Cuaca Ekstrem, 20 Titik Bencana Dalam Sehari
SINGARAJA, NusaBali - Cuaca ekstrem dampak siklon tropis yang melanda Bali juga masih dirasakan di Buleleng. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng mencatat 20 dampak bencana dalam satu hari, Kamis (14/3) kemarin.
Pusat Pengendalian dan Operasional (Pusdalops) BPBD Buleleng, mencatat bencana akibat hujan deras dan angin kencang Kamis kemarin tersebar di belasan desa wilayah Buleleng. Bencana pohon tumbang mendominasi di 14 titik. Rata-rata pohon tumbang merupakan pohon perindang jalan. Namun ada pula pohon tumbang yang menimpa rumah warga dan juga Pura Bale Agung di Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula Buleleng.
Selain itu dampak angin deras menerbangkan atap 3 bangunan rumah, 1 atap dapur dan 3 atap warung warga. Masing-masing ada di Desa/Kecamatan Busungbiu (atap rumah), Desa Sepang Kecamatan Busungbiu (atap rumah), Desa Anturan Kecamatan Buleleng (atap rumah), Desa Banyupoh Kecamatan Gerokgak (3 atap warung) dan satu atap dapur di Desa Depeha, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengatakan, bencana yang terjadi di Buleleng adalah dampak hujan deras dan angin kencang. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Buleleng, tetapi terjadi di beberapa daerah di Bali.
“Dari sejumlah bencana yang laporannya sudah masuk ke kami, satu bangunan pura di Desa Sembiran mengalami rusak berat, 7 lainnya mengalami rusak sedang. Sisanya tidak menimbulkan kerugian material,” jelas Ariadi.
Hingga petang kemarin, BPBD Buleleng masih melakukan penanganan dan asesmen kerugian material. Banyaknya peristiwa bencana membuat BPBD Buleleng membagi dan memprioritaskan penanganan yang bersifat darurat. BPBD Buleleng dalam penanganan juga banyak dibantu masyarakat dan relawan bencana.
Ariadi pun menghimbau kepada masyarakat Buleleng untuk tetap berhati-hati bepergian saat cuaca ekstrem. Sesuai dengan peringatan dini BMKG wilayah III Denpasar, cuaca ekstrem yang disertai hujan deras dan angin kencang diprediksi masih terjadi di pertengahan bulan Maret ini.
“Masyarakat Buleleng yang menggunakan jalur Singaraja-Denpasar, terutama di daerah Gitgit, Wanagiri, Pancasari dan kawasan rawan longsor dan pohon tumbang untuk berhati-hati,” pesan Ariadi.7 k23
Selain itu dampak angin deras menerbangkan atap 3 bangunan rumah, 1 atap dapur dan 3 atap warung warga. Masing-masing ada di Desa/Kecamatan Busungbiu (atap rumah), Desa Sepang Kecamatan Busungbiu (atap rumah), Desa Anturan Kecamatan Buleleng (atap rumah), Desa Banyupoh Kecamatan Gerokgak (3 atap warung) dan satu atap dapur di Desa Depeha, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengatakan, bencana yang terjadi di Buleleng adalah dampak hujan deras dan angin kencang. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Buleleng, tetapi terjadi di beberapa daerah di Bali.
“Dari sejumlah bencana yang laporannya sudah masuk ke kami, satu bangunan pura di Desa Sembiran mengalami rusak berat, 7 lainnya mengalami rusak sedang. Sisanya tidak menimbulkan kerugian material,” jelas Ariadi.
Hingga petang kemarin, BPBD Buleleng masih melakukan penanganan dan asesmen kerugian material. Banyaknya peristiwa bencana membuat BPBD Buleleng membagi dan memprioritaskan penanganan yang bersifat darurat. BPBD Buleleng dalam penanganan juga banyak dibantu masyarakat dan relawan bencana.
Ariadi pun menghimbau kepada masyarakat Buleleng untuk tetap berhati-hati bepergian saat cuaca ekstrem. Sesuai dengan peringatan dini BMKG wilayah III Denpasar, cuaca ekstrem yang disertai hujan deras dan angin kencang diprediksi masih terjadi di pertengahan bulan Maret ini.
“Masyarakat Buleleng yang menggunakan jalur Singaraja-Denpasar, terutama di daerah Gitgit, Wanagiri, Pancasari dan kawasan rawan longsor dan pohon tumbang untuk berhati-hati,” pesan Ariadi.7 k23
Komentar