Novel Semangati Penyidik KPK
Penyiraman air keras kepada dirinya tak menyurutkan langkahnya
JAKARTA, NusaBali
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menegaskan bahwa kejadian yang menimpa dirinya tak akan berpengaruh pada upaya pemberantasan korupsi.
Hal itu disampaikan melalui video yang direkam oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak. Video tersebut diambil saat Dahnil mengunjungi Novel di Singapura. Menurut dia, orang yang menyerangnya berharap langkahnya terhenti dengan kejadian pada 11 April 2017 subuh.
"Begitu juga dengan harapan orang-orang yang berupaya menyerang saya dan hentikan langkah korupsi, saya ingin menunjukkan bahwa harapan orang-orang itu akan sia-sia. Tidak akan ada gunanya," ujar Novel dalam video yang diterima kompas pada Selasa (25/7).
Akibat penyiraman air keras itu, Novel yang merupakan kepala satgas penyidikan kasus dugaan korupsi e-KTP itu harus vakum sementara waktu. Namun, ia meyakini proses penyidikan di KPK tidak akan terpengaruh dengan kasus tersebut. "Saya tegaskan bahwa itu tidak akan bisa sebagaimana yang mereka harapkan," kata Novel.
"Dengan ini kita harap ke depan kita semakin kuat dan perhatian dengan kepentingan negara dan bangsa dan kepentingan orang banyak," kata Novel.
Sebelumnya, Novel Baswedan pada 11 April 2017 diserang dengan air keras oleh oknum tak dikenal, usai Novel melakukan shalat subuh berjamaah di sekitar kediamannya.
Hingga lebih dari 100 hari pasca kejadian itu, polisi belum juga menetapkan satupun tersangka. Diduga pelaku terdiri dari dua orang yang berboncengan mengendarai sepeda motor. Akibatnya, air keras itu mengenai mata dan mencederai mata kirinya.
Dalam sebuah wawancara kepada Time, Novel mengatakan bahwa serangan itu terkait sejumlah kasus korupsi yang ditanganinya. "Begitu banyak korupsi untuk dilawan," kata Novel kepada Time, Kamis (15/6) silam.
Novel pun menduga ada ‘orang kuat’ yang menjadi dalang serangan itu. Bahkan, dia mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi ikut terlibat."Saya memang mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi terlibat," kata Novel.
"Awalnya saya mengira informasi itu salah. Tapi setelah dua bulan dan kasus itu belum juga selesai, saya mengatakan (kepada yang memberi informasi itu), sepertinya informasi itu benar," kata Novel.
Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian sebelumnya mengatakan bahwa Polri berusaha keras untuk menangkap pelaku teror terhadap Novel Baswedan.
Bahkan, Tito menyebut ada kemungkinan keterlibatan Miryam S Haryani, anggota Komisi II DPR periode 2009-2014 yang saat ini terlibat kasus e-KTP.
Saat ini, mata kanan Novel bisa membaca deret angka, namun masih kurang jelas karena lensa yang sering bergeser. Sedangkan, mata kirinya baru sebatas bisa melihat jari. *
Komentar