Kisah Mistis dan Perjuangan di Balik Ogoh-Ogoh ‘Toya Tonya’ Banjar Kaja Panjer
DENPASAR, NusaBali.com - Perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1946 diwarnai dengan berbagai kemeriahan, salah satunya pembuatan ogoh-ogoh. Di Banjar Kaja, Panjer, Denpasar Selatan, ST Dharma Laksana (STDL) menghadirkan ogoh-ogoh megah bertema ‘Toya Tonya’.
Namun, di balik kemegahannya, terdapat kisah mistis dan perjuangan luar biasa yang dialami para pemuda STDL dalam menyelesaikan ogoh-ogoh ini.
I Gede Putu Adi Satria Wibawa (Utuk), selaku ketua panitia ogoh-ogoh tahun 2024, menceritakan berbagai peristiwa aneh yang terjadi selama proses pembuatan.
"H-3 hingga H-4 sebelum penilaian, kami sempat mengalami kendala pemasangan tapel yang gagal 2-3 kali. Padahal sebelum ogoh-ogoh ini selesai, kami sudah mengukur dan mencocokkannya,” ungkap Utuk.
Ogoh-ogoh juga sempat terbakar karena terkena percikan api dari alat las besi. Untungnya tidak terbakar secara total.
Bagian caling (taring) ogoh-ogoh juga sempat patah. Kejadian-kejadian tersebut membuat para pemuda STDL panik dan sempat patah semangat. "Bahkan beberapa rekan kami sampai menangis," imbuh Utuk.
“Banyak kejadian di luar kendali kami yang tidak bisa kami kendalikan. Akhirnya, kami memutuskan untuk mengatur upacara ngaturang pejati dan sembahyang bersama,” jelas Utuk.
Setelah itu, keajaiban datang dan semua berjalan secara pelan-pelan, akhirnya ogoh-ogoh ini selesai meskipun masih banyak kekurangan yang belum dapat kami maksimalkan.
"Setelah itu, keajaiban datang. Semua berjalan lancar dan ogoh-ogoh ini selesai meskipun masih ada beberapa kekurangan," kata Utuk.
Ogoh-ogoh ‘Toya Tonya’ memiliki tinggi hampir 5 meter, lebar 6 meter, dan menampilkan 3 karakter: Dewa Indra, Mayadenawa, dan seekor gajah.
Bagian terumit dari ogoh-ogoh ini adalah konstruksinya yang memakan waktu pengerjaan cukup lama dan sempat patah dua kali.
"Kami menambahkan penggerak dengan teknologi yang bergerak, seperti bagian cakra belakang Dewa Indra, kepala Mayadenawa, dan sayap," jelas Utuk.
Anggaran ogoh-ogoh ini diplot Rp 38 juta. Untuk persiapan malam pangerupukan, konsumsi, dan kebutuhan lainnya, diperkirakan akan mencapai Rp 45 juta hingga 50 juta.
Perjuangan dan kegigihan para pemuda ST Dharma Laksana dalam menyelesaikan ogoh-ogoh ‘Toya Tonya’ patut diapresiasi. Kisah mistis dan perjuangan mereka menjadi bukti bahwa tradisi Nyepi bukan hanya tentang kemeriahan, tetapi juga tentang dedikasi dan nilai-nilai spiritual yang dipegang teguh. *m03
Komentar