Olah Sampah, Kuta Selatan Maksimalkan TPS3R
MANGUPURA, NusaBali - Keberadaan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) dengan sistem Reduce-Reuse-Recycle atau yang biasa disebut TPS3R sangat membantu kala TPA Suwung terbakar.
Seperti di Kecamatan Kuta Selatan, misalnya, di saat sejumlah wilayah bermunculan tumpukan sampah di mana-mana, wilayah Kecamatan Kuta Selatan relatif aman dari persoalan sampah.
Camat Kuta Selatan Ketut Gede Arta, mengatakan wilayah Kuta Selatan sama sekali tidak ada keluhan terkait persoalan sampah. Padahal, sudah membuka kontak aduan jika ditemukan tumpukkan sampah. Nihilnya aduan sejauh ini, kata dia, karena pengelolaan sampah sudah berbasis sumber dengan keberadaan TPS3R.
“Selama dua pekan terbakarnya TPA Suwung, kami di Kuta Selatan tidak ada laporan terkait keluhan pembuangan sampah. Semuanya masih aman dan terkendali,” kata Gede Arta, Selasa (24/10).
Menurut dia, di Kecamatan Kuta Selatan terdapat sejumlah TPS3R yang ada di sejumlah desa/kelurahan. Mulai dari Kelurahan Benoa, Kelurahan Tanjung Benoa dan juga Desa Pecatu. Selain itu ada juga di TPST Samtaku yang terletak di Kelurahan Jimbaran. Dengan keberadaan tempat pengolahan sampah sendiri semuanya bisa tertangani dengan baik. “Total keseluruhan TPS3R di Kuta Selatan ada 5. Rinciannya 3 di Benoa, 1 di Tanjung Benoa dan 1 di Pecatu, ini di luar TPST Samtaku,” jelasnya.
Menariknya, lanjut Gede Arta, ada sejumlah jasa sampah dari wilayah lain yang justru membuang sampah ke wilayah Kuta Selatan. Jasa sampah itu bekerja sama dengan TPST Samtaku untuk mengolah sampah. Meski demikian, dia tidak merinci secara pasti sampah yang masuk ke wilayah Kuta Selatan dari wilayah lain.
“Di TPST Samtaku itu pengolahannya lengkap. Jadi, ada jasa sampah yang sudah bekerja sama. Bukan hanya dari wilayah Kuta Selatan, tapi dari luar kecamatan juga ada,” ungkap Gede Arta.
Meski sejauh ini tidak ada keluhan terkait sampah, Gede Arta berharap agar masyarakat lebih memperhatikan dan mengolah sampah dengan baik, sehingga dengan kondisi lingkungan yang bersih dan bebas dari sampah akan memberikan dampak yang baik untuk masyarakat itu sendiri. Selain itu, citra pariwisata di Kuta Selatan juga akan tetap terjaga.
“Mari bersama-sama jaga lingkungan sekitar. Dengan begitu kondisi masyarakat tetap sehat dan pariwisata semakin maju ke depannya,” ajak Gede Arta. 7 dar
Camat Kuta Selatan Ketut Gede Arta, mengatakan wilayah Kuta Selatan sama sekali tidak ada keluhan terkait persoalan sampah. Padahal, sudah membuka kontak aduan jika ditemukan tumpukkan sampah. Nihilnya aduan sejauh ini, kata dia, karena pengelolaan sampah sudah berbasis sumber dengan keberadaan TPS3R.
“Selama dua pekan terbakarnya TPA Suwung, kami di Kuta Selatan tidak ada laporan terkait keluhan pembuangan sampah. Semuanya masih aman dan terkendali,” kata Gede Arta, Selasa (24/10).
Menurut dia, di Kecamatan Kuta Selatan terdapat sejumlah TPS3R yang ada di sejumlah desa/kelurahan. Mulai dari Kelurahan Benoa, Kelurahan Tanjung Benoa dan juga Desa Pecatu. Selain itu ada juga di TPST Samtaku yang terletak di Kelurahan Jimbaran. Dengan keberadaan tempat pengolahan sampah sendiri semuanya bisa tertangani dengan baik. “Total keseluruhan TPS3R di Kuta Selatan ada 5. Rinciannya 3 di Benoa, 1 di Tanjung Benoa dan 1 di Pecatu, ini di luar TPST Samtaku,” jelasnya.
Menariknya, lanjut Gede Arta, ada sejumlah jasa sampah dari wilayah lain yang justru membuang sampah ke wilayah Kuta Selatan. Jasa sampah itu bekerja sama dengan TPST Samtaku untuk mengolah sampah. Meski demikian, dia tidak merinci secara pasti sampah yang masuk ke wilayah Kuta Selatan dari wilayah lain.
“Di TPST Samtaku itu pengolahannya lengkap. Jadi, ada jasa sampah yang sudah bekerja sama. Bukan hanya dari wilayah Kuta Selatan, tapi dari luar kecamatan juga ada,” ungkap Gede Arta.
Meski sejauh ini tidak ada keluhan terkait sampah, Gede Arta berharap agar masyarakat lebih memperhatikan dan mengolah sampah dengan baik, sehingga dengan kondisi lingkungan yang bersih dan bebas dari sampah akan memberikan dampak yang baik untuk masyarakat itu sendiri. Selain itu, citra pariwisata di Kuta Selatan juga akan tetap terjaga.
“Mari bersama-sama jaga lingkungan sekitar. Dengan begitu kondisi masyarakat tetap sehat dan pariwisata semakin maju ke depannya,” ajak Gede Arta. 7 dar
Komentar