Operasi TPST di Besakih Mulai Januari 2024
AMLAPURA, NusaBali - Sampah menjadi persoalan yang makin krusial di kawasan Pura Besakih, Karangasem. Oleh karena itu, pihak ‘otoritas’ untuk pura terbesar di dunia ini terus mencari upaya untuk menyikapi persoalan sampah tersebut.
Salah satunya, pengelolaan sampah di TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) di Desa Besakih efektif akan dimulai Januari 2024. Bendesa Adat Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem Jro Mangku Widiartha mengatakan, pihaknya masih memperbaiki tempat pembuangan sampah (TPS) berupa bak penampungan sampah dekat areal Pasucian, Pura Besakih.
“Pengelola TPST sudah kami bentuk. Sementara ini masih menuntaskan tempat pembuangan sampah di belakang areal Pasucian. Selanjutnya, petugas mengangkut sampah untum dibawa ke TPA Banjar Palak, Desa Besakih berlanjut pengelolaannya,” jelas Bendesa Jro Mangku Widiartha di Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Rabu (18/10).
Selama ini, katanya, sampah yang berasal dari Pura Penataran Agung Besakih, terbuang ke bak penampungan di belakang areal Pasucian bagian barat. Selanjutnya, petugas mengangkut sampah ini ke TPA Banjar Palak, di TPA Banjar Palak itulah. Di TPA ini sampah dikelola sebagaimana mekanismenya.
Pengelolaan TPST Desa Besakih di bawah pimpinan I Gusti Mangku Riska. TPST ini telah dilengkap fasilitas penunjang sesuai kebutuhan.
Sekdes Desa Besakih I Nyoman Artana juga mengatakan, TPST Desa Besakih efektif beroperasi Januari 2024. “Kali ini masih melakukan penataan bak sampah di belakang Pura Pasucian Besakih, agar terlihat rapi. Dari bak penampungan itulah, sampah terangkut ke TPA Banjar Palak, untuk pengelolaannya lebih lanjut,” jelasnya.
Selama ini, kata Artana, rata-rata setiap hari hanya terangkut 2 truk sampah dari bak penampungan di belakangan areal Pasucian, Pura Besakih. Jika sedang ada Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih, tiap hari sampah terangkut sekitar 10 -15 truk. Sebab, tumpukan sampah terus meluber setiap hari, mengingat pamedek datang silih berganti selama 24 jam.
Selama ini, kata Artana, sampah tetap dibuang ke TPA Banjar Palak. Hanya saja di TPA ini belum ada pemilihan. Sejumlah pemulung memanfaatkan TPA ini untuk mencari s
“Pengelola TPST sudah kami bentuk. Sementara ini masih menuntaskan tempat pembuangan sampah di belakang areal Pasucian. Selanjutnya, petugas mengangkut sampah untum dibawa ke TPA Banjar Palak, Desa Besakih berlanjut pengelolaannya,” jelas Bendesa Jro Mangku Widiartha di Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Rabu (18/10).
Selama ini, katanya, sampah yang berasal dari Pura Penataran Agung Besakih, terbuang ke bak penampungan di belakang areal Pasucian bagian barat. Selanjutnya, petugas mengangkut sampah ini ke TPA Banjar Palak, di TPA Banjar Palak itulah. Di TPA ini sampah dikelola sebagaimana mekanismenya.
Pengelolaan TPST Desa Besakih di bawah pimpinan I Gusti Mangku Riska. TPST ini telah dilengkap fasilitas penunjang sesuai kebutuhan.
Sekdes Desa Besakih I Nyoman Artana juga mengatakan, TPST Desa Besakih efektif beroperasi Januari 2024. “Kali ini masih melakukan penataan bak sampah di belakang Pura Pasucian Besakih, agar terlihat rapi. Dari bak penampungan itulah, sampah terangkut ke TPA Banjar Palak, untuk pengelolaannya lebih lanjut,” jelasnya.
Selama ini, kata Artana, rata-rata setiap hari hanya terangkut 2 truk sampah dari bak penampungan di belakangan areal Pasucian, Pura Besakih. Jika sedang ada Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih, tiap hari sampah terangkut sekitar 10 -15 truk. Sebab, tumpukan sampah terus meluber setiap hari, mengingat pamedek datang silih berganti selama 24 jam.
Selama ini, kata Artana, sampah tetap dibuang ke TPA Banjar Palak. Hanya saja di TPA ini belum ada pemilihan. Sejumlah pemulung memanfaatkan TPA ini untuk mencari s
Komentar