nusabali

Terkait Dugaan Peretasan Sistem Reservasi Hotel

Khawatir Pengaruhi Okupansi, PHRI Bali Siaga

  • www.nusabali.com-terkait-dugaan-peretasan-sistem-reservasi-hotel

Bali tengah memasuki high season. Suryawijaya khawatir jika sistem reservasi terganggu, hal ini bisa mempengaruhi operasional hotel secara signifikan.

MANGUPURA, NusaBali
Kabar peretasan akun Google Bisnis yang menimpa sejumlah hotel tengah ramai diperbincangkan di berbagai daerah, termasuk Bali. Meskipun demikian, hingga saat ini Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali belum menerima laporan resmi terkait insiden yang menjadi perbincangan pelaku jasa akomodasi sejak Minggu (11/8) malam.

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua PHRI Bali I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, Senin (12/8). "Memang terkait dengan peretasan sistem reservasi hotel itu beberapa daerah dari kemarin malam ramai diperbincangkan, namun secara resmi belum ada yang melapor ke asosiasi di Badung dan di Bali," ujarnya. 

Sebagai langkah antisipatif, Suryawijaya menegaskan telah melakukan koordinasi dengan Ketua PHRI Pusat untuk melaporkan masalah ini langsung ke bagian siber di kepolisian. Dia juga mengimbau pihak hotel yang mengalami peretasan agar segera melaporkan insiden tersebut ke pihak yang berwenang, khususnya ke bagian siber yang memiliki keahlian dalam menangani kasus seperti ini.

"Sampai saat ini secara resmi kita belum tahu apa dampaknya, saya belum pastikan apakah hanya sistem reservasinya saja yang dikacaukan atau ada dampak lain," lanjut Suryawijaya yang juga Ketua PHRI Badung.

Meskipun isu peretasan ini telah menyebar luas, Suryawijaya menegaskan bahwa hingga kini belum ada aduan resmi dari hotel-hotel di Bali, termasuk di Kabupaten Badung, terkait peretasan ini. Dia juga berjanji akan memberikan informasi lebih lanjut jika ada perkembangan terkait kasus ini.

Saat ini, Bali tengah memasuki musim ramai wisatawan (high season) dengan tingkat okupansi hotel yang diperkirakan mencapai rata-rata 80 persen, dan beberapa hotel bahkan fully booked. Suryawijaya khawatir jika sistem reservasi terganggu, hal ini bisa mempengaruhi operasional hotel secara signifikan.

"Saya imbau agar hotel yang terdampak segera berkoordinasi dengan Subdit Siber Polda Bali supaya segera bisa dianalisis bahaya dan pengaruhnya," tegas Suryawijaya.

Suryawijaya juga mencatat bahwa kejadian peretasan seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya di Bali, khususnya Badung, sehingga pihaknya belum memiliki pengalaman dalam menghadapi situasi semacam ini. Dia menekankan pentingnya kerja sama dengan bagian siber untuk mengatasi masalah ini dengan efektif. “Kejadian serupa sebelumnya belum pernah, makanya kita belum ada pengalaman untuk menghadapi ini. Kita harus kerjasama dengan siber,” katanya. 

Sebelumnya, PHRI Surabaya mengkonfirmasi kejadian peretasan akun Google Bisnis yang menimpa beberapa hotel di wilayahnya, termasuk di Jakarta, Bandung, Semarang, Bali hingga Makassar. Peretasan tersebut diduga dilakukan oleh pelaku lokal karena nomor WhatsApp (WA) dari beberapa hotel yang tertera di akun Google Bisnis telah diganti dengan nomor telepon lokal.

Dalam upaya menangani masalah ini, PHRI terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengatasi dampak lebih lanjut dari peretasan sistem reservasi hotel, terutama di Bali yang menjadi salah satu tujuan wisata utama di Indonesia.

Sementara, Ketua PHRI Hariyadi BS Sukamdani menyampaikan segera melaporkan kasus peretasan akun Google Bisnis milik sejumlah hotel ke Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). “Pelaporan ini akan dilakukan juga oleh Badan Pengurus Daerah (BPD) dan Badan Pengurus Cabang (BPC) PHRI melalui Kepolisian Daerah (Polda) dan Kepolisian Resor (Polres) di wilayah masing-masing,” ujar Hariyadi BS Sukamdani di Jakarta, Senin (12/8) seperti dilansir Antara. 

Dia menuturkan insiden yang terjadi pada Minggu (11/8) tersebut menimpa sejumlah hotel di berbagai wilayah, seperti Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Selatan. Melalui peretasan tersebut, lanjutnya, pelaku mengganti nomor WhatsApp (WA), nomor rekening bank, serta informasi lainnya terkait proses reservasi kamar pada akun milik hotel yang menjadi target dari tindak kejahatan tersebut.

“Manajemen hotel yang akun bisnisnya diretas juga akan memberikan informasi kepada publik melalui berbagai cara, salah satunya melalui media sosial dan website perusahaan agar konsumen berhati-hati dalam melakukan reservasi di hotel melalui akun Google Bisnis,” imbau Hariyadi.

Selain itu, pengelola hotel juga diharapkan untuk segera menindaklanjuti kejadian ini agar tidak ada korban akibat peretasan yang terjadi dengan melaporkan informasi yang tidak benar ke Google melalui fitur “Suggest an edit” di akun Google Bisnis mereka masing-masing.

Kepada masyarakat, Hariyadi mengimbau untuk langsung menghubungi kanal resmi hotel yang dituju, seperti media sosial maupun website, serta mengonfirmasi kembali nomor rekening hotel melalui kanal resmi tersebut guna menghindari penipuan. "Pihak hotel tidak akan bertanggung jawab atas penipuan yang terjadi pada akun Google Bisnis,” imbuh Hariyadi. 7 ol3, ol1, ant

Komentar