr I Wayan Jatiyasa, Drs I Wayan Astika, dan Drs I Putu Arnawa.7k16
Komentar